BANDA ACEH –Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi menilai PDI-P tengah melirik Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk menjadi figur calon wakil presiden (cawapres).
Hal itu nampak dari pertemuan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dengan Khofifah di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Kamis (10/11/2022) malam.
“Upaya PDI-P untuk melakukan pendekatan dengan Khofifah sangatlah brilian,” ujar Ari pada Kompas.com, Jumar (11/11/2022).
Ia mengungkapkan posisi PDI-P yang bisa mengusung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) sendiri membuatnya harus memikirkan formasi pasangan calon (paspon) yang efektif untuk memperluas pasar konstituen.
Ari mengatakan Khofifah merupakan salah satu figur cawapres yang potensial untuk PDI-P.
Alasannya, pertama, Khofifah menjabat sebagai Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama (NU).
“Maka sosok Khofifah sebagai penarik dukungan kaum nahdliyin atau NU. Belum lagi relasi PBNU dengan PKB yang tidak mesra sehingga pasangan pengantin PDI-P dengan NU menjadi pasangan politik yang ideal,” paparnya.
Kedua, sebagai Gubernur Jawa Timur Khofifah berpotensi menarik suara warganya.
“(Jawa Timur) provinsi dengan jumlah pemilih terbesar, memilih Khofifah mempunyai bonus teritorial effect,” ungkapnya.
Terakhir, menurut Ari, Khofifah bisa menyasar konstituen perempuan, di saat politik Tanah Air masih didominasi politik maskulin.
“Kehadiran sosok perempuan menjadikan lebar pita dukungan pemilih. Kehadiran Khofifah menjadi nilai plus,” sebut dia.
Ari memandang untuk mencapai kemenangan idealnya PDI-P memasangkan Khofifah dengan figur calon presiden (capres) laki-laki.
“Siapakah dia? Tentunya harus kader pria dari PDI-P sebagai capres,” tandasnya.
Diketahui Hasto tak menyampaikan secara rinci apa perbincangan bersama Khofifah.
Pada awak media ia hanya mengaku membahas hal yang sangat strategis.
“Banyak hal yang sifatnya rahasia,” ucapnya.
Adapun PDI-P belum memutuskan figur capres-cawapres yang bakal diusungnya. Begitu pun langkah politiknya apakah bakal berkoalisi dengan parpol lain atau tidak untuk menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Saat ini setidaknya ada dua kader PDI-P yang didukung untuk menjadi capres yaitu Ketua DPR Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.