BANDA ACEH – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendapat tekanan makin keras dari kelompok oposisi di dalam negeri di tengah makin brutalnya tindakan tentara Israel di Gaza dan Tepi Barat.
Pemimpin oposisi Israel Yair Lapid mendesak kepada Benjamin Netanyahu agar segera melakukan kesepakatan damai dengan Hamas untuk membawa kembali tawanan Israel dari Gaza dan mengakhiri konflik yang sedang berlangsung.
“Segera buat kesepakatan, akhiri perang, perbaiki negara,” kata Lapid, pemimpin partai Yesh Atid, dalam postingan singkat di X.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, Israel telah membunuh lebih dari 40.000 warga Palestina di Gaza dan sekitar 250 lainnya disandera.
Serangan militer Israel di Gaza telah membuat hampir seluruh penduduk Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang mengungsi, dan menyebabkan kondisi seperti kelaparan dan penyebaran penyakit.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan militernya harus mempertahankan kendali atas wilayah perbatasan selatan Gaza dengan Mesir – yang dikenal sebagai Koridor Philadelphi.
Pemimpin Partai Yesh Atid, Yair Lapi
Oposisi Israel sekaligus Pemimpin Partai Yesh Atid, Yair Lapid, berbicara kepada pers selama pertemuan partai di Yerusalem, pada 5 Februari 2024.
Namun hal tersebut dinilai sebagai posisi yang mengancam menggagalkan upaya gencatan senjata. Oposisi Israel menilai, Netanyahu menghalangi kesepakatan itu karena takut pemerintahannya akan runtuh.
Aksi Demo Kian Meluas di Israel
Tekanan terhadap Benjamin Netanyahu juga makin meluas lewat aksi demonstrasi di jalanan dan mencerminkan rasa frustrasi warga Israel yang meluas.
Mereka memprotes kegagalan pemerintah dalam menjamin pembebasan tawanan di Gaza.
Diperkirakan 750.000 warga Israel turun ke jalan dalam salah satu protes terbesar di Israel yang menuntut pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mencapai kesepakatan untuk membebaskan tawanan yang tersisa di Gaza.
Rekor jumlah demonstran terjadi seminggu setelah Angkatan Darat Israel mengumumkan telah menemukan enam jenazah tawanan dari sebuah terowongan di Gaza selatan.
Serangan Israel menewaskan lebih dari selusin orang saat perang di Gaza memasuki bulan ke-12
akhir daftar
Anggota keluarga para tawanan Israel dan kelompok yang mewakili mereka menyalahkan Perdana Menteri Israel Netanyahu dan pemerintahannya karena gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata yang akan menjamin pembebasan mereka.
Lebih dari 100 tawanan masih berada di Gaza, namun sekitar sepertiga dari mereka diyakini tewas, menurut militer Israel.
Sebanyak 105 tawanan dibebaskan oleh Hamas dengan imbalan 240 tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel sebagai bagian dari kesepakatan pada bulan November.
Pejuang Palestina yang dipimpin oleh Hamas menyandera sekitar 240 orang setelah serangan di Israel selatan pada 7 Oktober. Setidaknya 1.139 orang tewas dalam serangan itu.
Sejak itu Israel telah membunuh lebih dari 40.000 warga Palestina di Gaza dan menghancurkan sebagian besar wilayah pesisir dalam sebuah kampanye yang menimbulkan kecaman global.
Israel juga telah membunuh lebih dari 600 orang di Tepi Barat yang diduduki dan menahan hampir 10.000 warga Palestina