BANDA ACEH – Mahasiswa Mata Kuliah Kelas Politik Asia Tenggara mengadakan nonton bareng & bedah film di Ruang Teater FISIP UIN Ar-Raniry pada Kamis (30/3/2023) di Banda Aceh.
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari integrasi mata kuliah dalam Mata Kuliah Politik Asia Tenggara dengan tema “Meningkatkan Semangat Berparadigma Kritis melalui Diskusi dan Bedah Film”.
Acara dibuka oleh moderator, Saudari Fitri Sofia Hakim pada pukul 09.30 yang dihadiri oleh 60-an peserta dari kalangan mahasiswa & dosen dan kemudian dilanjutkan dengan pembukaan kegiatan dan sambutan oleh Kaprodi Ilmu Politik, Rizkika Lhena Darwin, M.A di Ruang Teater FISIP UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Dalam keterangan tertulis yang diterima HARIANACEH.co.id, Kamis (30/3/2023) siang, Bedah Film itu menghadirkan tiga orang narasumber.
Narasumber pertama mewakili unsur mahasiswa, Ramadhan Fitriani dengan menyampaikan narasi tentang film yang menceritakan tentang sejarah kelam Kamboja pada 1975-1979 yang dikuasai oleh Rezim Khmer Merah yang dipimpin oleh Poll Pot dalam rangka untuk menyingkirkan pengaruh barat dan membuat masyarakat menjadi setara sebagai petani agraris sehingga tidak ada kesenjangan sosial.
Narasumber yang kedua yaitu Melly Masni, M.I.R yang dalam paparannya menyebutkan bahwa ketika militer AS meninggalkan Vietnam & Kamboja, Pasukan Khmer Merah mengambil alih sehingga jutaan orang Kamboja mengungsi dan terbunuh.
Menariknya, kata Melly Masni. Khmer Merah justru berseberangan dengan Pemerintah Gerakan Komunis Kamboja yang berawal dari Partai Revolusi Rakyat Khmer yang dibentuk pada 1951 di bawah naungan Viet Minh, sebuah Partai Kemerdekaan Vietnam.
Kemudian, ada Dr.Phil. Saiful Akmal, M.A sebagai narasumber ketiga yang juga pengampu Mata Kuliah Politik Asia Tenggara dengan menyebutkan bahwasanya plot dari film ini adalat alur ceritanya maju mundur dan dramatis.
“Film yang dibangun secara emosional sehingga memberikan wacana kritis di mana ending film yang disutradarai oleh Angelina Jolie ini memberikan pesan kuat tentang versi damai oleh (negara) si pembuat film,” ucap Saiful Akmal.
Kata Saiful Akmal lagi. Termasuk di dalamnya pesan yang implisit bahwa sebenarnya perang di Kamboja yang sedang berkecambuk saat itu sebenarnya adalah akses panjang dari Perang Dunia II dan Perang Dingin.
“Tentunya antara ideologi liberalisme kapitalisme dengan ideologi sosialisme komunisme,” timpal Saifu Akmal.
Kegiatan nobar & bedah film berakhir pada pukul 12.30 yang ditandai dengan penyerahan sertifikat kepada narasumber yang diserahkan langsung oleh Wadek II FISIP UIN Ar-Raniry dan didampingi oleh Kaprodi Ilmu Politik, lalu dilanjutkan dengan foto bersama seluruh peserta dan narasumber beserta dosen.