Jumat, 15/11/2024 - 14:30 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Peracik Bumbu Dibalik Lezatnya Kuliner Aceh

ACEH BESAR – Semua bumbu yang dijualnya diolah sendiri. Di dalam Kios terdapat mesin penggiling bumbu, mesin parut kelapa, mesin parut lengkuas, tumpukan ember berisi air, karung-karung berisi cabe rawit, tumpukan daun salam, seplastik besar daun pandan dan karung berisi lengkuas setinggi pinggang orang dewasa.

“Ibu jarang di rumah, semuanya ibu kerjain di sini. Bahan-bahan ibu suruh antar ke sini enggak mau ibu ke rumah, sampai rumah udah istirahat aja jangan kerja-kerja lagi,” ujar perempuan setengah abad yang kerab disapa Kak Ta.

Pasar Induk Lambaro adalah pasar terbesar di Aceh. Pasar ini menjual berbagai jenis bahan makanan, dari mulai sayuran, buah, bumbu dapur, daging, ikan, dll. FOTO/Lensakita/Febby Andriyani
Pasar Induk Lambaro adalah pasar terbesar di Aceh. Pasar ini menjual berbagai jenis bahan makanan, dari mulai sayuran, buah, bumbu dapur, daging, ikan, dll. FOTO/Lensakita/Febby Andriyani

Inai di tangannya berguna untuk menutupi bekas-bekas luka akibat pengerjaan bumbu seperti terkena parutan maupun tajamnya pisau. Padahal ia enggan menggunakan inai tersebut karena ketika sedang makan akan tercium bau khas dari inai di jemarinya, tetapi untuk menutupi luka-luka tersebut ia rutin mengunakan inai yang terbuat dari daun pacar. FOTO/Lensakita/Febby Andriyani
Inai di tangannya berguna untuk menutupi bekas-bekas luka akibat pengerjaan bumbu seperti terkena parutan maupun tajamnya pisau. Padahal ia enggan menggunakan inai tersebut karena ketika sedang makan akan tercium bau khas dari inai di jemarinya, tetapi untuk menutupi luka-luka tersebut ia rutin mengunakan inai yang terbuat dari daun pacar. FOTO/Lensakita/Febby Andriyani

Semua pengerjaan bumbu dilakukan oleh Buk Ta sendiri. Hanya pada saat momen tertentu seperti meugang (menyambut puasa dan lebaran), ia akan meminta bantuan orang lain karena akan kewalahan menyediakan permintaan bumbu yang meningkat. FOTO/Lensakita/Febby Andriyani
Semua pengerjaan bumbu dilakukan oleh Buk Ta sendiri. Hanya pada saat momen tertentu seperti meugang (menyambut puasa dan lebaran), ia akan meminta bantuan orang lain karena akan kewalahan menyediakan permintaan bumbu yang meningkat. FOTO/Lensakita/Febby Andriyani

Persiapan mulai dari belanja bahan hingga proses pembuatan dikerjakan pada pagi hari. Hal ini dilakukan agar bumbu yang dijual tetap terjaga kualitasnya. FOTO/Lensakita/Febby Andriyani
Persiapan mulai dari belanja bahan hingga proses pembuatan dikerjakan pada pagi hari. Hal ini dilakukan agar bumbu yang dijual tetap terjaga kualitasnya. FOTO/Lensakita/Febby Andriyani

Buk Ta (54) pedagang bumbu di Pasar Lambaro, Aceh Besar. Saban hari ia berjualan bumbu dari pagi hari hingga sore, ia mengerjakan semua proses pembuatan bumbu tanpa campur tangan orang lain. Buk Ta sudah melakoni profesi ini dari pasca tsunami Aceh tahun 2004. FOTO/Lensakita/Febby Andriyani
Buk Ta (54) pedagang bumbu di Pasar Lambaro, Aceh Besar. Saban hari ia berjualan bumbu dari pagi hari hingga sore, ia mengerjakan semua proses pembuatan bumbu tanpa campur tangan orang lain. Buk Ta sudah melakoni profesi ini dari pasca tsunami Aceh tahun 2004. FOTO/Lensakita/Febby Andriyani

Letak kios bumbu terletak di seberang penjual daging di Pasar Lambaro. Kios bumbu itu bagaikan dapur kedua yang dimiliki Buk Ta sebab semua pengerjaan bumbu ia lakukan di kiosnya. FOTO/Lensakita/Febby Andriyani
Letak kios bumbu terletak di seberang penjual daging di Pasar Lambaro. Kios bumbu itu bagaikan dapur kedua yang dimiliki Buk Ta sebab semua pengerjaan bumbu ia lakukan di kiosnya. FOTO/Lensakita/Febby Andriyani

Apapun jenis bumbu masakan yang diminta konsumen, Buk Ta mampu meraciknya. Tangannya lihai mengkombinasikan berbagai bumbu yang tersedia. Bumbu-bumbu ini dibungkus dalam plastik ukuran seperempat. FOTO/Lensakita/Febby Andriyani
Apapun jenis bumbu masakan yang diminta konsumen, Buk Ta mampu meraciknya. Tangannya lihai mengkombinasikan berbagai bumbu yang tersedia. Bumbu-bumbu ini dibungkus dalam plastik ukuran seperempat. FOTO/Lensakita/Febby Andriyani

Pelanggan yang datang biasanya adalah orang-orang yang sudah sering berbelanja bumbu di kios tersebut. Baik itu digunakan untuk konsumsi pribadi ataupun untuk bumbu masakan yang akan di jual. FOTO/Lensakita/Febby Andriyani
Pelanggan yang datang biasanya adalah orang-orang yang sudah sering berbelanja bumbu di kios tersebut. Baik itu digunakan untuk konsumsi pribadi ataupun untuk bumbu masakan yang akan di jual. FOTO/Lensakita/Febby Andriyani


Reaksi & Komentar

الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا ۗ وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا ۚ فَمَن جَاءَهُ مَوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّهِ فَانتَهَىٰ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَمَنْ عَادَ فَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ البقرة [275] Listen
Those who consume interest cannot stand [on the Day of Resurrection] except as one stands who is being beaten by Satan into insanity. That is because they say, "Trade is [just] like interest." But Allah has permitted trade and has forbidden interest. So whoever has received an admonition from his Lord and desists may have what is past, and his affair rests with Allah. But whoever returns to [dealing in interest or usury] - those are the companions of the Fire; they will abide eternally therein. Al-Baqarah ( The Cow ) [275] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi