BANDA ACEH – Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto yang juga calon presiden nomor urut 2 untuk keempat kalinya mencalonkan diri di pilpres tahun 2024 mendatang.
Meskipun sudah sudah tiga kali gagal dalam pilpres, Prabowo tidak pantang menyerah dan terus mencoba.
Menurut netizen, di Pilpres 2024 ini Prabowo tampil lebih santai dan rileks jika dibandingkan dengan pilpres-pilpres sebelumnya yang terlihat lebih tegas.
Bahkan Prabowo tidak menyadari kalau dirinya saat ini dianggap gemoy oleh warga Indonesia.
Padahal, menurut pengakuan dari tim kampanyenya Prabowo, citra gemoy ini tidak ada dalam rencana dan muncul secara organik di masyarakat.
Jika dilihat dari pengalamannya, Prabowo ini merupakan sosok yang digadang-gadang ikhlas dalam mengabdi pada negeri ini.
“Tapi jika kita menapaktilasi lagi, pak prabowo merupakan sosok yang disebut-sebut ikhlas mengabdikan diri untuk negeri ini,” ucap kreator TikTok @rianfahardhi dilansir oleh HARIANACEH.co.id pada 25 Desember 2024.
Bahkan ketika banyak pihak yang namanya dibesarkan oleh Prabowo dan pergi meninggalkannya ia tidak pernah meminta imbalan ataupun mengharapkan sesuatu.
“Bahkan ketika banyak pihak yang ia besarkan ternyata pergi Pak Prabowo tidak pernah menagih baper,” lanjutnya.
Ia bersikap seperti itu karena menurutnya tidak ada ruang dalam pengabdian, baginya semuanya harus putih dan hitam dalam mengambil tindakan.
Dan tidaklah juga memberikan ruang keragu-raguan, apa lagi melakukan drama serta permainan dalam kata-kata.
Dari sikap yang ia tujukan kepada masyarakat Indonesia, saat ini survei Prabowo memiliki tingkat prestasinya tertinggi.
Hal ini menunjukkan bahwa kampanye yang ia lakukan setidaknya berhasil.
“Kini survei pak prabowo tertinggi, menunjukan strateg kampanyenya setidaknya berhasil,” katanya.
Kampanye yang dilakukan Prabowo sendiri ternyata mirip seperti kampanye pilpres di Filipina.
Saat Bongbong Marcos mencalonkan diri sebagai presiden Filipina ia menggandeng wapres muda yakni Sara Duterte.
Kampanye yang dilakukan juga bertema kegembiraan, visi kesejahteraan, serta pemilih muda juga mendominasi penerobosan internet hingga pemanfaat Ai yang saat ini sedang ramai dipergunakan.
Strategi dan teknik yang dilakukan oleh pilpres dari Filipina ini serupa dengan apa yang dilakukan oleh Prabowo dan Gibran.
Seperti pemanfaat AI dan penerobosan citra yang gemoy, lantas apakan kemenangan Prabowo dan Gibran akan sama dengan kemenangan dari Bongbong Marcos dan Sara Duterte?***