Polisi di Karawang Peras dan Asal Tangkap Bikin Murka Warga, Kapolres Minta Maaf

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

Ⓒ Hak cipta foto di atas dikembalikan sesungguhnya kepada pemilik foto

BANDA ACEH – Kapolres Karawang AKBP Edwar Zulkarnain buka suara soal anggotanya yang diduga melakukan pemerasan dan asal tangkap terhadap warga di Kecamatan Tirtajaya, Karawang. Akibat ini, Polsek Tirtajaya sempat digeruduk warga.”Pertama-tama kami selaku polres, mohon maaf sebesar-besarnya kepada warga Karawang, Tirtajaya, khususnya atas perbuatan, tindak tanduk oknum personel Polsek Tirtajaya berinisial Aipda AM,” ucap Edwar di Mapolres Karawang, Jumat (1/11).

Sejak Kamis (31/10) malam usai mendapat informasi adanya aksi massa di Kantor Polsek Tirtajaya, pihaknya bergerak menerjunkan sejumlah anggota Provos ke lokasi.

ADVERTISEMENTS

Hasilnya, usai berdiskusi dengan warga, oknum berinisial AM tersebut kini sudah dibawa ke Mapolres Karawang untuk proses pemeriksaan.

ADVERTISEMENTS

“Yang bersangkutan sekarang sedang proses pemeriksaan di Polres Karawang. Tentunya kami tidak bekerja sendiri, kami bekerja sama dengan Bid Propam Polda Jabar untuk melakukan penyelidikan pengembangan,” papar Edwar.

ADVERTISEMENTS

“Kami lakukan penyelidikan apakah ada kemungkinan ada keterlibatan oknum-oknum personel lain bersama yang bersangkutan, melakukan perbuatan tercela seperti yang dikeluhkan warga,” tambah dia.

ADVERTISEMENTS

Jika nantinya oknum berinisial AM tersebut terbukti bersalah melanggar kode etik Polri, maka tentu akan disanksi sesuai aturan yang berlaku.

ADVERTISEMENTS

“Yang jelas sanksi ada, nanti propam yang akan menindaklanjuti. Sekali lagi kami tidak bekerja sendiri. Polres Karawang bekerja sama dengan Propam Polda Jabar untuk menyelesaikan persoalan ini,” tegasnya.

ADVERTISEMENTS

Sekilas Pemerasan

Dari video yang beredar, massa terlihat mendatangi kantor polisi dengan iring-iringan sepeda motor.

Mereka berseru mengumpat dan mencari seorang oknum polisi berinisial AM untuk keluar dari kantor kepolisian.

Salah seorang warga Tirtajaya, Diki, mengaku menjadi korban asal tangkap dan pemerasan oknum polisi tersebut.

Dia menuturkan awalnya sedang nongkrong bersama kawan-kawannya pada Rabu (30/10) dini hari. Kemudian ada sebuah mobil berhenti di depan mereka. Mobil itu diisi 3 oknum polisi.

Ketiga oknum tersebut tiba-tiba menghampiri dan merangkul mereka seraya memasukkan obat-obatan terlarang ke dalam tas salah satu kawannya.

Ia mengaku sadar saat itu sedang dijebak, tapi tak berani melawan karena takut. 

“Dia dimasukin obat sama si oknum polisi jenis tramadol, dimasukin lewat sisir ke tas si Dian. Berhubung kita dasarnya orang bodo, ya diem aja, ketakutan,” kata Diki kepada wartawan.

Lalu ia bersama kawannya, Dian, diangkut ke dalam mobil tersebut. Saat di dalam mobil itu lah mereka dipukuli hingga diancam akan ditembak jika tak mau mengaku obat-obatan tersebut milik mereka.

“Dipukul muka, kuping ditodong pistol, kalau gak ngaku kita dibolongin kaki segala macem, mau dilakban, diplastik,” ungkapnya.

Selain itu, oknum tersebut juga meminta tebusan sebesar Rp 5 juta jika ingin dibebaskan. Diminta tebusan 5 juta berdua, ya dikasih Rp 2,5 juta, diutang pun bisa,” kata dia.

Exit mobile version