Sabtu, 16/11/2024 - 05:30 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

HIBURAN

Pemprov DKI Abadikan Tokoh Betawi Sebagai Nama Jalan, Ada Tino Sidin Sampai Mpok Nori

BANDA ACEH – Nama sejumlah tokoh Betawi diabadikan sebagai nama jalan, gedung dan zona khusus dalam rangka menjadikan Jakarta sebagai kota yang semakin menghargai budaya dan sejarah. Pengabadian tokoh Betawi pada ruang publik juga dilaksanakan sebagai bentuk penghargaan atas jasa para tokoh bagi masyarakat. Secara simbolis, peresmian nama-nama jalan dilakukan di Kawasan Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan, Senin (20/6).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam sambutannya mengatakan, pemberian nama jalan ini sebagai bentuk penghormatan untuk mengenang kontribusi besar tokoh Betawi dan ulama yang mewarnai perjalanan Jakarta dan bangsa. Gubernur Anies juga memaparkan bagaimana masyarakat Betawi telah menjadi perekat dan memperkuat simpul kebangsaan, terlebih masyarakat Betawi dengan kehangatannya menerima anak bangsa dari seluruh Indonesia di Jakarta.

“Karena itu, kontribusi masyarakat Betawi tersebut di berbagai sektor perlu diabadikan, sehingga nampak bagi kita pribadi yang berkontribusi dan harapannya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa di kota ini telah tumbuh besar pribadi yang disebut nama-nama jalan,” tambahnya.

Penetapan jalan ini juga menjadi bagian ikhtiar untuk membuat kota Jakarta makin informatif dan menjadi rujukan. Perubahan nama ini juga sudah dibahas mendalam dengan berbagai pihak agar tidak menyulitkan  warga. “Perubahan nama jalan ini sudah dibahas dengan kepolisian, BPN, Dinas Dukcapil dan secara bertahap bisa dengan nama baru. Ini bagian ikhtiar kita untuk bisa sama-sama membuat perubahan ini tidak menyulitkan, justru memudahkan,” tandasnya.

Kepala Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana menambahkan, proses pengabadian tokoh Betawi dan Jakarta sebagai nama jalan dilaksanakan dengan mempertimbangkan nilai sejarah dan ketokohan nama yang diusulkan maupun nilai historis atas nama jalan eksisting yang akan digantikan.

Daftar usulan nama jalan yang telah dibahas bersama pihak-pihak terkait, kemudian diproses dan dievaluasi sesuai dengan ketentuan Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 28 Tahun 1999 tentang Pedoman Penetapan Jalan, Taman dan Bangunan Umum di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.  Usulan nama-nama jalan yang sudah disosialisasikan dan mendapatkan penerimaan yang baik dari masyarakat, selanjutnya ditetapkan dalam Keputusan Gubernur.

Pemprov DKI Jakarta juga telah mengantisipasi dampak perubahan nama jalan terhadap berbagai dokumen administrasi kependudukan, kepemilikan properti, dan kepemilikan kendaraan bermotor yang ada di masyarakat. Salah satunya dengan melakukan koordinasi bersama pihak terkait, seperti Dirlantas Polda Metro Jaya, Kantor Wilayah (Kanwil) Badan Pertanahan Nasional (BPN) Provinsi DKI Jakarta, Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Provinsi DKI Jakarta, serta Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Provinsi DKI Jakarta.

Keluarga besar H.M Saleh Ishak yang diwakili oleh Rusdi Saleh mengucapkan terima kasih kepada Gubernur DKI Jakarta yang telah menetapkan nama H.M.Saleh Ishak menjadi nama jalan di jalan Kebon Kacang Raya sisi Selatan, Jakarta Pusat. “Kami mengucapkan rasa terima kasih kepada Pak Anies Baswedan yang telah menetapkan nama jalan tersebut sebagai tanda cinta dan rasa hormat kepada ayah kami, seorang Pahlawan Betawi, H.M.Saleh Ishak yang disemayamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata,” kata Rusdi Saleh.

Engkar Nori sebagai perwakilan keluarga dari Mpok Nori juga mengucapkan rasa terima kasih kepada Gubernur DKI Jakarta atas penghargaan berupa penetapan nama jalan Mpok Nori di Jalan Bambu Apus, Jakarta Timur.

Berikut ini rincian nama jalan yang diubah:

Di Jakarta Pusat

1.    Tino Sidin, seorang tokoh seni lukis dan pendidikan melukis/menggambar anak yang  terkenal karena mengisi pogram di TVRI, juga dikenal pada era revolusi kemerdekaan berperan dalam militer. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Cikin VII.

2.    Mahbub Djunaidi, seorang tokoh yang dikenal sebagai ketua umum pertama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), juga dikenal sebagai wartawan, sastrawan, kolumnis, agamawan dan politikus. Namanya diabadikan sebagai nama jalan di Jalan Srikaya, sekitar Kebon Sirih.

1 2

Reaksi & Komentar

وَقَالَ الَّذِينَ اتَّبَعُوا لَوْ أَنَّ لَنَا كَرَّةً فَنَتَبَرَّأَ مِنْهُمْ كَمَا تَبَرَّءُوا مِنَّا ۗ كَذَٰلِكَ يُرِيهِمُ اللَّهُ أَعْمَالَهُمْ حَسَرَاتٍ عَلَيْهِمْ ۖ وَمَا هُم بِخَارِجِينَ مِنَ النَّارِ البقرة [167] Listen
Those who followed will say, "If only we had another turn [at worldly life] so we could disassociate ourselves from them as they have disassociated themselves from us." Thus will Allah show them their deeds as regrets upon them. And they are never to emerge from the Fire. Al-Baqarah ( The Cow ) [167] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi