BANDA ACEH – Sejak beberapa hari yang lalu, Warganet digemparkan oleh ulah Hacker yang bernama Bjorka. Dirinya berhasil membocorkan data SIM Card sebanyak 1,3 Juta penduduk Indonesia.
Bukan hanya data penduduk, data Presiden Jokowi juga menjadi target sasaranya.
Sebelumnya, Bjorka semakin dikenal publik setelah berhasil mengungkap data salah satu bagian dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
Hal tersebut membuat respon kepada Bjorka dengan kata “Idiot” berkat aksinya tersebut.
Alhasil, Bjorka membalas ujaran “idiot” dengan menyebarkan data diri Jhonny G Plate yang merupakan Menteri Komunikasi dan Informasi melalui grup Telegramnya hingga tersebar ke media social Twitter.
Jhonny Plate memberikan penjelasan bahwa persoalan ini bukan tentang tupoksi dari kementerianya.
Kominfo menjelaskan bahwa lembaga institusinya hanya melakukan tugas di bawah hukum yang tersedia.
Apabila ada hal yang melampaui kekuasaan hingga berseberangan dengan tupoksi lembaga, seperti adanya penyerangan Siber.
Hal tersebut diluar kewenangan karena bagian dari ruang digital yang secara domain dan teknis merupakan bagian dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Hingga saat ini, BSSN belum memberikan respon secara resmi tentang kebocoran dokumen negara.
Karena berdasarkan tupoksi, tanggung jawab ini merupakan milik BSSN.
Sebelumnya BSSN juga tidak berhasil menyelamatkan data yang Bjorka bocorkan yaitu 679.180 database penduduk Indonesia ditahun 2020.
Dia bahkan menjual untuk ratusan ribu data warga Indonesia pada tahun tersebut.
Melalui akun Twitter @darktracer_int, Bjorka mengungkapkan bahwa data yang telah dibobol olehnya antara lain, kebocoran data 17 pelanggan PLN dan 26 juta data user indihome.
Bjorka bahkan membongkar surat rahasia untuk Jokowi termasuk BIN diantaranya satu permohonan jamuan snack dari kepala bagian protokol dan tata usaha pimpinan.
Kemudian, permohonan dukungan sarana dan prasarana pengiriman kepala pusat pendidikan dan pelatihan.
Dan yang terakhir surat mengenai pemberhentian jabatan administrator dan pengangkatan dalam jabatan pimpinan tertinggi.
Dan yang terbaru, Bjorka meyebarkan data pribadi Presiden dan Wakil presiden, Jokowi dan Ma’ruf Amin.
Beberapa aksi terakhirnya tertuju kepada data yang berkaitan dengan Presiden, keberanianya semakin muncul setelah warganet ramai membela aksi Hacker Bjorka.
Hal ini bisa saja didasari karena masyarakat sudah mulai kecewa kepada pemerintah atas kenaikan BBM yang berimbas kepada bahan pokok lainya. Ditambah pemerintah tidak dapat menangani kebocoran data sejak tahun 2020.
Sampai detik ini, Pemerintah belum memberikan respon atas tindakan Hacker Bjorka mengenai kobocoran data Presiden dan wakil Presiden.***