Jumat, 15/11/2024 - 11:26 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Parameternya Kemarahan Rakyat, Tragedi Buruk Sri Lanka juga Bisa Terjadi di Indonesia

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Peristiwa di Sri Lanka dan pembunuhan politik di Jepang sangat mungkin terjadi di mana pun, tidak terkecuali di Indonesia ketika banyaknya persoalan yang mengakibatkan negara bangkrut akibat malfungsi instrumen politik pada kekuasaan.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia’s Democratic Policy, Satyo Purwanto mengatakan, peristiwa yang dialami Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa dan pembunuhan terhadap mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe bisa terjadi di Indonesia jika pemerintah dianggap tidak berpihak kepada rakyat dan selalu membela kepentingan oligarki yang menempel pada kekuasaannya.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Indikatornya, kata Satyo ada yakni akibat syahwat berutang yang tidak kurang-kurang lalu membuat laju inflasi tidak terbendung yang pada akhirnya membuat negara bangkrut akibat malfungsi instrumen politik pada kekuasaan.

Berita Lainnya:
Teror Penembakan di Markas Industri Dirgantara Anggota NATO, 5 Tewas
ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

“Maka sangat mungkin tragedi dari Sri Lanka dan pembunuhan politik seperti di Jepang bisa saja terjadi di mana pun tidak terkecuali di Indonesia,” ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (10/7).

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Satyo menilai, ketika rasa frustasi masyarakat memuncak dan tidak terselesaikan secara berulang, maka pada titik klimaksnya akan terjadi pembangkangan sipil.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

“Parameternya sudah terjadi di Indonesia, di mana kelangkaan dan mahalnya harga-harga kebutuhan pokok, hukum yang tidak adil dan sumber kekuasaan serta sumber-sumber produksi dan ekonomi di tangan kekuasaan segelintir orang yang berwatak neoliberal sekaligus bagian dari oligarki,” kata Satyo.

Berita Lainnya:
Penemuan Mayat Bocah di Banyuwangi, Kakek Korban : Dia Pernah Tanya Apa di Surga Banyak Taman Indah?
ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Apalagi kata Satyo, dalam interaksi sosial “common sense” dijungkirbalikkan faktanya oleh para serdadu buzzer bentukan kekuasaan di jagad media sosial karena para buzzer kerap “kebal” dari jangkauan aparat penegak hukum.

“Zaman post truth menemukan akselerasinya di Indonesia ketika politik identitas justru di produksi oleh buzzer yang dikendalikan oleh sumber-sumber kekuasaan karena memiliki segala resources,” pungkas Satyo.


Reaksi & Komentar

وَمَن يَرْغَبُ عَن مِّلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلَّا مَن سَفِهَ نَفْسَهُ ۚ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا ۖ وَإِنَّهُ فِي الْآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ البقرة [130] Listen
And who would be averse to the religion of Abraham except one who makes a fool of himself. And We had chosen him in this world, and indeed he, in the Hereafter, will be among the righteous. Al-Baqarah ( The Cow ) [130] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi