Ketika wasit dianggap adil, meskipun tim yang didukung kalah, rasa kecewa bisa lebih mudah diterima.
Namun, jika keputusan wasit dinilai berat sebelah, apalagi jika berdampak langsung pada hasil pertandingan, suporter tidak akan tinggal diam dan akan menyuarakan ketidakpuasan mereka.
Omar Al Ali, yang tampil tenang dan netral saat memimpin pertandingan melawan Tiongkok, dipandang sebagai contoh wasit yang profesional dan fair.
Suporter Indonesia mengapresiasi kepemimpinannya yang tanpa kontroversi, meskipun Timnas Indonesia gagal meraih kemenangan.
Puja-puji terhadap Omar menunjukkan bahwa bagi pendukung Garuda, kualitas kepemimpinan seorang wasit lebih penting daripada hasil akhir pertandingan itu sendiri.
Sementara itu, Ahmed Al Kaf yang menjadi sasaran kritik dan hujatan setelah pertandingan melawan Bahrain, menghadapi tekanan besar dari netizen Indonesia.
Banyak yang berharap agar FIFA atau AFC melakukan tindakan terhadapnya, meskipun hingga kini belum ada tanda-tanda bahwa keputusan kontroversial tersebut akan ditindaklanjuti.
Kritik keras yang dialamatkan kepadanya menunjukkan betapa pentingnya integritas seorang wasit dalam menjaga kepercayaan suporter.
Kedua wasit ini mungkin memiliki pengalaman yang sama di level internasional, namun respons suporter terhadap mereka sangat kontras.
Omar Al Ali kini dipuja setinggi langit oleh netizen Indonesia sebagai wasit yang adil, sementara Ahmed Al Kaf harus menerima nasib tragis dihujat tanpa henti.
Ini menjadi pelajaran bahwa dalam sepak bola, keadilan dan transparansi dalam memimpin pertandingan akan selalu dihargai oleh para suporter, terlepas dari hasil akhirnya.
Dalam dunia sepak bola, peran wasit selalu berada di bawah sorotan. Setiap keputusan yang diambil di lapangan akan berdampak besar, terutama di mata suporter yang mendukung timnya dengan penuh emosi.
Ketika wasit seperti Omar Al Ali dipuji karena keadilannya, hal itu memberikan harapan bahwa pertandingan dapat berjalan dengan fair.
Sebaliknya, ketika wasit seperti Ahmed Al Kaf membuat keputusan kontroversial, bukan hanya hasil pertandingan yang dipertanyakan, tetapi juga integritas dari pertandingan itu sendiri.
Pada akhirnya, nasib kedua wasit ini mencerminkan betapa pentingnya keadilan dalam sepak bola.
Suporter Garuda, yang dikenal sangat vokal di media sosial, telah menunjukkan bahwa mereka bisa menerima kekalahan jika mereka merasa tim mereka diperlakukan dengan adil.
Namun, ketika keadilan itu dirasakan hilang, protes keras pun akan terus mengalir, seperti yang dialami oleh Ahmed Al Kaf.