BANDA ACEH – Ada momen menarik yang melibatkan eks Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dan penjaga gawang naturalisasi Timnas Indonesia, Maarten Paes.Saat Paes sedang menjadi sorotan atas performa gemilangnya bersama Timnas Indonesia, Khofifah pun tak ketinggalan ikut membicarakannya. Namun, bukan hanya soal penampilan apik Paes di bawah mistar, melainkan tentang logat Kedirinya yang khas.
Dalam sebuah video yang viral, Paes sempat mengucapkan kata “Peh!”, ekspresi yang umum diucapkan masyarakat Kediri. Hal ini membuat Khofifah berkelakar, menyarankan Paes untuk mencicipi kuliner khas Kediri, pecel tumpang, agar logat Kedirinya semakin medok. Candaan tersebut langsung disambut antusias netizen, mengingat Paes memang memiliki darah Kediri dari neneknya.
Khofifah menyampaikan komentar lucunya melalui akun Instagram pribadinya. Dia yakin jika Paes sudah mencoba pecel tumpang, logat Kedirinya akan semakin fasih dan lebih terasa. “Peh! Saya yakin, nanti setelah mencicipi pecel tumpang, logat Kediri Mas Maarten Paes akan lebih fasih dan medok. Kita lihat beberapa bulan lagi,” tulis Khofifah dalam unggahannya, lengkap dengan video Paes.
Tak hanya berkelakar, Khofifah juga memberikan doa dan harapan terbaik untuk karier Paes bersama Timnas Indonesia. Sebagai penjaga gawang yang baru bergabung dengan skuad Garuda, Khofifah berharap Paes dapat memberikan kontribusi yang besar. “Selamat datang di Timnas Indonesia, Mas Paes. Semoga bisa membawa Garuda semakin terbang tinggi. Aamiin YRA,” sambung Khofifah.
Penampilan Maarten Paes saat laga melawan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 memang menjadi salah satu sorotan utama dalam beberapa hari terakhir. Paes tampil memukau, membuat beberapa penyelamatan krusial yang membantu Indonesia menahan imbang Arab Saudi dengan skor 1-1. Salah satu momen terbaiknya terjadi saat Paes berhasil menepis tendangan penalti pemain bintang Arab Saudi, Salem Al Dawsari.
Namun, sebelum itu, Paes sempat membuat kesalahan yang hampir berakibat fatal. Pada menit ke-77, saat menerima bola di kotak penalti, kontrol bola Paes kurang sempurna. Kesalahan ini membuat penyerang Arab Saudi, Firas Al Buraikan, berhasil mencuri bola. Paes kemudian mencoba merebut bola kembali, tapi justru membuat Al Buraikan terjatuh di dalam kotak penalti. Wasit pun langsung menunjuk titik putih.
Di sinilah Paes menunjukkan kualitasnya sebagai kiper kelas dunia. Kesalahan yang dilakukannya segera ditebus dengan aksi heroik. Sepakan penalti dari Salem Al Dawsari berhasil digagalkan oleh kiper berusia 25 tahun tersebut.
Tidak berhenti sampai di situ, pada masa injury time, Paes kembali melakukan penyelamatan penting. Ia berhasil menepis tendangan Firas Al Buraikan dalam situasi satu lawan satu, memastikan Indonesia mengamankan satu poin dari laga tersebut.
Tak heran jika penampilan Maarten Paes di laga tersebut mendapat apresiasi luas. Dengan tiga penyelamatan krusial, Paes dinobatkan sebagai Man of the Match dalam pertandingan tersebut. Ini menjadi bukti bahwa meski baru bergabung dengan Timnas Indonesia, Paes mampu menunjukkan performa yang solid dan memberikan dampak positif bagi tim.
Netizen pun ramai membicarakan Paes di media sosial, memuji aksinya yang luar biasa. Bagi para Bonek, suporter Persebaya Surabaya, performa gemilang Paes tentu menjadi kebanggaan tersendiri. Selain memiliki darah Kediri, Paes kini menjadi salah satu pilar penting bagi Timnas Indonesia.
Tak bisa dipungkiri, selain kemampuannya sebagai penjaga gawang, logat Kediri yang ditunjukkan Paes dalam video yang viral juga menjadi daya tarik tersendiri. Kata “Peh!” yang dia ucapkan dengan logat khas Kediri membuat banyak orang terkesan, terutama masyarakat Jawa Timur. Khofifah pun dengan cepat merespons hal tersebut dengan candaan yang mengundang senyum.
Bagi warga Kediri, “Peh!” adalah ekspresi yang sangat umum digunakan dalam percakapan sehari-hari. Itu menjadi semacam ekspresi spontan yang menggambarkan keterkejutan atau kekaguman. Ketika Paes, yang memiliki darah Kediri, mengucapkannya dengan aksen yang cukup fasih, hal ini tentu saja membuat warga Jawa Timur merasa terhubung dengan sosok penjaga gawang tersebut.