INDONESIA menduduki posisi ketiga di bawah Malaysia dan Arab Saudi, dalam Global Islamic Economy Indicator Rangking 2023, sebagaimana laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) terbaru yang dirilis oleh Dinar Standard di Dubai, Uni Emirat Arab, Selasa, 26 September 2023. Artinya tahun ini meningkat satu peringkat dibandingkan tahun lalu.
Tren peningkatan ini pun didukung oleh survey yang diadakan Populix dengan tajuk “Industri Halal Indonesia” dimana di sana disebutkan semakin banyak masyarakat Indonesia yang menyadari pentingnya industri halal. Para responden pun sangat mendukung Indonesia menjadi pusat halal dunia.
Ada 73 persen responden telah mengetahui dan memahami konsep industri halal dengan baik. Aktivitas mencari informasi tentang industri halal melalui media sosial juga semakin meningkat, mencerminkan betapa penting peran media sosial dalam memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang industri halal.
Kemudian 80 persen responden meyakini industri halal memberikan kontribusi positif pada perekonomian negara. Meskipun kesadaran akan Kawasan Industri Halal masih terbatas. Tetapi mayoritas responden percaya Indonesia punya potensi besar bersaing secara global.
Head of research Populix, Indah Tanip merasa yakin penelitiannya mampu memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan industri halal yang sekaligus mendukung visi Indonesia sebagai Pusat Halal Dunia. Terutama terlihat dari masyarakatnya yang optimis dan berkeyakinan kuat.
Lebih lanjut Indah memaparkan sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia telah menapaki langkah yang kokoh menuju pusat industri halal global. Proyeksi pertumbuhan populasi Muslim yang terus meningkat hingga 2050, menjadikan itu sebagai kekuatan utama Indonesia dalam perdagangan produk halal di tingkat internasional.
Hal ini terlihat dari komitmen pemerintah salah satunya melalui promosi dan pemasaran produk halal di pasar global. Maka rekomendasi Populix kepada para pengusaha untuk semakin meningkatkan kualitas produk, pemasaran, dan promosi. Begitu juga inovasi produk, kemitraan, kolaborasi, serta memastikan adanya sertifikasi halal yang sesuai dengan ketentuan pemerintah Indonesia.
Dan dari sisi pemerintah perlu adanya peningkatan dukungan pada peraturan dan kebijakan yang mendukung, pendidikan dan pelatihan, pengembangan infrastruktur, dan promosi internasional.
Sejalan dengan apa yang diharapkan Populix, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan pentingnya mengambil potensi besar industri halal nasional maupun global. Maka sangat penting untuk mengikuti pameran pelaku industri, salah satu pameran yang diadakan adalah Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) dimana ini adalah penyelenggaraan tahun ketiga.
Dan para pemenang IHYA memiliki peluang untuk tampil memamerkan produk halalnya di pasar internasional, Agus berharap dalam waktu dekat Indonesia bisa menjadi tuan rumah pameran industri halal terbesar di dunia.
Agus memastikan, disinilah peran penting pemerintah daerah Kementerian Perindustrian membantu pemerintah pusat dalam mendorong pertumbuhan industri halal di wilayah kerja masing-masing. Kemenperin memberikan perhatian khusus berupa edukasi dan pelatihan.
Sertifikasi Halal Gratis Terbatas
Sungguh patut diberi apresiasi terhadap upaya pemerintah ini, setidaknya ada kepedulian bagaimana meningkatkan perekonomian rakyat yang nanti berimbas positif kepada perekonomian negara.
Namun menjadi paradoks ketika negara yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis kemudian mendorong ekonomi halal menjadi industri guna memperkuat perekonomian. Faktanya, ekonomi Kapitalisme dibangun atas dasar sekulerisme, pemisahan agama dari kehidupan. Menjadikan produk halal sebagai industri salah satu buktinya, upaya ini tak akan pernah mencapai tujuan yaitu sejahtera ila Yaumil kiamat. Kecuali bagi segelintir orang ya para investor itu sendiri. Mereka saja memisahkan agama, mana mungkin akan mengambil halal sebagai pilihan hidup, yang pasti hanya akan berhenti menjadi manfaat materi semata.