MEDAN – Bank Aceh Syariah lagi-lagi bikin kesal seorang calon Debitur bernama Mustafa asal Aceh yang saat ini sudah menetap dan berdomisili secara permanen di Medan, Sumatra Utara. Kekesalan itu ia sampaikan kepada HARIANACEH.co.id pada Sabtu pagi (28/1/2023) kemarin melalui sambungan komunikasi via voice call WhatsApp.
Pasalnya, akses kredit yang diajukan Mustafa selaku Direktur PT. Ganbaro Kana Jaya sejak bulan November 2022 lalu sampai hari ini kepada kantor cabang Bank Aceh Syariah yang berada di kawasan Sisingamaharaja, Medan, Sumatra Utara tidak ada kabar sama sekali proses kelanjutannya.
“Di PHP (pemberi harapan palsu) saya sama mereka, bit-bit lage Apam awak nyan (baca: salah satu makanan khas Aceh yang bagian belakangnya hangus berwarna coklat kehitam-hitaman atau kalimat simiotik warga Aceh saat merasa dikecewakan oleh sekelompok pihak, -red) di Bank Aceh Syariah cabang Medan,” ucapnya.
Kekecewaan itu terus ia utarakan kepada HARIANACEH.co.id. Ia melihat banyak sekali informasi buruk tentang Bank Aceh Syariah akhir-akhir ini yang ia baca dari berbagai media, khususnya media HARIANACEH.co.id. Bahkan, ia makin kesal lagi ketika diketahui ternyata Tim Pansus DPR Aceh sedang memeriksa PT. Bank Aceh Syariah tentang berbagai persoalan internal yang muncul ke tengah publik. Menurutnya, apa sulitnya Bank Aceh Syariah cabang Medan untuk menyampaikan kepada dirinya bahwa pengajuan kredit penambahan modal kerja ditolak dengan alasan-alasan yang tentunya harus masuk akal pula.
“Bank Aceh Syariah inikan perusahaan Public Trust, milik masyarakat Aceh. Kenapa makin jadi ruwet saja bank ini dan makin tidak profesional sama sekali kinerja mereka di Medan. Saya ini orang Aceh dan memang saya sudah menetap secara permanen di Medan, Sumatra Utara. Seharusnya dengan hadirnya Bank Aceh Syariah di Medan ya dibantulah warga Acehnya kan ini milik masyarakat Aceh, bukan malah saya diberi harapan palsu yang tidak jelas seperti ini sampai berbulan-bulan memakan waktu. Waktu berjalan terus, namun sampai Januari 2023 saya tidak sama sekali diberi kabar soal bagaimana proses kelanjutan dari pengajuan kredit penambahan modal kerja saya itu. Kalau memang tidak bisa diterima pengajuan kredit saya, ya cukup kabari saya dan katakan ke saya bahwa pengajuan pembiayaan modal kerja berupa kredit itu ditolak. Kan mudah untuk menyampaikan itu ke saya tinggal telpon saya dan tentu saya tidak perlu menunggu begitu lama,” ungkap Mustafa.
Mustafa saat mengajukan akses kredit di BAS Cabang Medan, Sumatra Utara waktu itu dimintai oleh Kabag Pembiayaan Bank Aceh Syariah untuk melengkapi berbagai persyaratan pengajuan pembiayaan, bahkan kata Mustafa lagi, pegawai Bank Aceh Syariah sudah melakukan check on spot calon Debitur.
“Awak nyan ka yak cek u lokasi padahai (baca: mereka sudah cek ke lokasi padahal) dan trôk bak urôe nyôe hana haba meubacut, (baca: sampai hari ini tidak ada kabar sama sekali) bit-bit yak peumeuen lon, menyoe memang ditulak tinggai hubungin lon peu payah that teuma, abeh tapak sepatu teuh bak meuurusan nyôe (baca: betul-betul mau mainin saya, kalau memang ditolak tinggal hubungi saya, apa payahnya coba, habis tapak sepatu saya untuk urusan ini saja),” sebut Mustafa merasa kesal sekali dengan pelayanan dan perlakuan yang dilakukan Bank Aceh Syariah Cabang Medan.
Jika begini kejadiannya sambung Mustafa, sebaiknya ditutup saja Bank Aceh Syariah di Medan, Sumatra Utara itu. Karena menurutnya, tidak ada manfaat dan fungsinya sama sekali keberadaan Bank Aceh Syariah bagi warga Aceh yang berdomisili Medan, Sumatra Utara. Bahkan ia mempertanyakan, keberadaan Bank Aceh Syariah di Medan itu sebenarnya untuk apa dan untuk siapa?. Kalau hanya untuk menabung kata Mustafa, banyak bank-bank lain yang lebih baik dan lebih bagus kinerjanya dibandingkan Bank Aceh Syariah. Namun, ia memilih Bank Aceh Syariah karena BAS adalah bank tempat dimana ia dilahirkan dan dibesarkan yang tentu lebih mengutamakan kepentingan masyarakat Aceh.
“Parah that awak nyan (baca: Parah sekali mereka Bank Aceh Syariah) kalau seperti ini kejadiannya, Bank Aceh Syariah di Medan itu ditutup saja, karena memang tidak ada manfaat dan fungsinya sama sekali bagi warga Aceh yang membutuhkan pembiayaan dan yang saya butuhkan dari Bank Aceh Syariah ini pembiayaan modal kerja bukan untuk main-main. Tujuan mereka sebenarnya buka kantor Cabang di Medan itu untuk apa dan untuk siapa?. Cara kerja mereka sama sekali tidak profesional. Saya bahkan sudah banyak membicarakan dan ikut mempromosikan keberadaan Bank Aceh Syariah di Medan kepada mitra-mitra saya. Tentu ini bikin malu saya dan warga Aceh lainnya yang sudah menetap dan berdomisili di Sumatra Utara,” tutup Direktur PT. Ganbaro Kana Jaya itu.