BANDA ACEH – Politikus PDI Perjuangan (PDIP), Andreas Hugo Pareira mengkritisi pernyataan Presiden Joko WIdodo (Jokowi) yang menyebut banyak drama Politik menjelang pemilihan presiden atau Pilpres 2024.
Kepada Jokowi, Andreas bertanya siapa pembuat drama politik tersebut.
“Siapa sih sebenarnya sutradaranya? Siapa yang membuat drama ini?” kata Andreas dalam diskusi bertajuk ‘Setelah MK Memisahkan Jokowi dan PDIP: Siapa Pahlawan, Siapa Pengkhianat?’ di Kantor Para Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat (10/11/2023).
Dia menuturkan berbagai macam perasaan muncul akibat drama politik menjelang Pilpres.
“Siapa yang membuat drama yang terjadi sehingga membuat orang dengan berbagai macam perasaan yang muncul,” ujar Andreas.
Menurut Andreas, sekarang banyak masyarakat yang merasa kecewa dan marah akibat drama-drama.
“Sekarang kan banyak orang, ada rasa kecewa, ada rasa sakit hati, ada rasa marah, ada juga yang gembira,” ucapnya.
Dia mengingatkan bahwa ke depan yang paling berbahaya adalah adanya rasa curiga dan saling tidak percaya.
“Kalau misalnya, terhadap pemimpin, pemimpin berbicara dan orang sudah tidak percaya lagi, ini repot,” ungkap Andreas.
Baca juga: Jokowi Sebut Banyak Drama Politik Jelang Pilpres 2024, PDIP: Sutradaranya ya Pak Presiden
Diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa konstelasi politik Pilpres sekarang ini terlalu banyak dramanya.
Hal itu disampaikan Presiden dalam acara HUT ke-59 Golkar di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Senin (6/11/2023).
“Karena saya melihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya. Terlalu banyak drakor-nya, terlalu banyak sinetronnya, sinetron yang kita lihat,” kata Jokowi.
Seharusnya kata Presiden yang dikedepankan dalam kontestasi Pilpres adalah pertarungan gagasan bukan malah pertarungan perasaan.
“Mestinya kan pertarungan gagasan, mestinya pertarungan ide-ide bukan pertarungan perasaan. Kalau yang terjadi pertarungan perasaan, repot semua kita,” kata Jokowi.
Namun, Presiden tidak menjelaskan lebuh jauh mengenai drama korea seperti apa yang dimaksud atau pertarungan perasaan seperti apa yang terjadi.
Jokowi enggan melanjutkan pernyataannya tersebut karena khawatir melebar kemana-mana.
“Tidak usah saya teruskan karena nanti kemana-mana,” kata Jokowi