Jumat, 15/11/2024 - 16:04 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

HIBURAN

Mengasuh Anak Tanpa Teriak, Begini Tipsnya

BANDA ACEH – Setiap orang tua memiliki caranya masing-masingn dalam mengasuh anak. Tak sedikit dari mereka (orang tua) menurunkan didikan yang sudah diterapkan sejak masih kecil. Ada yang tegas dengan membentak, ada juga yang tegas dengan cara lemah lembut.

Sebenarnya didikan yang tegas dengan membentak itu perlu diperhatikan. Sebagai orang tua harus paham betul bagaimana sifat dan juga mental anak-anaknya. Terlebih bagi anak yang tidak bisa dibentak, bukannya menurut malah menimbulkan trauma sendiri. Yuk coba mengasuh anak tanpa berteriak (Screamfree Parenting).

Pola asuh ini mengedepankan cara mendewasakan anak agar bisa mengendalikan emosinya guna tidak reaktif akan sesuatu seperti berteriak atau mengamuk.

Irma Gustiana seorang Psikologi anak menyampaikan cara-cara pola asuh tanpa berteriak yang baik. Yang pertama dengan memberikan anak ruang eksplorasi fisik dan emosional. Alasannya, setiap anak berhak menjadikan rumah sebagai tempat yang aman dan nyaman untuk berkembang. Bukan malah mendapatkan tekanan.

Cara lain yaitu mengubah kosakata dalam berkomunikasi. Jangan pernah sekali-kali melabeli anak dengan sebutan yang malah membuatnya sakit hati dan merasa tertekan. Misalnya nakal, bodoh, pemalas, dan semacamnya. Hal tersebut malah bisa mendorong anak menjadi label itu sendiri.

Dan jika anak memang mengalami kegagalan dalam suatu hal, seperti mendapatkan nilai jelek, atau bahkan sampai tinggal kelas, orang tua harus bisa menerimanya dengan bijak. Menenangkan diri agar tidak reaktif terhadap kegagalan anak merupakan kunci dari pola asuh ini.

Istilah orang tua menjadi orang yang paling bertanggung jawab terhadap anak-anaknya adalah hal yang benar. Misalnya di saat anak sedang tantrum atau mengamuk. Bukan bertanggung jawab atas perilakunya, namun atas cara menangani emosi dan tindakan sendiri saat hal itu terjadi.

Jadi tanamkan pada diri sendiri, sebelum menolong anak, sebagai orang tua harus bisa mengontrol emosi dalam diri terlebih dahulu. Seperti contoh jika terjadi hal darurat dalam pesawat. Orang tua terlebih dahulu menggunakan oksigen bantuan, setelah itu orang tua baru menolong anak.

“Belajar untuk menjadi tenang dan berkesadaran, karena ketika kita dikuasai emosi negatif dan kehilangan kendali, maka kita akan kehilangan banyak hal.” Tulis Irma di Instagramnya.

Sumber: Tabloidbintang


Reaksi & Komentar

فَمَنْ خَافَ مِن مُّوصٍ جَنَفًا أَوْ إِثْمًا فَأَصْلَحَ بَيْنَهُمْ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ البقرة [182] Listen
But if one fears from the bequeather [some] error or sin and corrects that which is between them, there is no sin upon him. Indeed, Allah is Forgiving and Merciful. Al-Baqarah ( The Cow ) [182] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi