BANDA ACEH – Bank Syariah yang ada di Aceh bakal memaksimalkan layanan untuk mengcover kebutuhan pelaku UMKM dalam hal pembiayaan dan sebagainya, agar pelaku usaha bisa meningkatkan ekonomi.
Baca juga: Pj Bupati Aceh Besar Iswanto Harap UMKM Go Nasional
Apalagi sejauh ini para pelaku UMKM di Aceh juga kesulitan untuk menemukan produk yang tepat tersedia di Bank Syariah pasca Bank Konvensioanal hengkang dari Aceh. Sebab, tidak semua layanan yang ada di Bank Konvensional ada di Bank Syariah.
Hal itu terungkap saat diskusi publik bertema ‘tantangan dan peluang umkm Aceh’ yang menghadirkan puluhan pelaku UMKM dari seluruh Aceh, di D’Energy Cafe, Kabupaten Aceh Besar.
CEO Bank Syariah Indonesia (BSI), Wisnu Sunandar mengakui produk layanan yang ada di bank syariah milik BUMN tersebut masih banyak kekurangan.
Baca juga: Tahun Ini, BSI Aceh Siapkan Rp 3 Triliun untuk Bantu UMKM
Namun, kata dia, pihaknya saat ini mulai mengadopsi satu per satu produk yang ada di Bank Konvesional masuk ke BSI.
“Satu per satu produk yang ada di konvensional akan kita adopsi dan bawa masuk ke BSI, termasuk untuk transaksi ekspor-impor dalam negeri,” kata Wisnu, Senin (29/5/2023) kemarin.
Sementara itu, untuk realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang ada di BSI, kata Wisnu selama ini berjalan sesuai ketentuan sejak tiga tahun terakhir. Di 2021 realisasi KUR di BSI mencapai 124 persen atau mencapai Rp 1,6 triliun dari target Rp 1,3 trilliun.
Di tahun berikutnya mencapai 116 persen dari yang tersedia Rp 2,4 triliun dan 2023 masih tersisa Rp 2 triliun.
Sementara itu, Direktur Bank Aceh Syariah, Muhammad Syah menyebutkan untuk meningkatkan inovasi bank milik Pemprov Aceh itu, ditargetkan akan menjadi bank devisa pada catur wulan ke empat tahun ini.
“Di caturwulan ke 4 tahun ini kita sudah jadi Bank Devisa,” kata Muhammad Syah.
Hanya saja, kata dia, perlu ekspansi hingga membuka cabang ke berbagai daerah di luar Aceh agar bank devisa pada Bank Aceh bisa berjalan maksimal.
Misalnya, lanjut Muhammad Syah, membuka cabang baru di Batam maupun yang sudah ada di Jakarta dan Sumatera Utara.
“Agar bank devisa ini bisa maksimal kita akan buka cabang di Batam. Atau yang sudah ada di berbagai daerah,” ucapnya.
Untuk diketahui, diskusi tersebut diinisiasi pengusaha Aceh yang juga Ketua Hiswana Migas Aceh, Nahrawi Noerdin.
Kegiatan ini digelar supaya pelaku usaha di Aceh bisa jor-joran untuk menuangkan keluhannya pada Bank Syariah yang sudah beroperasi di Aceh, paska bank konvensional angkat kaki dari Aceh.[]