Sabtu, 16/11/2024 - 08:52 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Oknum Polwan Bentak Ketua RW hingga Jantungan dan Meninggal, Anaknya yang Anggota TNI tak Terima

BANDA ACEH – Polwan Brigadir IR ternyata bukan saja hajar Riri Aprilia Kartin, tapi juga membuat Ketua RW setempat meninggal dunia di tempat.

Sosok Brigadir IR viral di media sosial karena menganiaya, menyekap dan menyiksa Riri Aprilia Kartin.

Penganiayaan terhadap Riri Aprilia Kartin itu bukan saja dilakukan Brigadir IR seorang.

Melainkan juga bersama ibunya, yang sekaligus ibu pacarnya, berinisial YUL.

Saat peristiwa itu terjadi, sejumlah orang langsung mendatangi lokasi kejadian.

Termasuk salah satunya adalah Ketua RW setempat yang bermaksud melerai.

Akan tetapi, upaya itu gagal dilakukan karena Brigadir IR malah memanggil rekannya sesama anggota Polri dari BNNP Riau.

Ketua RW meninggal dunia di tempat gegara polwan Brigadir IR itu diungkap Riri Aprilia Kartin melalui akun Instagram pribadinya.

Korban meninggal dunia usai mengalami serangan jantung karena dibentak dan diteriaki polwan Brigadir IR yang anggota Polda Riau itu.

Hal itu didapat Riri melalui pesan singkat dengan pemilik kontrakan yang ia tinggali.

Tangkapan layar pesan singkat itu lantas diunggah Riri melalui InstaStory dilihat pojoksatu.id, Minggu 25 September 2022.

“Ri…Pak RW itu meninggal dunia,” demikian bunyi pesan singkat dari kontak bernama ‘Bu Delima Kontrakan’ itu.

Disebutkan bahwa kejadian ini juga membuat keluarga Pak RW tak terima dengan perlakuan Brigadir IR.

Terutama anak-anaknya yang merupakan anggota TNI.

“Kayaknya ini jadi panjang, Ri. Anak-anaknya Pak RW yang (anggota) TNI tidak terima bapaknya digituin polwan itu,” sambung percakapan tersebut.

Brigadir IR Bentak-bentak Ketua RW

Sebelumnya, Riri menceritakan bahwa Brigadir IR dan ibunya datang ke kontrakannya dengan berteriak-teriak.

Sehingga, suasana pun menjadi heboh dan jadi keributan.

Saat terdengar ribut-ribut itu, Riri langsung masuk ke kamar dan diminta oleh R, pacarnya atau adik sang polwan, mengunci pintu kamar kosnya.

“Setelah saya masuk ke kamar, pacar saya membukakan pintu (depan) supaya keluarganya masuk. Karena sudah heboh di luar,” beber Riri.

Namun begitu pintu rumah dibuka, polwan IR dan ibunya langsung mencari Riri sampai ke kamar.

“Pintu kamar saya didobrak, tetapi sempat dihalangi oleh pacar saya,” ujar Riri.

Saat pintu kamar kos Riri terbuka, IR dan ibunya langsung menghajarnya.

Riri mengaku dijambak, ditampar, dipukul, dicubit, dan dicaci maki.

“Pacar saya berusaha melerai. Namun, ibunya terus menjambak saya. Saya dikunci, disekap dalam kamar. Mereka terus memukul saya,” beber Riri.

Saat itulah ketua RW datang bermaksud untuk melerai. Tapi malah dibentak-bentak oleh si polwan sadis.

Riri juga menyebut ketika berada di lokasi, Brigadir IR menelepon rekan kerjanya di BNNP Riau yang juga anggota Polri.

“Si polwan sempat menelepon tim kerjanya dari BNN bilang dia dikeroyok preman,” ungkap Riri.

Setelah rekan kerja polwan itu tiba, terjadilah keributan besar dan oknum petugas BNNP Riau tersebut menanyakan kenapa IR dikeroyok.

“Kemudian ditunjuknya pacar saya (R),” beber Riri.

Rekan Brigadir IR yang juga anggota Polri itu kemudian langsung memborgol R.

“Pacar saya diborgol. Saat itu saya kembali dipukuli di kamar sama IR dan ibunya,” beber Riri Aprilia Kartin.


Reaksi & Komentar

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلَادَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ ۖ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ ۚ وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ ۚ لَا تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَا تُضَارَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلَا مَوْلُودٌ لَّهُ بِوَلَدِهِ ۚ وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَٰلِكَ ۗ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالًا عَن تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِمَا ۗ وَإِنْ أَرَدتُّمْ أَن تَسْتَرْضِعُوا أَوْلَادَكُمْ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُم مَّا آتَيْتُم بِالْمَعْرُوفِ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ البقرة [233] Listen
Mothers may breastfeed their children two complete years for whoever wishes to complete the nursing [period]. Upon the father is the mothers' provision and their clothing according to what is acceptable. No person is charged with more than his capacity. No mother should be harmed through her child, and no father through his child. And upon the [father's] heir is [a duty] like that [of the father]. And if they both desire weaning through mutual consent from both of them and consultation, there is no blame upon either of them. And if you wish to have your children nursed by a substitute, there is no blame upon you as long as you give payment according to what is acceptable. And fear Allah and know that Allah is Seeing of what you do. Al-Baqarah ( The Cow ) [233] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi