Minggu, 17/11/2024 - 05:32 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Minta Maaf Tak Berniat Hina Batik, YouTuber Mahyar Tousi Ngaku Diancam Dibunuh Netizen Indonesia

BANDA ACEH –  Lewat akun Twitter-nya, YouTuber Mahyar Tousi menyampaikan klarifikasi soal insiden menghina pakaian batik yang dipakai oleh Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak dan PM Kanada Justin Trudeau.

Mahyar Tousi menyatakan dirinya tidak bermaksud menghina pakaian batik yang dipakai oleh para delegasi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Indonesia.

Dikutip TribunWow dari Twitter @Mahyar Tousi, Mahyar Tousi bahkan mengaku mendapat ancaman pembunuhan dan pesan dari warganet Indonesia hingga pejabat pemerintahan.

Baca juga: Saat KTT G20, KM Mutiara Timur 1 Terbakar di Selat Lombok, Dilaporkan Angkut 271 Orang dari Surabaya

Mahyar menegaskan, dirinya bermaksud mengkritisi politisi Inggris yang menggunakan pakaian adat tertentu demi popularitas atau mempercantik imej mereka.

Mahyar menyatakan, tidak seharusnya budaya dan tradisi dimanfaatkan oleh politisi atau selebriti untuk jadi ajang cari perhatian.

Pada cuitan terbarunya Kamis (17/11/2022), Mahyar menyampaikan permohonan maaf atas candaan soal pakaian batik KTT G20 yang menurutnya tidak disengaja.

“Kami di Inggris membuat lelucon tentang Sunak & Trudeau yang memakainya (batik) tidak memiliki niat buruk dan tidak mengetahui tentang budaya tersebut,” ujar Mahyar.

Lewat akun Twitter-nya, Mahyar sempat mengunggah foto sejumlah kepala negara mulai dari Perdana Menteri (PM) Inggris Rishi Sunak dan PM Kanada Justin Trudeau menggunakan pakaian batik yang menjadi dresscode KTT G20 di Bali pada Rabu (15/11/2022).

Mahyar mengomentari batik yang dikenakan para delegasi G20 dengan nada menghina.

Dikutip TribunWow dari Tribunnews, sontak hal ini memicu kemarahan netizen Indonesia.

Setelah menerima banyak hujatan dari warganet, Mayhar diketahui telah menghapus cuitan itu dari Twitternya pada Rabu (16/11/2022).

Namun amarah warganet Indonesia tak berhenti sampai di situ.

Kini netizen Indonesia gantian menyerbu kanal YouTube Mahyar Tousi yang memiliki 260 ribu subscirber.

Video terakhir Mahyar pada 16 November 2022 kini dipenuhi oleh komentar warganet Indonesia.

Warganet yang dikenal dengan julukan netizen +62 ini ramai-ramai menyerukan untuk mereport kanal YouTube milik Mahyar.

Seperti yang diketahui, apabila terkena report, maka Mahyar terancam kehilangan akun YouTube-nya.

“MARI KITA SPAM PAKE VPN BRO BIAR ADSENSE NYA KE BANNED,” tulis @Fast Brake.

“Rujak gaes…..kita report bareng2,” tulis @asep rismunandar.

“Report masal brooo…biar akunya ilang,” ujar @Denny Marda.

Total ada ratusan komentar berbahasa Indonesia yang menyerukan ajakan untuk mereport akun milim Mahyar Tousi.

Beberapa netizen menuntut permintaan maaf dari Mahyar.

Sebagai informasi, Mahyar adalah YouTuber yang kontennya kerap membahas isu-isu politik khususnya di Inggris.

Konten-konten yang diunggah Mahyar mayoritas mengkritisi pemerintahan Inggris saat ini yang dipimpin oleh Rishi Sunak sebagai PM.

Namun selain mengomentari soal Inggris, Mahyar juga sesekali membuat konten tentang Donald Trump dan Amerika Serikat (AS).

Dalam profilnya, Mahyar mengklaim kanal miliknya adalah media independen yang berjuang untuk demokrasi.


Reaksi & Komentar

أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَن تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِّن نَّخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِن كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ البقرة [266] Listen
Would one of you like to have a garden of palm trees and grapevines underneath which rivers flow in which he has from every fruit? But he is afflicted with old age and has weak offspring, and it is hit by a whirlwind containing fire and is burned. Thus does Allah make clear to you [His] verses that you might give thought. Al-Baqarah ( The Cow ) [266] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi