Israel-telah-mulai-memasang-pompa-untuk-membanjiri-Gaza.jpg” width=”640″/>BANDA ACEH – Kantor Hak Asasi Manusia PBB pada hari Kamis memperingatkan Israel yang membanjiri terowongan Gaza dengan air laut.
Ia menjelaskan hal tersebut akan menimbulkan dampak yang parah ke depannya.
“Banjirnya terowongan-terowongan Israel dengan air asin dapat menimbulkan dampak buruk terhadap hak asasi manusia, bahkan dalam jangka panjang,” tulisnya di X, sebelumnya Twitter, dikutip dari Anadolu Agency.
Menurutnya, kelangsungan hidup warga Gaza akan terancam.
“Barang-barang yang sangat diperlukan bagi kelangsungan hidup warga sipil juga bisa terancam, begitu juga dengan kerusakan lingkungan yang luas, berjangka panjang, dan parah,” tambahnya.
Oleh karena itu, ia juga meminta warga sipil Gaza dilindungi.
“Warga sipil harus dilindungi,” katanya.
Sebelumnya, Wall Street Journal yang mengutip para pejabat AS melaporkan terakhir minggu lalu Israel telah menyelesaikan perakitan setidaknya lima pompa air laut besar di dekat kamp pengungsi al-Shati di Gaza utara.
Pompa tersebut dapat mengambil air dari Laut Mediterania dan mengalirkan ribuan meter kubik per jam, dikutip dari Middle East Eye.
Kemudian, para pejabat AS mengatakan keputusan Israel untuk membanjiri terowongan dengan air dari Laut Mediterania adalah bagian dari strategi yang lebih luas yang digunakan untuk menghancurkan jaringan terowongan.
Mereka menduga terowongan tersebut digunakan Hamas untuk memindahkan pejuang dan senjata secara diam-diam di wilayah pesisir yang padat penduduknya.
Menurut para pejabat AS, sistem terowongan ini membentang sepanjang 300 mil (482 kilometer), dan penggunaan pintu antiledakan yang tebal sedang dikaji oleh pihak Israel.
Prosesnya diperkirakan akan memakan waktu beberapa minggu untuk diselesaikan.
Pada saat langkah tersebut diumumkan, beberapa pihak mengatakan tindakan tersebut akan menciptakan bencana lingkungan karena mencemari pasokan air bersih di Gaza yang sudah terbatas dan secara signifikan merugikan pertanian lokal.
Menurut salah satu ahli, dampak yang ditimbulkan oleh hal tersebut bisa menjadi pelanggaran hukum kemanusiaan internasional.
Biden Sebut Tidak Yakin Sandera Masih Berada di Terowongan
Presiden AS Joe Biden mengatakan pada hari Selasa bahwa dia tidak dapat memastikan apakah ada sandera yang disandera oleh Hamas dua bulan lalu yang masih berada dalam sistem terowongan.
“Mengenai banjirnya terowongan, ada pernyataan yang dibuat bahwa mereka yakin tidak ada sandera di terowongan mana pun. Tapi saya tidak tahu pastinya,” Kata Biden.
“Namun, saya tahu bahwa setiap kematian warga sipil adalah sebuah tragedi, dan Israel telah menyatakan niatnya, seperti yang saya katakan, untuk menyelaraskan niatnya dengan tindakan,” tambahnya.
Sementara itu, sekitar 139 sandera masih disandera saat ini