Sabtu, 16/11/2024 - 11:07 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Politikus Senior PDIP Sebut Jeleknya Jokowi itu ‘Balas Dendam’, Gatot dan Prabowo Pernah Kena

BANDA ACEH –Politikus senior PDI Perjuangan atau PDIP Panda Nababan menyebutkan jeleknya Presiden Joko Widodo alias Jokowi adalah balas dendam.

Menurut Panda, Jokowi memiliki kemampuan untuk membalas dendam pada siapa saja yang berbuat salah padanya dengan cara tak terduga.

Pernyataan tersebut Panda nyatakan saat menanggapi kemungkinan adanya hubungan buruk antara Jokowi dan Surya Paloh.

“Saya khawatir, hubungan mereka berdua ini tidak berjalan baik antara Jokowi dengan Surya, karena kalau itu terjadi Jokowi jelek kelakuannnya itu jelek,” ungkap Panda Nababan dalam perbincangannya di Total Politik.

“Dia [Jokowi] bisa bikin gerakan yang kita enggak duga semacam sesuatu yang untuk membalas dendam,” imbuhnya.

Gatot-Prabowo Korban Balas Dendam Jokowi, Surya Paloh Selanjutnya?

Pada persoalan balas dendam, Panda menceritkan bagaimana perlakukanJokowi  ke Mantan Panglima Jenderal TNI, Gatot Nurmantyo.

Kejadian bermula dari HUT TNI pada 2017 lalu. Pada perayaan itu, Jokowi dibikin kesal oleh Gatot yang kala itu menjadi Panglima TNI.

Pasalnya Jokowi dan para menteri dibuat jalan kaki hingga satu kilometer karena kondisi jalanan yang tidak kondisikan oleh pihak TNI.

“Saya ceritakan itu di buku tentang Jenderal Gatot, dia [Jokowi] merasa dipermalukan merasa tidak dihargai waktu ulang tahun TNI di Cilegon,” ungkap Panda.

“Jalan kaki dia [Jokowi], naik taksi istrinya sudah apa kemudian disuruh lah Pratikno cek Kapolda Banten ternyata enggak dilibatkan, tetapi Gatot ngomong ke presiden rakyat begitu membludak karena mencintai TNI padahal tinggal diatur aja lalu lintas,” tambahnya.

Gatot yang membuat Jokowi ‘olahraga’ di Cilegon itu tak langsung dibalas telak. Jokowi secara ‘halus’ melakukan balas dendam ke Gatot di pernikahan putrinya, Kahiyang Ayu.

“Di perkawainan anaknya, yang si Bobby jadi mantunya. Tito pakai mawar merah, Pratikno, Luhut segala macam jadi panitia. Dia [Gatot] duduk sama istrinya di pojokan salam saja tidak ada karpet merah, padahal masih jadi panglima,” kata Panda.

“Tiba-tiba malah dimunculkan yang tak diduga, Moeldoko kasih kata sambutan, yang dibikin jadi pajangan malah Moeldoko, bekas panglima gitu loh itu loh yang bisa aku bisa baca,” imbuhnya.

Selain Jenderal Gatot, Prabowo Subianto juga pernah kena balas dendam Jokowi. Kala itu Prabowo berkata pada Luhut Binsar untuk tidak perlu membantu memajukan Jokowi sebagai presiden di Pilpres 2014.

“Prabowo bilang ke Luhut, Bang enggak usah bantu tukang andong itu mana bisa jadi presiden, haduh tukang andong mau jadi presiden,” kata Panda menceritakan Prabowo.

“Kemudian tahu apa yang terjadi, dia (Jokowi) bikin acara andong, di bundaran HI keliling tiga setengah jam sama JK, jadi Prabowo 3,5 jam lihat TV ada tukang andong jadi presiden,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Panda Nababan meyebutkan bahwa dia khawatir jika Surya Paloh bermasalah dengan Jokowi. Pasalnya seperti yang terjadi sebelumnya, Jokowi punya kemampuan lihai untuk membalas dendamnya.

“Dia [Jokowi] punya kemampuan itu, aku kebetuluan sama Surya Paloh teman baik, duh jangan lah itu saya lihat ada tanda-tanya yang pelukan enggak dibalas,” ujar Panda.

“Terus terang, saya khawatir jangan lah karena dia [Jokowi] ini punya kemampuan yang di luar dugaan.”


Reaksi & Komentar

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِندَ اللَّهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا ۚ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ البقرة [217] Listen
They ask you about the sacred month - about fighting therein. Say, "Fighting therein is great [sin], but averting [people] from the way of Allah and disbelief in Him and [preventing access to] al-Masjid al-Haram and the expulsion of its people therefrom are greater [evil] in the sight of Allah. And fitnah is greater than killing." And they will continue to fight you until they turn you back from your religion if they are able. And whoever of you reverts from his religion [to disbelief] and dies while he is a disbeliever - for those, their deeds have become worthless in this world and the Hereafter, and those are the companions of the Fire, they will abide therein eternally. Al-Baqarah ( The Cow ) [217] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi