BANDA ACEH – Dipilihnya Heru Budi Hartono menjadi PJ Gubernur DKI JAkarta menggantikan Anies Baswedan mendapatkan sambutan gembira para penggemar Basuki Tjahaja Purnama.
Pasalnya, saat masih menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemprov DKI Jakarta, Heru Budi Hartono dikenal sebagai loyalis Ahok.
Heru juga diketahui dekat dengan Jokowi hingga membawanya menduduki jabatan sebagai kepala Sekretariat Kepresidenan.
Meski baru menjabat sebagai PJ Gubernur, berbagai keputusan dan perkataan Heru dijadikan senjata untuk menyerang Anies Baswedan.
Salah satunya soal diterapkannya kembali meja pengaduan di Balai Kota DKI Jakarta, yang sempat tak populer saat Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Keputusan Heru disambut gegap gempita para Ahoker lantaran dianggap meneruskan budaya dari Ahok saat memimpin Jakarta.
Pihak-pihak yang selama ini membully Pemprov DKI saat Anies Baswedan menjabat gubernur, kini berubah drastis memberikan dukungan kepada Heru.
Fenomena tersebut, dilihat oleh Politisi Golkar Andi Sinulingga, bisa berbahaya.
Apalagi, kata dia, Heru terkesan mengakomodir suara-suara dari para Ahoker yang heboh di media sosial.
Andi menilai, jika Heru terus-menerus mengakomodir suara-suara dari Ahoker, tidak menutup kemungkinan polarisasi di Pilkada 2017 lalu akan kembali meruncing.
Maka dari itu, Heru diminta untuk profesional melayani semua warga Jakarta
“Meski heru ditunjuk presiden untukjadi gubernur DKI (bukan di pilih rakyat), tapi heru harus melayani semua, bukan hanya melayani nafsunya para ahoker saja, memainkan kembali politik jahiliyah adu domba untuk mempertahankan polarisasi sosial,” tulis Andi Sinulingga dikutip dari Twitter pribadinya, Kamis (20/12/2022)
Alasan Jokowi pilih Heru
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono sebagai Penjabat Gubernur DKI Jakarta menggantikan Anies Baswedan, yang baakal habis masa jabatannya pada 16 Oktober 2022.
Jokowi menjelaskan alasan memilih Heru sebagai Penjabat Gubernur DKI. Ia mengaku telah mengenal sosok Heru sejak lama.
“Saya kan sudah kenal Pak Heru lama sekali, sejak jadi apa, Wali Kota di DKI, kemudian waktu memegang badan keuangan,” kata Presiden di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/10/2022).
Oleh karena itu, menurut Presiden, ia sangat tahu betul rekam jejak dan kemampuan Heru.
Selain memiliki kapabilitas, Heru juga memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan siapapun.
“Saya tahu betul rekam jejak, secara bekerja, kapasitas, kemampuan, saya tahu semuanya.”
“Dan komunikasinya sangat baik dengan siapapun, sehingga kita harapkan nanti ada percepatan-percepatan,” tuturnya.
Profil Heru Budi Hartono
Heru Budi Hartono lahir di Medan, Sumatra Utara, pada 13 Desember 1965.
Dilansir TribunnewsWiki.com, Heru Budi Hartono pernah mengenyam pendidikan sekolah dasar di Pakistan selama 3 tahun.
Heru Budi Hartono melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP PSKD I Jakarta Pusat.
Heru Budi Hartono lalu menempuh pendidikan SMA di Den Haag, Belanda.
Heru meraih gelar S-1 dan S-2 di Universitas Krisna Dwipayana, Jakarta.
Riwayat Jabatan
Heru Budi Hartono bukan nama yang asing di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
Heru memulai kariernya dengan menjadi Staf Khusus Wali Kota Jakarta Utara pada 1993.
Heru mengawali kiprahnya sebagai Staf Khusus Wali Kota Jakarta Utara pada 1993.
Dari tahun ke tahun, kariernya terus menanjak dengan menduduki sejumlah posisi kepala bagian. Tahun 2013, Heru sempat menjabat sebagai Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri Pemprov DKI Jakarta.
Jabatan itulah yang akhirnya mendekatkan Heru dengan Presiden Joko Widodo yang saat itu masih menjabat sebagai Wali Kota DKI Jakarta. Karier Heru kian moncer. Tahun 2014, dia ditunjuk oleh Jokowi untuk menjadi Wali Kota Jakarta Utara.
Namun, jabatan itu hanya Heru emban selama setahun.
Tahun 2015, dia kembali ke Pemprov DKI dan menjabat sebagai Kepala Badan Pebgelola Keuangan dan Aset Daerah.
Belasan tahun berkiprah di pemerintah provinsi DKI juga merekatkan Heru dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang saat itu menjadi Wakil Wali Kota DKI mendampingi Jokowi, dan naik jabatan sebagai Wali Kota setelah Jokowi jadi presiden.
Saking dekatnya, Heru nyaris dipinang Ahok sebagai calon Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Pada Pilkada DKI 2017 lalu, Ahok mulanya hendak mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI melalui jalur independen.
Namun, Ahok akhirnya menggandeng Djarot Syaiful Hidayat, dan maju lewat jalur dukungan partai politik.
Selengkapnya, berikut daftar riwayat jabatan Heru Budi Hartono sebagaimana dirangkum Tribunnews.com dari laman LinkedIn:
1. Staf Khusus Wali Kota Jakarta Utara, 1993-1995;
2. Staf Bagian Penyusunan Program Kota Jakarta Utara, 1995-1999;
3. Kasubag Pengendalian Pelaporan Kota Jakarta Utara, 1999-2002;
4. Kasubag Sarana dan Prasarana Kota Jakarta Utara, 2002-2007;
5. Kepala Bagian Umum Kota Jakarta Utara, 2007-2008;
6. Kepala Bagian Sarana dan Prasarana Kota Jakarta Utara, 2008-2012;
7. Kepala Bagian Kerjasama Luar Negeri DKI Jakarta, 2012-2013;
8. Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri DKI Jakarta, 2013-2014.
9. Wali Kota Jakarta Utara, 2014-2015;
10. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta;
11. Kepala Sekretariat Presiden, sejak 2017.
Sempat Menjabat Wali Kota Jakut
Dikutip dari laman utara.jakarta.go.id, Heru Budi Hartono sempat menjabat Wali Kota Jakarta Utara menggantikan Bambang Sugiyono.
Prosesi pelantikan ini berlangsung di Waduk Danau Cincin Utara, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (13/1/2014).
Saat itu, Heru Budi Hartono diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan sengketa tanah di taman BMW.
Tugas lain Heru yakni penyelesaian relokasi warga di Waduk Pluit dan rencana pembangunan rusun baru di Marunda.