Minggu, 17/11/2024 - 01:45 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Pengungsi Rohingya Ditolak Aceh, Ternyata Perilaku Ini yang Buat Geram Masyarakat Bertahun-Tahun

image_pdfimage_print

BANDA ACEH -Etnis Rohingya telah tinggal di Myanmar selama berabad-abad. Namun, ada beberapa alasan mengapa mereka jadi minoritas.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Penyebab Jadi Minoritas

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Dikutip dari laman Council on Foreign Relations pada Kamis (30/11), pertama agama mereka yang Islam menjadi minoritas, karena 90 persen masyarakat Myanmar memeluk agama Buddha.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Kedua, dari segi bahasa mereka memiliki bahasa sendiri dan berbeda dengan Myanmar yang menggunakan bahasa nasional, yaitu Burmese.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Ketiga, karakter fisik etnis Rohingya yang berbeda dengan mayoritas masyarakat Myanmar. Mereka lebih mirip dengan bangsa Bangladesh, India.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Fisik suku terbesar di Myanmar, yaitu suku Bamar memiliki mata yang cenderung sipit dan warna kulit yang terang.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Fakta Muslim Rohingya

Saat ini, Rohingya telah jadi suku tanpa kewarganegaraan dengan populasi terbanyak di dunia.

Memang mereka tinggal di bagian barat Myanmar, tepatnya daerah Rakhine, Etnis Rohingya tidak diakui sebagai kelompok etnis resmi dan kewarganegaraannya telah ditolak sejak tahun 1982.

Rohingya dan sebagian besar Muslim yang nenek moyangnya berasal dari India dan Bangladesh pernah dianggap sebagai warga negara Burma di bawah Konstitusi 1948 dan pemerintahan sipil hingga kudeta militer pada tahun 1962.

Berita Lainnya:
Sinyal Ditawari Wantimpres, AHY Buka Isi Pertemuan Prabowo dan SBY

Status mereka kemudian diturunkan di bawah Konstitusi 1974 yang tidak secara resmi mengakui mereka, dan Undang-Undang Kewarganegaraan 1982 yang menyatakan bahwa warga negara harus berasal dari salah satu 135 ‘ras nasional’ yang diakui di bawah konstitusi.

Dalam hal ini yang nenek moyangnya telah menetap di negara tersebut sebelum tahun 1823.

Karena kurangnya dokumentasi untuk memenuhi persyaratan yang terakhir, hasilnya adalah penolakan kewarganegaraan yang sangat diskriminatif bagi sebagian besar orang Rohingya dan banyak Muslim lainnya.

Mereka tidak mendapat fasilitas kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan perlindungan hukum.

Mereka juga tidak mendapatkan perlindungan dan rentan terhadap eksploitasi serta kekerasan karena status mereka sebagai populasi tanpa kewarganegaraan.

Alasan Myanmar Menolak

Dikutip dari Minority Rights Group International pada Kamis (30/11), dibalik semua perlakuan tersebut, ternyata ada hal yang mendasarinya.

Hal ini terjadi ketika Inggris menjajah Myanmar pada masa perang dunia II dan menarik Muslim Rohingya sebagai tentara.

Inggris kemudian mengadu domba antara Rohingya dan umat Buddha yang bersekutu dengan Jepang saat itu.

Berita Lainnya:
Jelang Pelantikan, Belasan Rantis TNI Siaga di Gedung DPR

Ketika Inggris diusir dari Myanmar oleh Jepang karena kekalahan yang dihadapinya, etnis Rohingya ini jadi sasaran amarah masyarakat.

Pengungsi Rohingya di Indonesia

Awalnya, Rohingya pertama kali memasuki Aceh pada tahun 2009 dan diterima baik oleh masyarakat.

Namun seiring dengan berjalannya waktu, terdapat beberapa hal yang dilakukan pengungsi Rohingya dan membuat geram masyarakat Aceh.

Pada Minggu (22/3/2022), sebanyak 12 pengungsi kabur dari Kamp Aceh Besar. Sebelumnya pada Kamis (8/12/2022), mereka dikabarkan mencuri kelapa dan melanggar adat. Pengungsi ini tidak patuh dengan syariat, berbuat onar, dan jorok.

Dikarenakan semakin banyaknya pengungsi, warga Aceh kemudian mengambil sikap dengan menolak kedatangannya, seperti yang terjadi pada Minggu (19/11).

Padahal sebagai wujud kepedulian dan rasa kemanusiaan terhadap sesama, warga Aceh tetap memberikan sembako untuk bekal melanjutkan perjalanan.

Namun, ternyata hal itu juga tidak disambut baik oleh etnis tersebut, karena mereka justru membuang bantuan sebagai bentuk protes.

Melihat hal itu, warga Aceh kemudian semakin yakin dengan keputusan untuk tidak menerima mereka.

Walaupun banyak sisi yang menekan Indonesia untuk menerima pengungsi, seperti yang dilakukan oleh Amnesty Internasional.


Reaksi & Komentar

وَإِذْ آتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَالْفُرْقَانَ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ البقرة [53] Listen
And [recall] when We gave Moses the Scripture and criterion that perhaps you would be guided. Al-Baqarah ( The Cow ) [53] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi