BANDA ACEH – Kajian ilmiah akademik menunjukkan bahwa mayoritas Yahudi zaman sekarang ini yang menjajah Palestina bukanlah dari keturunan Bani Israel yang dulu pernah hidup di Palestina. Mayoritas Yahudi sekarang ini, mereka dari keturunan Yahudi Khazar.
Anehnya, mereka mengklaim, secara historis Palestina adalah tanah mereka. Sejarah dan peninggalan mereka terikat dengan Palestina. Mereka adalah penduduk asli di tanah Palestina.
“Selain mereka bukanlah penduduk asli di sana, tidak lebih hanya sekadar orang-orang yang numpang lewat saja,” tulis Dr Muhsin Muhammad Shaleh dalam bukunya berjudul “Ardhu Filistin wa Sya’buha” yang diterjemahkan Warsito, Lc menjadi “Tanah Palestina dan Rakyatnya”.
Orang Yahudi menunjuk klaim ini didasarkan pada masa-masa kekuasaan Daud dan Sulaiman as juga keberadaan negara ‘Israel’ dan Yahuda di Palestina dan lain sebagainya.
Mereka mengklaim Palestina berkaitan dengan afiliasi kaum (kebangsaan) dan susunan ras mereka. Lalu, dapatkah orang-orang Yahudi zaman sekarang ini membuktikan bahwa mereka adalah keturunan Bani Israel yang pernah hidup di Palestina sebelum 2000 tahun yang lalu?
Kajian ilmiah akademik untuk sejumlah orang Yahudi sendiri, termasuk kajian seorang penulis terkenal A. Koestler dalam bukunya “The Thirteenth Trible: The Khazar Empire and its Heritage”, menunjukkan bahwa mayoritas yang menentukan Yahudi zaman sekarang ini bukanlah dari keturunan Bani Israel yang dulu pernah hidup di Palestina.
Mayoritas Yahudi sekarang ini, mereka dari keturunan Yahudi Khazar, mereka aslinya dari kabilah Tartar Kuno yang hidup di kawasan Kaukas, yang pada abad ke-6 M mereka mendirikan kerajaan sendiri di wilayah barat laut dari laut Khazar (Khazwin).
“Pada abad ke-8 kerajaan ini mengalami Yahudisasi, hingga raja kerajaan ini yang bernama Polan masuk Yahudi pada tahun 740 M,” ujarnya.
Kerajaan Khazar ini jatuh pada akhir abad ke-10 dan awal abad ke-11 di tangan kekuatan aliansi Rusia dan Byzantium. Selanjutnya orang-orang Yahudi menyebar di Rusia, Eropa Timur dan Eropa Barat. Sebagian dari mereka menatap di bumi Andalusia pada masa pemerintahan Islam.
Setelah Andalusia jatuh ke tangan penjajah Spanyol, orang-orang Yahudi ramai-ramai hijrah ke wilayah Afrika Utara hingga mereka mendapatkan perlindungan kasih sayang dari kaum muslimin di sana.
Bukan Bani Israil
Jadi, ujar Muhsin Muhammad Shaleh, orang-orang Yahudi sekarang ini bukanlah kelanjutan sejarah yang sah bagi Bani Israel. Penguasaan para nabi dan shalihin atas tanah Palestina dan konflik perang mereka dengan musuh-musuhnya adalah bagian dari sejarah umat tauhid, di mana umat Islam merupakan kelanjutan sejarah mereka.
Orang sudah tinggal di Palestina sejak zaman kuno, yaitu sebelum sekitar satu juta tahun yang lalu. Orang-orang Palestina telah membangun kota tertua di dunia yang bernama Jericho (Ariha) sebelum 10 ribu tahun yang lalu, yaitu pada tahun 8000 SM.
Orang-orang Kan’an telah hijrah (pindah) dari Arab ke Palestina sejak tahun 2500 SM. Mereka hijrah secara besar-besaran dan menyebar sehingga menjadi penduduk utama di seluruh Palestina dan negeri tersebut dikenal dengan nama mereka.
Mereka membangun sebagian besar kota-kota dan desa-desa Palestina, yang pada milinium kedua SM jumlahnya mencapai 200 kota dan desa. Di antaranya adalah kota Syakem (Nablus dan Balatha), Bisan, Asqalan, Aka, Haifa, Khalil (Hebron), Usdud, Aqir, Bi’r Sab’, Bethlehem dan yang lainnya.
Para sejarawan terpercaya berpendapat bahwa masyarakat umum (orang awam) Palestina sekarang ini, terutama yang tinggal di desa-desa, mereka adalah anak keturunan kaum Kan’an dan bangsa Palestina kuno, seperti kaum pelaut Palestina.
Mereka orang-orang Arab dan kaum muslimin yang menetap di negeri tersebut setelah pembebasan Islam atas Palestina, kemudian berbaur dan berasimilasi dengan penduduk asli. Artinya, akar keturunan orang-orang Palestina sekarang ini paling tidak kembali kepada 4500 tahun yang lalu, selama masa itu mereka tidak pernah pergi dan meninggalkan Palestina ke satu tempat lain.[]