Meninggalnya seorang kapten di tengah penerbangan bukan hanya tantangan fisik bagi kru yang tersisa, tetapi juga psikologis. Bagi kopilot, mengambil alih kendali setelah menyaksikan kematian seorang kolega merupakan beban emosional, menambah tekanan pada situasi yang sudah menegangkan.
Kemampuan kopilot untuk tetap tenang dan fokus dalam keadaan tertekan merupakan bukti pelatihan intensif yang dijalani pilot. Bagi penumpang, situasi ini dapat dengan mudah menimbulkan kepanikan. Namun, profesionalisme awak pesawat kemungkinan besar berperan penting dalam menjaga ketenangan di dalam pesawat.
Penumpang diberi tahu tentang situasi tersebut dan diyakinkan bahwa penerbangan terkendali. Pendaratan yang aman di JFK membantu mengurangi situasi yang bisa jadi jauh lebih berbahaya.
Peristiwa Sebelumnya
Meski jarang terjadi, ini bukan pertama kalinya seorang pilot meninggal di tengah penerbangan. Pada 2014, seorang kapten American Airlines meninggal di tengah penerbangan, sehingga kopilot terpaksa mengalihkan pesawat.
Pada 2009, sebuah penerbangan Continental Airlines menghadapi skenario serupa ketika kaptennya meninggal karena sebab alamiah selama penerbangan transatlantik dari Brussels ke Newark. Dalam kedua kasus tersebut, seperti halnya dengan Penerbangan TK204 Turkish Airlines, kopilot berhasil mengambil alih dan mendaratkan pesawat dengan selamat.
Insiden ini, meski jarang terjadi, menyoroti langkah-langkah keselamatan tangguh yang diterapkan guna memastikan bahwa meskipun kapten tidak mampu, penerbangan dapat dilanjutkan dengan aman.
Setelah tragedi ini, Turkish Airlines, bersama dengan badan pengawas penerbangan, mungkin akan meninjau proses pemeriksaan kesehatan bagi pilot. Salah satu kemungkinan adalah dengan memperkenalkan pemeriksaan kesehatan lebih sering bagi pilot lebih tua atau pilot yang terbang pada rute jarak jauh, di mana kelelahan dan stres dapat memperburuk kondisi yang mendasarinya.
Maskapai penerbangan juga dapat mempertimbangkan untuk menerapkan sistem pemantauan kesehatan tambahan dalam pesawat untuk mendeteksi tanda-tanda awal gangguan medis pada pilot, yang berpotensi mencegah tragedi di masa mendatang. Area fokus lainnya mungkin adalah peningkatan pelatihan bagi awak kabin dan penumpang tentang cara membantu dalam keadaan darurat medis, terutama dalam kasus yang melibatkan awak dek penerbangan.