Pengamat Bandingkan Sikap Andika Perkasa dan Gatot Nurmantyo Saat Diusung Jadi Bakal Capres

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Pengamat pertahanan dan keamanan dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Robi Sugara mengingatkan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa terkait pencalonan sebagai bakal calon presiden (capres).

“Ketika nama Andika masuk ke bursa capres, itu sudah pasti ditarik pada kepentingan politik, sementara dirinya masih menjabat sebagai Panglima TNI,” katanya di Jakarta, Minggu (25/7/2022).

ADVERTISEMENTS

Menurut dia, secara aturan tidak ada yang dilanggar oleh Andika dalam tindakannya itu, tetapi secara etika mencederai profesionalitas TNI di kemudian hari.

ADVERTISEMENTS

Robi menyebut ada dua alasan kinerja Andika sebagai Panglima TNI berpotensi ganda dengan kepentingan politik.

ADVERTISEMENTS

Pertama, pengumuman akhir pengusungan calon presiden secara definitif dari Partai NasDem kemungkinan akhir tahun 2022.

ADVERTISEMENTS

“Andika dengan jabatan yang dipimpinnya akan memanfaatkan power tersebut untuk memengaruhi NasDem mengusungnya, sebab secara personal Andika seperti membiarkan usulan dari NasDem tersebut dan ini berpotensi abuse of power,” ujarnya.

ADVERTISEMENTS

Lebih lanjut, Robi melihat beda sikap antara Andika dengan Panglima TNI 2015-2017 Gatot Nurmantyo.

ADVERTISEMENTS

Gatot secara tegas ketika menjabat sebagai Panglima TNI mengatakan bahwa dirinya tidak akan mencalonkan atau tidak bersedia dicalonkan sebagai presiden selagi dirinya menjabat sebagai Panglima TNI.

Alasan kedua, menurut Robi, ketika tidak ada sikap yang jelas oleh Andika, maka pekerjaannya sebagai Panglima TNI berpotensi menjadi tidak profesional.

“Sebab apa pun yang akan dilakukannya saat ini pasti sarat ditunggangi dengan pencitraan dirinya untuk menaikkan popularitas dan elektabilitas,” jelasnya.

Exit mobile version