BANDA ACEH – Perwakilan Israel dan Iran terlibat cekcok dan saling mengancam satu sama lain saat rapat Dewan Keamanan PBB yang membahas eskalasi konflik di Timur Tengah.Dewan Keamanan menggelar pertemuan darurat pada Rabu (2/10/2024) waktu setempat, membahas eskalasi Timur Tengah setelah Israel membunuh pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, memulai serangan darat ke Lebanon, yang kemudian dibalas dengan tembakan ratusan rudal Iran.
Duta Besar Israel untuk PBB Danny Danon mengeklaim apa yang dilakukan negaranya adalah hak membela diri.
“Israel akan membela diri. Kami akan bertindak. Dan izinkan saya meyakinkan Anda, konsekuensi yang akan dihadapi Iran atas tindakan mereka akan jauh lebih besar daripada yang pernah mereka bayangkan,” kata Danon saat rapat Dewan Keamanan, seperti dilansir Reuters, Kamis (3/10/2024).
Sementara itu Duta Besar Iran untuk PBB Amir Saeid Iravani mengatakan serangan rudal mereka ke Israel pada Selasa (1/10/2024), dilakukan untuk memulihkan keseimbangan di kawasan.
“Eskalasi lebih lanjut dapat dihindari jika Israel menghentikan perang di Gaza dan serangan terhadap Lebanon,” ujar Iravani.
“Iran sepenuhnya siap untuk mengambil tindakan defensif lebih lanjut, jika diperlukan, untuk melindungi kepentingan sahnya dan mempertahankan integritas teritorial serta kedaulatan terhadap tindakan agresi militer dan penggunaan kekuatan ilegal apa pun,” dia melanjutkan.
Wakil Tetap AS di PBB, Linda Thomas-Greenfield, juga buka suara dalam sidang tersebut. Dia menyebut dukungan Washington untuk Tel Aviv bersifat defensif.
“Saya tegaskan: Rezim Iran akan bertanggung jawab atas tindakannya. Dan kami sangat memperingatkan Iran, atau proksinya, agar tidak mengambil tindakan terhadap AS atau tindakan lebih lanjut terhadap Israel,” kata Thomas-Greenfield.
Israel dan AS pun sama-sama menyerukan sanksi terhadap Iran.
Rusia juga angkat bicara dalam rapat Dewan Keamanan itu. Dubes Rusia di PBB Vassily Nebenzia terang-terangan memuji Iran atas pengendalian diri yang ‘luar biasa’ dalam beberapa bulan terakhir, dan mengatakan serangan rudal terhadap Israel tidak dapat ‘disajikan seolah semua terjadi begitu saja, seolah tidak ada yang terjadi di Lebanon dan Gaza, di Suriah, dan Yaman’.
“Namun hal itu memang terjadi dan menyebabkan munculnya konflik baru yang sangat berbahaya di Timur Tengah,” ujar Nebenzia.
Sebelumnya pada Selasa malam waktu setempat, Korps Garda Revolusi Islam Iran menembakkan ratusan rudal ke sejumlah wilayah Israel sebagai balasan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.
Menanggapi serangan itu, Israel mengatakan bakal balas ke Iran dalam beberapa hari mendatang. Menurut sejumlah pejabat Israel, serangan balasan ini akan menyasar sejumlah infrastruktur viral Iran, termasuk fasilitas minyak dan nuklir.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk keras perluasan konflik di Timur Tengah, seraya menegaskan gencatan senjata harus segera dilaksanakan karena eskalasi konflik terus terjadi.