BANDA ACEH –Pengamat politik Rocky Gerung mempertanyakan nama-nama Capres hasil Musyawarah Rakyat (Musra) relawan Jokowi. Dia menyebut, mengapa nama Ketua DPP PDIP Puan Maharani hanya berada di urutan ketujuh hasil Musra.
Rocky menilai, hasil Musra tersebut tidak masuk akal karena hanya menempatkan Puan Maharani pada posisi ketujuh jauh di bawah Jokowi.
Padahal, katanya, pada mulanya relawan Jokowi yang menggagas Musra tersebut didirikan dengan basis pemilih PDIP.
“Yang paling menyedihkan Bu Puan tuh. Agak gak masuk akal, Projo (red: relawan Jokowi) ini didirikan untuk memback up (red: suara) Jokowi pada waktu itu dengan mengandalkan konstituen (pemilih) PDIP. Mana mungkin Puan justru di bawah tuh, kan konstituen PDIP pasti pro Puan tuh,” ujar Rocky dikutip dari Youtubenya, Kamis (1/9/2022).
“Kalau itu di wilayah PDIP Puan pasti tinggi. Nah, Projo ini kan wilayah PDIP kenapa Puan rendah, nah itu yang bisa bikin ngamuk Ibu Mega,” sambungnya.
Lebih lanjut, Peneliti Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D) ini menjelaskan bahwa Musra tersebut hanya untuk menantang Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
“Ibu Mega pasti dapat feeling pertama, ini kerjaan Jokowi untuk nantang-nantang gue. Masa Jokowi di atas, anak gue di bawah, itukan gila!” ujar Rocky menerka pikiran Megawati.
Sebelumnya relawan Jokowi menggelar Musra perdana di Bandung pada Minggu (28/8) lalu.
Musra ini ditujukan untuk menampung aspirasi rakyat mengenai Capres 2024 penerus Presiden Jokowi.
Adapun hasil Musra tersebut menempatkan nama Jokowi pada posisi teratas sebagai Capres paling potensial dengan perolehan suara 29,79 persen.
Diurutan kedua ada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dengan suara 16,92 persen, kemudian Ganjar Pranowo sebanyak 16,1 persen.
Diurutan keempat ada nama Ketua Umum Partai Gerindra dengan perolehan 11,1 persen, dan disusul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebanyak 9,02 persen.
Sementara nama Ketua DPR Puan Maharani hanya bercokol pada urutan ketujuh dengan jumlah suara 4,16 persen.