BANDA ACEH -Pengamat Politik Adi Prayitno menilai seharusnya ketua umum partai politik tidak takut untuk maju jadi Capres dan Cawapres di Pilpres 2024.
Ia mengatakan justru aneh, apabila partai tersebut tidak bisa mengusung ketua umumnya menjadi Capres dan Cawapres.
“Saya termasuk orang yang agak strict bicara peran partai. Agak aneh kalau partai itu tidak bisa mengusung Ketua Umum mereka sebagai Capres dan Cawapres.”
“Untuk apa berpartai kalau pada akhirnya partai itu hanya sebatas kendaraan bagi orang lain, outsider, tidak terafiliasi dengan partai”
“Kemudian semacam penumpang dan dia bisa jadi presiden. Lucu bagi saya,” kata Adi saat jadi pembicara dalam talkshow LKI bertajuk Membaca Arah Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Studio MPO Cikajang, Jakarta, Jumat (24/6/2022).
Dirrektur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini akui dalam berbagai kesempatan, ia mendorong agar ketua-ketua partai berani maju menjadi Capres dan Cawapres.
“Makanya saya selalu mengatakan di berbagai kesempatan, apapun judulnya Airlangga Hartarto harga mati harus maju.”
“Apapun judulnya pak Suharso harus diusung jadi kandidat Capres di KIB, termasuk Zulhas dari PAN.”
“Persoalan nanti siapa yang akan endingnya diputuskan maju, itu lain hal yang penting jadikan dulu barang,” ujarnya.
Terkait masih rendahnya elektabilitas ketua-ketua partai ini di berbagai survei, ia sebut tidak perlu menjadi kekhawatiran.
Sebab kata dia, jika perolehan suara-suara partai dikonversi jadi suara kandidat capres, maka potensi dan peluang untuk menang terbuka lebar.
“Karena kalau dilihat dari kalkulasi politiknya, Golkar ini kan 12,8 persen. Kalau suara Pak Airlangga Hartarto yang dinilai tidak terlampau signifikan di survei dikonversi menjadi suara Golkar kan luar biasa tuh.”
“Suara Golkar yang 12,8 persen menjadi suaranya Airlangga saat ini Airlangga mendapat 12 persen mestinya” katanya.
“Kalau suaranya Pak Suharso yang dinilai juga enggak signifikan di survei saat ini, kalau kemudian suara PPP 4,8 persen dikonversi jadi suaranya Pak Suharso kan dapat 4,8 persen.”
“Ditambah suara PAN yang 6,43 persen, kan itu luar biasa. Kalau ditotal antara jumlah suara perolehan Pileg 2019 lalu yang tergabung dalam KIB itu kan plus minus 24 sekian persen” sambungnya.
Dia menjelaskan, jika melihat kekuatan politik parlemen saat ini maka sangat mungkin akan terbentuk empat poros dalam Pilpres 2024.
Pertama poros KIB, kedua poros Nasdem-PKS-Demokrat, ketiga poros Gerindra-PKB, kemudian PDIP yang sudah bisa menjadi poros sendiri.
“Artinya kalau ada 4 kandidat di Pilpres 2024, dengan modal 24 persen gabungan tiga partai dikonversi jadi calon diusung KIB, saya kira KIB ini tentu sangat compatible.”
“KIB sangat layak dipertaruhkan dalam konteks itu. Tinggal bagaimana menjaga stamina politik,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Partai Golkar bersama PAN dan PPP telah bentuk Koalisi Indonesia Bersatu yang sudah mengantongi tiket untuk usung Capres dan Cawapres pada Pilpres 2024.
Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani tegaskan KIB akan usung Capres dari internal tiga partai yang tergabung dalam koalisi pada Pilpres 2024.