Petisi 100 Adukan Dugaan Nepotisme Keluarga Jokowi ke Bareskrim Polri

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Dugaan tindak pidana nepotisme diadukan sekelompok aktivis mengatasnamakan Petisi 100 Penegak Daulat Rakyat dan Forum Perguruan Tinggi Bandung Berijazah Asli (For Asli) ke Bareskrim Polri.Aduan bersifat dumas (aduan masyarakat) itu dilayangkan Petisi 100 melalui 25 perwakilan yang memberikan surat kuasa kepada 20 pengacara di Ruang Bareskrim Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (22/1).

Aduan praktik nepotisme tersebut dituduhkan kepada Presiden Joko WIdodo.

ADVERTISEMENTS

Anggota Petisi 100 Letjen TNI (Purn) Yayat Sudrajat mengatakan, dumas tersebut berlandaskan pada amanat TAP MPR VI/ MPR/2001 tentang Etika Kehidupan Berbangsa, khususnya Bab II TAP MPR mengenai etika penegakan hukum yang berkeadilan.

ADVERTISEMENTS

Letjen (Purn) Yayat menyinggung Pasal 1 angka 5 UU 28/1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

ADVERTISEMENTS

Ia juga menyinggung Pasal 22 UU 28/1999 yang menyatakan bahwa, setiap penyelenggara Negara atau anggota komisi pemeriksa yang melakukan nepotisme sebagaimana Pasal 5 angka 4 dipidana dengan penjara paling singkat dua tahun dan paling lama dua belas tahun dan denda paling sedikit Rp 200 juta dan paling banyak Rp1 miliar.

ADVERTISEMENTS

“Bukti-bukti menunjukkan bahwa Anwar Usman, Iriana, hingga Joko Widodo telah melanggar Pasal 5 angka 4 yang menyatakan, ‘Setiap penyelenggara negara berkewajiban untuk tidak melakukan perbuatan korupsi, kolusi, dan nepotisme’,” kata Yayat Sudrajat.

ADVERTISEMENTS

Berdasarkan alasan-alasan tersebut, Petisi 100 menilai Presiden Joko Widodo dan keluarganya patut diduga melakukan praktik nepotisme.

ADVERTISEMENTS

“Anwar Usman, Joko Widodo, Iriana dan Gibran layak dilaporkan atau diadukan oleh masyarakat kepada Polri untuk diproses secara hukum atas delik melanggar Pasal 1 angka 5, Pasal 5 angka 4, dan Pasal 22 UU 28/1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme jo Pasal 55 KUHP (deelneming/penyertaan),” paparnya. rmol news logo article

Exit mobile version