Presiden Joko WIdodo (Jokowi) wajib dimakzulkan sekarang juga sebelum Indonesia benar-benar rubuh.
Pernyataan itu disampaikan mantan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Atma Jaya 2015 Gatot Goenapradja, kepada KBA News, di Jakarta, Senin, 11 Maret 2024.
Menurut Gatot, begitu sapaan akrabnya, gaya Jokowi memimpin terlihat tidak otoriter atau sangar. Sikap kesederhanaan yang dipertontonkan selama ini kepada publik baru terkuak ternyata palsu, diam-diam Jokowi jago akting. Rakyat tertipu dengan gaya plonga-plongo yang ndeso.
Lanjutnya, tak disangka diam-diam Jokowi menyimpan ambisi luar biasa dengan menyusun kekuatan maha besar tidak tanggung-tanggung membangun dinasti Politik bagi keluarganya, jauh lebih mengerikan dibandingkan di era rezim Orde Baru yang indentik dengan Dinasti Cendana (keluarga mantan Presiden RI Soeharto).
Kemudian, tambah Gatot, menyusul Dinasti Cikeas yang ditikung lebih dulu oleh Gibran, dulu partai berlambang bintang mercy itu oposisi, kini bergabung di kabinet Jokowi usai sang “Putra Mahkota” Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendapat hadiah jabatan Menteri ATR/BPN belum lama ini.
“Inilah hebatnya Jokowi. Semua tersusun sangat rapih, terstruktur, sistematis dan masif (TSM) dari awal hingga proses pemilu sampai akhir pemilu dibantu para pendukungnya, kekuatan raksasa oligarki. Kekuasaan Jokowi masih berpengaruh besar. Jokowi mampu mengimbangi oligarki meski harus mengorban banyak untuk bangsa dan negara.”
Dia menuturkan Jokowi berhasil memenangkan tiga agenda sekaligus yakni Gibran Rakabuming Raka si “anak haram” MK, lolos jadi cawapres dengan mengelabui konstitusi, lalu putera si bungsu Kaesang Pangarep jadi ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) secara instan yang sebentar lagi berhasil membawa PSI masuk senayan.
“Terakhir menggolkan capres 02 Prabowo-Gibran memenangkan pemilu yang dibilang pengamat terburuk sepanjang masa sejarah Indonesia karena sarat dengan kecurangan,” ujarnya.
Terkait suara PSI yang melonjak secara tiba-tiba mendekati 4 persen ambang batas masuk senayan, sedari awal, dia sudah menduga bakal terjadi operasi penggelembungan suara PSI pada Pemilu 2024. Dia pun meminta agar kecurangan tersebut di hentikan demi keberlangsungan demokrasi Indonesia.
“Banyak operasi senyap dalam lonjakan perolehan suara PSI belakangan ini, oleh sebab itu, indikasi penggelembungan suara PSI di sistem rekapitulasi suara(Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum(KPU) yang hampir menembus 4 persen. Rekayasa penggelembungan suara PSI harus di tolak, secara tegas.”
Kata dia, PSI diprediksi tidak lolos sebagai peserta pemilu, hanya karena campur tangan Jokowi, berupa kekuasaan saat ini sehingga PSI lolos. Semua angka tidak masuk akal mengingat PSI sebagai partai baru yang tanpa infrastruktur mengakar dan kebanyakan caleg RI-nya minim sosialisasi ke pemilih.
“Setiap penggeseran suara tidak sah menjadi suara PSI, merugikan perolehan suara seluruh partai politik dan peserta pemilu. Hal ini di selesaikan dalam hak angket mendatang.”
“Tidak tertutup kemungkinan, ucap dia, aparat-aparat negara lainnya kita panggil. Soal laporan kecurangan kepada Bawaslu, ini diproses sesuai mekanisme yang berlaku. Tapi secara politik, DPR akan melakukan percepatan dan terobosan melalui hak angket agar tindakan-tindakan dan kecurangan pemilu dihentikan.
Gatot mengatakan kekuasan Jokowi semakin kuat ketika dinasti politiknya berjalan mulus. Tidak hanya anaknya tetapi juga menantunya Bobby Nasution suami dari Kahiyang Ayu yang kini menjabat sebagai Walikota Medan pasti akan melirik kursi gubernur Sumatera Utara. Kemudian menyusul 20 tahun cucunya Jan Ethes (anak Gibran dengan Selvi Ananda) akan duduk di kursi empuk kekuasaan.
“Lengkaplah sudah dinasti politik Jokowi yang sudah diperhitungkan secara matang mulai dari anak, menantu sampa cucu tidak menutup kemungkinan akan disiapkan untuk bisa jadi presiden. Tetapi ingat, manusia boleh berencara tetapi Tuhan yang menentukan takdirnya.”
Sehebat dan sekuat apapun kekuasaan, tambah Gatot, kalau rakyat sudah turun ke jalan melakukan massa aksi maka kekuasaan itu akan runtuh. Itu lah siklus kekuasaan pasti akan jatuh kalau kekuasaannya itu sudah menghianati rakyat tinggal tunggu waktunya saja untuk tumbang.