Jumat, 15/11/2024 - 14:31 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Pembantaian Maling Motor di Bekasi

BANDA ACEH – DRAMA tragedi di Kampung Kukun, Bekasi, Rabu, 16 Mei 2024 pukul 12.30 WIB. Dua maling motor, Reza, 25, dan Satria, 26, kepergok. Mereka kabur berpencar. Reza berpistol, Satria berpisau. Reza terpojok, di massa, lalu tangan-kaki diikat, diseret ke selokan, diakhiri ditimpa batu segede anjing dewasa. Ia tewas di tempat.

Tragedi maling itu berlangsung cepat. Tak lebih dari sepuluh menit, dari saat Reza menggondol motor sampai ditimpa batu sehingga tak bergerak lagi. Sedangkan, Satria juga babak belur dikeroyok massa. Nyawanya selamat setelah polisi tiba di sana.

Kapolsek Cikarang Selatan Kompol Rudi Wiransyah, kepada wartawan, Kamis, 17 Oktober 2024 mengatakan: “Jenazah RE (Reza) langsung dikirim ke RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, demikian juga SA (Satria) yang terluka parah. Kami masih menyelidiki kasus ini.”

Sebagian dari proses pencurian ini terpantau kamera CCTV di TKP. Dan, rekaman itu beredar di medsos IG. Langsung viral.

 

Berdasarkan video yang beredar di IG, dari kamera CCTV, tampak pelaku (kemudian diketahui bernama Reza). Ia mengenakan topi hitam, kaos hitam, celana kelabu. Tidak diperlihatkan proses ia masuk teras rumah. Kata saksi mata, pagar kayu teras rumah tersebut waktu itu tidak terkunci.

Tampak di video, Reza  mengeluarkan motor Honda Beat dari teras rumah tersebut. Ia berjalan mundur, menuntun motor.

Setelah motor berada di luar, di jalan gang sempit, Reza menghidupkan mesin (diketahui kemudian dengan kunci T dan pembuka lubang tutup kunci dengan magnet). Tak sampai lima detik, mesin motor hidup. Ia siap kabur.

Sebelum menyalakan mesin motor, ia tidak menutup kembali pintu yang terbuka mengarah ke badan jalan. Sehingga tampak jelas, pintu pagar terbuka.

Di saat bersamaan, pada jarak sekitar 20 meter dari pintu rumah itu, muncul motor yang dikendarai pria bernama Evi, yang ternyata paman korban MN. Evi melihat pencurian motor milik keponakannya itu. Ia juga melihat pintu pagar rumah MN masih terbuka.

Pelaku Reza berangkat, menggondol motor colongan itu. Motor baru berjalan sekitar 10 meter dari pintu gerbang rumah (masih terpantau CCTV), langsung diadang motor yang dikendarai Evi, hendak ditabrak.

Menanggapi itu, RE banting setir ke kanan. Tabrakan meleset. Tapi, Evi sempat menendang motor yang dimaling itu dengan kaki kiri. Alhasil, motor yang dimaling oleng, dan ambruk, Reza lari. Sampai di sini sudah tak terpantau CCTV lagi.

Menurut saksi mata, ketika itu Evi berteriak: “Maling motor…” Warga cepat keluar rumah. Warga bersiaga.

Reza dikejar warga, ia lari menuju motor Honda Vario berhenti yang siap dikemudikan Satria (pelaku lainnya). Di saat Reza sudah duduk di boncengan, warga sudah mengerumuni motor tersebut. Warga merobohkan motor, maka kedua pelaku kabur, berpencar.

Satria masuk rumah warga, tapi ketahuan warga bernama Sumarno. Satria ditangkap Sumarno, mendadak Satria mengeluarkan pisau. Terjadi perkelahian tak seimbang. Sumarno terus mendesak Satria, sedangkan Satria memainkan pisaunya.

Sumarno disabet pisau Satria. Sabetan kena tangan, kepala dan dada Sumarno. Saat itulah warga berdatangan mengeroyok Satria, yang terus melawan.

Sedangkan, Reza sambil lari, mengeluarkan letusan seperti suara pistol. Letusan itu membuat semakin banyak warga berbondong keluar rumah, penasaran. Evi terus berteriak, maling motor… Teriakan itu bagai komando, warga mengejar pelaku.

Terkepung, Reza menyelinap, masuk rumah warga yang pintunya terbuka. Ada warga yang melihat itu, langsung teriak: “Malingnya masuk rumah itu…”

Warga mengepung rumah tersebut, akhirnya Reza ditangkap warga. Pistolnya dirampas warga. Diketahui kemudian, itu pistol mainan, jenis doblis yang bisa mengeluarkan letusan seperti petasan.

Tak ayal, Reza dipukuli, ditendang, dikepruk kayu hingga tersungkur. Lalu, kaosnya dibuka paksa oleh warga. Kemudian warga mengikat kaki dan tangan Reza. Lalu menyeretnya ke tengah jalan. Tubuh terikat itu tergolek terlentang di tengah jalan gang.

Saat itulah warga menghajar Reza. Mengerikan. Maling teriak minta ampun. Warga tak peduli. Tetap menghajar maling.

1 2 3

Reaksi & Komentar

فَمَنْ خَافَ مِن مُّوصٍ جَنَفًا أَوْ إِثْمًا فَأَصْلَحَ بَيْنَهُمْ فَلَا إِثْمَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ البقرة [182] Listen
But if one fears from the bequeather [some] error or sin and corrects that which is between them, there is no sin upon him. Indeed, Allah is Forgiving and Merciful. Al-Baqarah ( The Cow ) [182] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi