Perkumpulan Tenaga Ahli Konsultan Indonesia Gelar Simposium Konstruksi Nasional 2023 di Hotel Ciputra Jakarta

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Suasana acara Simposium Konstruksi Nasional 2023 di Hotel Ciputra Jakarta. FOTO/Dok. Istimewa. Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

JAKARTA – Perkumpulan Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (PERTAHKINDO) mengadakan acara Simposium Konstruksi Nasional pada 12 Desember 2023 di Hotel Ciputra Jakarta. Simposium tersebut mengusung tema, “Strategi Pengembangan Kolaborasi Dan Inovasi Dalam Penyelenggaraan Industri Dan Masyarakat Jasa Konstruksi Pada Era Digital”.

Dalam simposium tersebut, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat PERTAHKINDO Ir. Aries Wimaruta, MM. menyampaikan bahwa PERTAHKINDO telah terakreditasi di LPJK. PERTAHKINDO juga telah mendirikan Lembaga Sertifikasi Pertahkindo Konstruksi Nasional (LSP PERTAHKONAS) yang saat ini telah melayani 96 jabatan kerja dari jenjang operator hingga jenjang ahli dan telah menerbitkan lebih dari 4.000 SKK.

ADVERTISEMENTS

Ir. Aries Wimaruta, MM juga meyampaikan bahwa Simposium Konstruksi Nasional tersebut merupakan kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) yang secara rutin dilaksanakan dalam rangka pembinaan kepada anggota. PERTAHKINDO mengharapkan acara yang dihadiri oleh tenaga ahli anggota PERTAHKINDO seluruh Indonesia tersebut dapat memberikan kontribusi pemikiran dari semua pihak, agar dapat dihasilkan suatu strategi untuk mengembangan kolaborasi dan inovasi semua pihak supaya tenaga kerja konstruksi Indonesia mampu beradaptasi di era digital saat ini.

ADVERTISEMENTS

Acara simposium tersebut dibuka secara daring oleh Dirjen Bina Konstruksi, Ir. Rachman Arief Dienaputra M.Eng. Dalam sambutannya Dirjen Bina Konstruksi menyampaikan apresiasi kepada PERTAHKINDO sebagai salah satu asosiasi tenaga kerja konstruksi yang sudah terakreditasi sehigga dapat mendirikan Lembaga Sertifikasi Profesi  (LSP).

ADVERTISEMENTS

Kehadiran LSP sangat dibutuhkan dalam proses pembangunan nasional, khususunya Pembangunan di bidang infrastruktur. Keberhasilan pembangunan sangat ditentukan oleh kompetensi tenaga ahli yang terlibat dalam proses Pembangunan tersebut. Adalah tugas asosiasi dan LSP untuk mencetak tenaga ahli yang kompeten. Selain itu, kerjasama dan kolaborasi dari semua pemangku kepentingan; seperti LPJK, BNSP dan Kementrian PUPR sangat dibutuhkan, salah satu implementasinya adalah kegiatan Simposium Konstruksi Nasional . Oleh karena itu, Dirjen Bina Konstruksi berharap agar kerjasama dan kolaborasi semua pemangku kepentingan, harus ditingkatkan.

ADVERTISEMENTS

Narasumber pada simposium tersebut adalah anggota Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), Miftakul Azis, MH., Direktur Kelembagaan Dan Sumber Daya Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Ir. Nicodemus Daud, M.Si. dan Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, Ir. Taufik Widjoyono, M.Sc.

ADVERTISEMENTS

Miftakul Azis, MH dalam paparannya yang berjudul “Peran BNSP Dalam Peningkatan Optimalisasi Peran Dan Fungsi LSP Profesi Jasa Konstruksi Bersinergis Dengan Asosiasi Profesi Terakreditasi Pengampu” menyampaikan pentingnya tenaga ahli memiliki Sertifikasi Kompetensi Kerja (SKK) yang bukti kompetensi tenaga ahli yang diperoleh melalui uji kompetensi dengan mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia, Standar Internasional dan/atau Standar Khusus. LSP yang dapat menerbitkan SKK adalah LSP yang sudah terlisensi oleh BNSP. Oleh karena itu, sangat diperlukan sinergisitas antara LSP dan BNSP.

ADVERTISEMENTS

Sementara itu, Ir. Nicodemus Daud, M.Si. menyampaikan paparan dengan judul “Optimalisasi Implementasi Kebijakan Penyelenggaraan Jasa dan Usaha Konstruksi Indonesia”. Ia mengatakan bahwa saat ini begitu pesatnya kemajuan teknologi yang menyebabkan perlunya regulasi agar kemajuan teknologi dapat berkontribusi dalam Pembangunan nasional. Misalnya saat ini penggunaan Building Information Modelling (BIM) sudah menjadi keharusan dalam proyek-proyek konstruksi, namun masih banyak kendala dalam proses implementasi di lapangan, sehingga perlu adanya regulasi agar penggunaan teknologi dapat meningkatkan usaha jasa konstruksi Indonesia.

Selain itu, Ir. Nicodemus Daud, M.Si. mengingatkan bahwa saat ini artificial intelligence (kecerdasan buatan) sudah digunakan di semua bidang usaha, termasuk usaha jasa konstruksi. Para pelaku jasa konstruksi agar beradaptasi terhadap kemajuan teknologi tersebut.

Selanjutnya, Ir. Taufik Widjoyono, M.Sc. menyampaikan peran LPJK dalam meningkatkan daya saing badan usaha dan tenaga kerja yang profesional dan berdaya saing. Ir. Taufik Widjoyono, M.Sc. menyampaikannya dalam paparan dengan judul “Peran LPJK dalam Akselerasi Kolaborasi dan Inovasi Jasa Usaha Konstruksi Profesional yang Berdaya Saing”.

Acara simposium tersebut dipandu oleh Ir. Napoli Situmorang, MT., MH., IPM. (wakil ketua bidang jasa konstruksi, DPP PERTAHKINDO), dihadiri oleh 250 peserta secara langsung dan lebih dari 100 peserta melalui platform daring, acara berlangsung dengan baik dan lancar. Proses dialog berlangsung dengan apik, sehingga dapat menghasilkan pemikiran konstruksif untuk menggali strategi mengembangan kolaborasi dan inovasi semua pemangku kepentingan industri jasa konsruksi pada era digital saat ini.

Keberhasilan acara simposium tersebut tidak terlepas dari kekompakan panitia penyelenggara yang dikomandoi oleh Gandhes Esthi Ningrum, ST., IAI,  dan dukungan penuh sponsor seperti Bank Central Asia, PT. LSP Pertahkindo Konstruksi Nasional, Yayasan Tarumanagara, PT. PROPAN RAYA, ICC, MIDEA, PT. TARAM, PT. SEHO MAKMUR INDUSTRI, IKATAN NASIONAL KONSULTAN INDONESIA, PUSAT PEMBINAAN PELATIHAN DAN SERTIFIKASI (P3SM), PERKUMPULAN KONSULTAN INDONESIA (PERKINDO), LSP ATAKI, HIPTASI, serta semua Dewan Pengurus Daerah Perkumpulan Tenaga Ahli Konsultan Indonesia (PERTAHKINDO).

Dari kerjasama yang terjalin dalam simposium tersebut, PERTAHKINDO mengharapkan akan lahir lebih banyak gagasan inovatif dan langkah-langkah strategis yang mampu mengangkat industri konstruksi Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi dalam mencapai Indonesia Emas 2045.

Exit mobile version