Jumat, 15/11/2024 - 11:59 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Panglima Jilah Dayak Datangi Hercules di Jakarta, Ada Apa?

BANDA ACEH – Panglima Jilah dari suku Dayak, mendatangi mantan penguasa Tanah Abang, Rosario de Marshall, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Hercules. Lantas ada apa di balik pertemuan kedua tokoh berpengaruh ini? Sebagaimana diketahui, Hercules sang mantan preman legendaris Jakarta ini telah lama pensiun dari lembah hitam yang membesarkan namanya.

Ia kini fokus sebagai seorang pengusaha sekaligus pendiri ormas GRIB Jaya. Informasi yang beredar, anggotanya tersebar hampir di sejumlah daerah.

Sedangkan Panglima Jilah sendiri adalah tokoh adat suku Dayak yang juga cukup disegani. 

Ia dikenal sebagai pemimpin Pasukan Merah Dayak dengan sederet kemampuan magis.   

Nah belum lama ini, Panglima Jilah mendatangi Hercules di Jakarta. Lantas apa tujuannya? 

Dikutip dari tayangan YouTube GRIB JAYA DPD DKI JAKARTA, pertemuan dua tokoh berpengaruh ini dilakukan untuk menjalin tali silaturahmi. 

Mereka berjumpa di salah satu hotel di kawasan Setiabudi untuk menikmati hidangan buka puasa bersama. 

“Assalamualaikum kami buka puasa dengan Panglima Jilah, saudara saya mungkin semua masyarakat Indonesia sudah enggak kaget lagi. Nah hari ini Panglima Jilah bersama saya,” kata Hercules.

“Tadi siang beliau ketemu Bapak Presiden di istana, lalu silaturahmi dengan Pak Prabowo dari situ langsung menuju ke Setiabudi bersama dengan saya buka puasa bersama dengan para tokoh-tokoh, ya bersama-sama silaturahmi,” sambungnya. 

Menanggapi hal itu, Panglima Jilah mengaku bersyukur dengan jamuan yang digelar Hercules.

“Saya berterima kasih sama sahabat saya, abang saya, salah satu tokoh. Terima kasih atas kunjungannya ini, jamuannya ini,” ujarnya. 

Dalam kesempatan tersebut, Panglima Jilah juga mengingatkan tentang pentingnya menjaga kedamaian di Indonesia. 

“Mari kita menjaga perdamaian di Indonesia yang tercinta ini. Mari kita jaga keutuhan Negara Republik Indonesia ini agar Indonesia lebih maju, hilangkan rasa ketidakpercayaan kepada pemerintah,” tuturnya.

“Juga jaga adat budaya tradisi kita, manusia tanpa adat tanpa budaya bagai pohon tanpa akar,” sambungnya. 


Reaksi & Komentar

لَا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ ۖ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَن يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىٰ لَا انفِصَامَ لَهَا ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ البقرة [256] Listen
There shall be no compulsion in [acceptance of] the religion. The right course has become clear from the wrong. So whoever disbelieves in Taghut and believes in Allah has grasped the most trustworthy handhold with no break in it. And Allah is Hearing and Knowing. Al-Baqarah ( The Cow ) [256] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi