BANDA ACEH –Pemerintah masih merumuskan kenaikan harga BBM subsidi. Sore ini, para menteri kembali rapat terbatas untuk mengambil kebijakan sebelum dilaporkan ke Presiden Jokowi.
Pertalite dan Solar menjadi dua produk BBM yang disubsidi pemerintah. Saat ini Pertalite dengan RON 90 dijual Rp 7.650 per liter dan Solar dengan CN 48 dijual Rp 5.450 per liter.
Harga eceran Pertalite dan Solar ini sangat jauh dari harga keekonomiannya di tengah melejitnya harga minyak dunia di level USD 90 hingga USD 100 per barel. Hal tersebut diungkapkan Menteri ESDM Arifin Tasrif.
“Keekonomian harga Pertalite Rp 17.200 per liter, CN48 Solar Rp 17.600,” kata Arifin di Kementerian ESDM, Jumat (26/8).
Tak hanya Pertalite dan Solar, harga Pertamax yang saat ini dijual Rp 12.500 per liter juga masih jauh dari harga keekonomiannya. Berdasarkan hitungannya, harga BBM RON 92 itu idealnya dijual Rp 19.900 per liter.
Terkait kapan harga BBM subsidi akan dinaikkan, Arifin enggan menjawab. Pun dengan besaran kenaikan harga BBM subsidi. Dia menegaskan pemerintah belum mengambil kebijakan final yang keputusannya akan diumumkan Presiden Jokowi.
“Kita masih lakukan exercise karena harus hati-hati, banyak pertimbangan yang harus diperhatikan,” ujarnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan jika harga BBM subsidi tak naik, subsidi energi di APBN akan semakin bengkak. Saat ini alokasi subsidi energi di APBN 2022 sudah sentuh Rp 502 triliun.
“Kalau tidak dilakukan apa-apa, tidak ada pembatasan, tidak ada apa-apa, maka Rp 502 triliun tidak akan cukup. Nambah lagi bisa mencapai Rp 698 triliun,” imbuh Sri Mulyani.