Sabtu, 16/11/2024 - 20:38 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Perdebatan Berujung Maut, Duluan Ayam atau Telur? Ini Jawabannya Secara Ilmiah

BANDA ACEH – Seorang pria di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, tewas mengenaskan setelah dibunuh temannya, akibat perselisihan sepele. Kejadian ini terjadi ketika korban bernama Markus (46) ditusuk berkali-kali menggunakan badik oleh pelaku berinisial DR.Kapolsek Tungkono Polres Muna, Iptu Abdul Hasan, mengungkapkan, peristiwa tragis ini dipicu perdebatan sederhana mengenai duluan mana yang ada, telur atau ayam. Perselisihan ringan ini berujung pada tindak kekerasan yang menyebabkan Markus tewas di tempat.

Kasus pembunuhan itu terjadi di depan gereja Jalan Poros Laha-Lakapera, Desa Labasa, Kecamatan Tungkono, Kabupaten Muna, pada Rabu 24 Juli 2024 kemarin. Usai kejadian itu, pihak kepolisian lantas mengamankan pelaku yang langsung menyerahkan diri.

Pertanyaan “telur dulu atau ayam duluan?” telah lama menjadi topik perdebatan di antara ilmuwan, filsuf, dan teolog. Mari kita melihat dari beberapa perspektif, yaitu sains, evolusi, dan genetika untuk memberikan jawaban yang lebih komprehensif.

Secara ilmiah, evolusi memberikan penjelasan yang cukup jelas bahwa telur mendahului ayam. Dalam konteks evolusi, hewan bertelur jauh sebelum ayam ada. Burung, termasuk ayam, berevolusi dari sekelompok dinosaurus theropoda yang bertelur. Jadi, nenek moyang ayam adalah sejenis reptil yang sudah bertelur jutaan tahun sebelum ayam modern muncul.

Charles Darwin, dengan teori evolusinya, menyatakan bahwa semua spesies berkembang melalui seleksi alam. Menurut prinsip ini, spesies yang kita kenal sebagai ayam domestik (Gallus gallus domesticus) berevolusi dari spesies burung lain melalui perubahan genetik yang bertahap.

Mutasi genetik yang terjadi di dalam telur mengakibatkan kelahiran ayam pertama. Ini berarti bahwa telur yang mengandung mutasi genetik ayam ada sebelum ayam itu sendiri.

Studi dan Bukti Ilmiah

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature mendukung gagasan ini. Dalam studi tersebut, ditemukan bahwa protein tertentu yang penting untuk pembentukan cangkang telur ayam, ovocleidin-17 (OC-17), hanya bisa diproduksi oleh ovarium ayam.

Namun, ini tidak berarti ayam mendahului telur dalam sejarah evolusi. Faktanya, telur yang mengandung protein ini berevolusi sebelum ayam modern ada, diproduksi oleh nenek moyang ayam yang bukan ayam modern.

Perspektif Genetika

Genetika modern juga mendukung argumen bahwa telur mendahului ayam. Genom yang mengkode karakteristik ayam modern harus berada dalam sel reproduksi sebelum ayam tersebut lahir. Oleh karena itu, telur yang mengandung embrio dengan mutasi genetik yang membuatnya menjadi ayam modern datang sebelum ayam modern itu sendiri.

Setiap perubahan evolusioner yang membedakan ayam modern dari leluhurnya terjadi pertama kali dalam telur. Dalam proses ini, DNA dari dua burung yang hampir-ayam bersatu, menciptakan embrio yang mengalami mutasi yang mengarah pada ayam modern.

Dari perspektif evolusi dan genetika, telur mendahului ayam. Telur yang mengandung mutasi genetik yang mengarah ke ayam modern ada sebelum ayam modern itu sendiri. Ini sejalan dengan prinsip-prinsip evolusi di mana perubahan genetik terjadi dalam embrio yang berkembang dalam telur.

Dengan demikian, berdasarkan bukti ilmiah dan teori evolusi, telur datang lebih dulu daripada ayam.


Reaksi & Komentar

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِندَ اللَّهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا ۚ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ البقرة [217] Listen
They ask you about the sacred month - about fighting therein. Say, "Fighting therein is great [sin], but averting [people] from the way of Allah and disbelief in Him and [preventing access to] al-Masjid al-Haram and the expulsion of its people therefrom are greater [evil] in the sight of Allah. And fitnah is greater than killing." And they will continue to fight you until they turn you back from your religion if they are able. And whoever of you reverts from his religion [to disbelief] and dies while he is a disbeliever - for those, their deeds have become worthless in this world and the Hereafter, and those are the companions of the Fire, they will abide therein eternally. Al-Baqarah ( The Cow ) [217] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi