Jumat, 15/11/2024 - 14:33 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

LIFESTYLE

Makna Baju Demang yang Dipakai Gibran saat Pelantikan, JJ Rizal: Identik dengan Musuh Pitung

BANDA ACEH –  Saat pelantikan sebagai wakil presiden, Gibran Rakabuming Raka mengenakan baju adat betawi yang diketahui merupakan Baju Demang Betawi.Dalam akun x pribadinya, sejarawan JJ Rizal turut mengungkapkan baju yang dipakan putra sulung Joko Widodo itu.

Kata dia, baju ini justru identik dengan musuh Si Pitung.

“baju yg dikenakan gibran dalam sejarah betawi disebut baju demang karena identik sebagai pakaian dinas demang yg dlm cerita rakyat betawi identik dgn musuhnya bang pitung krn jadi antek kompeni,” jelasnya dikutip Tribun Jakarta, Senin (21/11/2024).

Lantas bagimana dengan maknanya?.

Merujuk pada acara-acara sebelumnya, Baju Demang bukan pertama kalinya dipakai dalam acara formal.

Dilansir dari Kompas.com, Ma’ruf Amin juga pernah mengenakan pakaian tersebut saat masih menjabat sebagai Wakil Presiden RI.

Salah satunya saat menghadiri sidang MPR RI tahun 2023.

Sebaga informasi, Baju Demang dianggap sebagai pakaian resmi masyarakat Betawi saat menghadiri upacara adat maupun agenda formal lainnya, seperti disampaikan Abdurachman, dkk dalam buku Pakaian Adat Tradisional Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta (1995).

Sebutan ‘Demang’ sendiri merujuk pada pejabat resmi pemerintahan. 

Di mana untuk saat ini, mungkin sejajar dengan bupati. 

Baju Demang umumnya terdiri dari jas tertutup berwarna gelap dilengkapi dengan kantong di bagian depan, dua di atas dan dua di bawah. 

Kemudian, kain sarung lasem diikatkan pada bagian pinggang secara serong. 

Selanjutnya pakaian adat tersebut dilengkapi dengan hiasan rantai di dada, yang biasanya terbuat dari emas. 

Baju Demang turut digunakan sebagai baju resmi pejabat atau ASN Jakarta.

Bedanya ada pada penutup kepala. Sebab pada dahulu, para Demang atau pejabat mengenakan surjan sebagai penutup kepala.

Sementara ASN Jakarta mengenakan peci sebagai penuutp kepala.

Sebab setelah kemerdekaan RI, mayoritas warga Betawi mengenakan kopiah sebagai penutup kepala pelengkap Baju Demang. 

Pemilihan kopiah tersebut terinspirasi dari tokoh Bung Karno dan Bung Hatta. 

Adapun salah satu ciri khas Baju Demang adalah kain sarung batik yang dilipat di atas celana panjang.

Letaknya di bawah baju jas dengan posisi agak miring atau serong. Oleh sebab itu, pakaian ini juga dikenal dengan nama pakaian Ujung Serong.

Namun, di sisi lain, Baju Demang diduga oleh Pemilik Sanggar Nusantara Dot Com Bachtiar Jamaluddin menjadi pesan yang disampaikan berkaitan dengan pemindahan Ibu Kota dari Jakarta ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Pemilihan baju Betawi masih rasa terima kasih kepada Jakarta yang sudah tidak lagi menjadi Ibu Kota,” ujarnya kepada Kompas.com.

Baju Demang yang dikenakan dipandang ingin menyampaikan apresiasi terhadap Jakarta yang telah mengemban tugas sebagai Ibu Kota secara resmi sejak tahun 1966.

“Kemudian, pemilihan jas tutup Palembang (kombinasi jas demang dan songket Sumatera Selatan) yang digunakan pak Prabowo melambangkan keberagaman kelompok etnik (di Indonesia),” ujar Bachtiar. 

Selain itu, pemilihan baju ini juga disebutnya sebagai kepraktisan. Pasalnya, cara menggunakan jas demang sama seperti jas pada umumnya.


Reaksi & Komentar

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِندَ اللَّهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا ۚ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ البقرة [217] Listen
They ask you about the sacred month - about fighting therein. Say, "Fighting therein is great [sin], but averting [people] from the way of Allah and disbelief in Him and [preventing access to] al-Masjid al-Haram and the expulsion of its people therefrom are greater [evil] in the sight of Allah. And fitnah is greater than killing." And they will continue to fight you until they turn you back from your religion if they are able. And whoever of you reverts from his religion [to disbelief] and dies while he is a disbeliever - for those, their deeds have become worthless in this world and the Hereafter, and those are the companions of the Fire, they will abide therein eternally. Al-Baqarah ( The Cow ) [217] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi