Jumat, 15/11/2024 - 16:15 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Mantan Menkes Naik Pitam, Sebut Masyarakat Indonesia jadi Kelinci Percobaan Nyamuk Wolbachia

BANDA ACEH – Mantan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Siti Fadillah Supari bereaksi keras setelah pemerintah melalui Kemenkes RI berencana menyebarkan telur nyamuk wolbachia sebagai langkah pengendalian demam berdarah dengue (DBD).

Menkes RI era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengaku heran lantaran menurutnya masyarakat Indonesia hanya dijadikan sebagai kelinci percobaan dari program World Mosquito Program (WMP) yang merupakan bagian dari Monash University.

“Ini adalah sesuatu ketidaknyamanan bagi kami bagi rakyat Indonesia kalau ada hal yang seperti ini, mungkin harus ada tata cara bagaimana kalau rakyat itu digunakan satu penelitian jadi jangan begitu saja rakyat itu dipakai seperti itu,” ungkap Siti dalam sebuah tayangan video yang diunggah akun YouTube, Jakarta, dikutip Jumat (17/11/2023).

Sejauh ini, Kemenkes menurut Siti cukup berhasil mengendalikan DBD. Sehingga tidak ada kasus kematian yang membuat heboh. Siti pun mempertanyakan jika kemudian ada riset baru yang dilakukan secara tidak transparan.

“Kami tidak menolak penelitian oleh siapapun. Tetapi kalau mereka menggunakan masyarakat kita dalam penelitian itu harusnya ada cara yang lebih transparan,” tegas Siti.

Upaya penolakan masyarakat Bali terkait akan disebarkannya jentik nyamuk berbakteri Wolbachia di tempat mereka mendapat dukungan dari Siti.

“Jadi ini adalah programnya WMP, meliputi dari 11 negara, yaitu Vanuatu, Indonesia, Australia kemudian Sri Lanka, Vietnam, Kolombia, Meksiko, Fiji dan Kiribati. Sementara Singapura tidak jadi, tetapi di Indonesia tidak ada yang, apakah betul masyarakat kita menyetujui atau tidak saya tidak tahu,” tegasnya.

Lantas demikian Kemenkes pun resmi menunda penyebaran jentik nyamuk Wolbachia tersebut di Bali. 

Sementara, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan penundaan lebih disebabkan oleh kurangnya penyiapan masyarakat, serta informasi yang belum sepenuhnya tersampaikan.

“Penundaan lebih kepada kurang optimalnya persiapan masyarakat, sehingga ada pihak yang merasa belum mendapatkan informasi yang sebenarnya,” terang Nadia dalam keterangan persnya, Kamis (16/11/2023).


Reaksi & Komentar

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنتَ مَوْلَانَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ البقرة [286] Listen
Allah does not charge a soul except [with that within] its capacity. It will have [the consequence of] what [good] it has gained, and it will bear [the consequence of] what [evil] it has earned. "Our Lord, do not impose blame upon us if we have forgotten or erred. Our Lord, and lay not upon us a burden like that which You laid upon those before us. Our Lord, and burden us not with that which we have no ability to bear. And pardon us; and forgive us; and have mercy upon us. You are our protector, so give us victory over the disbelieving people." Al-Baqarah ( The Cow ) [286] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi