Merinding! Kisah Gadis Naik Bus Hantu dari Lampung ke Bekasi

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Seorang gadis bernama Aisyah mengaku alami hal mistis di luar nalar saat melakukan perjalanan menggunakan bus hantu dari Lampung menuju Bekasi, Jawa Barat pada 2019 silam.

Dilihat melalui YouTube RJL 5 Selasa 9 April 2024, Aisyah memulai kisah pengalaman mistis ini saat tiba di salah satu terminal bus di Lampung. Kala itu, kondisi sekitar sepi tidak seperti biasanya, tak banyak orang dan bus yang berjajar menunggu penumpang.

ADVERTISEMENTS

Aisyah mengaku saat itu kebingungan sebab waktu sudah malam. Dia kemudian berjalan mencari seseorang yang bisa ditanya. Namun secara tiba-tiba ada kondektur bus menghampirinya.

ADVERTISEMENTS

“Bekasi-Bekasi-Bekasi, mau ke mana neng?” tanya kondektur bus ke Aisyah.

ADVERTISEMENTS

“Bekasi bang,” jawab Aisyah.

ADVERTISEMENTS

Tanpa curiga, perempuan yang saat itu masih duduk di bangku kelas 2 SMA langsung naik ke dalam bus. Aisyah mendeskripsikan, bus yang ditumpangi itu terlihat seperti kendaraan tua, kumuh dan kotor. Namun, dalamnya sesak penuhi penumpang.

ADVERTISEMENTS

“(Di dalam bus) saya duduk di samping ibu-ibu,” kisahnya.

ADVERTISEMENTS

Setelah duduk, Aisyah mengabari Iki selaku kekasihnya dan mengirim foto kondisi dalam bus. Iki keheranan saat melihat bus masih kosong. Padahal, menurut pandangan Aisyah, saat itu kondisi bus sangat ramai.

Untuk meyakini kekasihnya, Aisyah kembali mengambil foto ke arah depan, tepatnya posisi sopir dan kondektur. Lagi-lagi, Iki tak melihat ada orang dalam foto tersebut. Dalam pandangan Iki, kondisi bus yang ditumpangi Aisyah kosong.

Aisah mengatakan saat itu tidak peduli dengan pendapat Iki, dia justru menduga kekasihnya itu sedang berupaya menjahilinya alias nge-prank.

Singkat cerita di dalam perjalan, Aisyah mendengar seluruh penumpang berbicara bahasa Jawa. Dia juga sesekali mengendus bau amis dari arah belakang. Namun, dia berusaha berpikir positif.

Saat bus terjebak kemacetan, masuk seorang pedagang asongan menawarkan minuman manis. Anehnya, kata dia, minuman yang dijual telah lama hilang dari pasaran. “Minuman kayak gitu aku nemunya pas SD (Sekolah Dasar),” kata Aisyah.

Asiyah melanjutkan, ibu-ibu yang duduk di sebelahnya secara tiba-tiba mengajaknya berbicara dan menawarkan gorengan tahu. Aisyah menerimanya. “Tahu itu saya makan, tiba-tiba saya ngantuk banget (tertidur),” imbuhnya.

Bangun dari tidur, Aisyah dihampiri oleh kondektur untuk menagih ongkos perjalanan. Dia lantas memberikan uang pecahan Rp50 ribu dan dikembalikan Rp20 ribu. Padahal, kata dia, seharusnya ongkos bus Rp45 ribu.

Masih dalam perjalanan, ponsel Aisyah yang saat itu tak mendapat sinyal, tiba-tiba berbunyi. Puluhan panggilan tak terjawab serta pesan WhatsApp dari orangtua menumpuk belum dibalas.

“(Saat itu) Aku sampe di-Yasinin di rumah,” ucap Aisyah.

Aisyah mengaku perjalanannya saat itu terasa sangat lama. Jalan yang dilalui bus hantu tersebut bahkan terasa asing di penglihatannya. Tak lama kemudian, ibu-ibu yang duduk di sampingnya berdiri. Sosoknya yang semula baik dan lembut saat ngobrol, kini menjadi terlihat menyeramkan.

“Ibu itu berdiri dan marah-marah sambil nunjuk-nunjuk saya. ‘Kamu mau turun di mana?’ ‘di terminal’ ‘mau naik apa, kamu dijemput atau nggak?’ ‘naik angkot nomor 11 bu’ ‘turun sekarang, itu angkot kamu’,” cerita Aisyah mengenang percakapannya saat itu.

Anehnya, setelah percakapan itu bus tiba-tiba berhenti dan di dekatnya terdapat angkot nomor 11. “Yaudah karena saya lihat angkot itu, saya turun dong. Pas saya lihat ke belakang busnya nggak ada,” kata dia.

“Di dalam angkot saya ngabarin orang rumah, setelah itu saya bengong, pikiran saya kosong. Pas sampai depan gang rumah saya untung orang tua saya nunggu. Jadi ayah saya itu yang berhentikan angkot, saya nggak ngomong apa-apa, sampe situ saya masih ngeblank,” kata Aisyah.

Sesampainya di rumah, Aisyah mengaku kondisinya lemas dan sulit berkomunikasi lantaran masih memikirkan peristiwa di dalam bus.

“Dari kejadian itu, saya tiap malam gabisa tidur, selalu kebayang sama ibu-ibu di dalam bus. Dia kayak muncul, rep-repan setiap malam. Saya juga jadi sering kesurupan ibu-ibu di dalam bus itu,” kisahnya.

“Setelah kesurupan, muka saya dan badan saya seperti kecakar-cakar. Sampai di paha saya seperti ada luka gigitan yang membekas. Pokonya setiap malam nggak bisa tidur. Saya alami sampai lulus sekolah.” Pungkasnya.

Aisyah mengaku hal aneh tersebut masih dialaminya sampai sekarang. Bahkan ia akan merasakan mual dan pusing ketika hendak menceritakan kisah ini. (*)

Exit mobile version