Jumat, 15/11/2024 - 22:31 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Politisi Senior PDIP soal Kaesang Jadi Ketum PSI: Ada Proses Pengarbitan

JAKARTA – Politikus senior PDI Perjuangan, Panda Nababan, menilai ada proses pengkarbitan putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, menjadi Ketua Umum PSI. Panda juga turut menyoroti wacana putra sulung Jokowi Gibran Rakabuming Raka yang digadang menjadi cawapres.

“Bukan politisi karbitan, kita lihat ada proses pengkarbitan,” kata Panda dalam sesi diskusi di sebuah stasiun televisi dilihat Sabtu (30/9).

“Iya (karbitan) dan terus terang kita bagus juga mengingatkan karena kecintaan kita kepada Jokowi,” tambahnya.

Panda menyebut, semua hal mestinya dilalui dengan proses politik, bukan secara instan. Menurutnya, Gibran dan Kaesang tak punya karir politik.

“Karena dua anak ini tidak punya karir politik sebelumnya, beda dengan Jokowi dia dulu di Kadin, jadi PDI Perjuangan sudah excuse terhadap dua anak ini dan menantunya (Bobby Nasution),” ujarnya.

Panda mengambil contoh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang punya proses rekam jejak politik. Mega bahkan pernah menjadi Ketua DPC PDIP Jakarta Pusat.

“Jadi perlu juga kita ingatkan kepada Jokowi dia tidak membuat kesalahan-kesalahan di waktu yang lama, bagaimana ini butuh proses butuh waktu. Megawati sendiri dulu Ketua DPC Jakarta Pusat dalam karir politik dia, gak ada main di karbit-karbit ini,” tuturnya.

Panda pun meminta Jokowi tidak memaksakan Gibran dan Kaesang memperjuangkan kepentingan politik orang tua. Biarkan Gibran dan Kaesang berkarir sesuai jalan mudanya.

“Jangan kita paksakan dia memperjuangkan mimpi kita, biarlah dia di generasinya dengan proses dia usia mudanya, karena nanti kalau bapaknya udah gak jadi presiden siapa yang mau bertamu kepada dia, gak ada lagi,” ujarnya.

Panda menyebut, banyak anak pejabat yang masih muda karir politiknya kandas. Menurutnya, tidak ada sejarah legendaris dari anak pejabat yang mendapatkan sesuatu secara instan.

“Banyak pengalaman-pengalaman anak anak pejabat anak-anak penguasa itu banyak semua hampir kandas, tidak ada yang kemudian jadi cerita legendaris ini anaknya si ini, anaknya si ini jadi ini, gak ada,” tutur Panda.

“Karena memang butuh waktu butuh proses gak bisa dipaksa paksakan, jadi kenapa dulu saya bilang anak ingusan, karena harus butuh suatu proses,” ujarnya.

Sumber: Gelora


Reaksi & Komentar

لَّا جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِن طَلَّقْتُمُ النِّسَاءَ مَا لَمْ تَمَسُّوهُنَّ أَوْ تَفْرِضُوا لَهُنَّ فَرِيضَةً ۚ وَمَتِّعُوهُنَّ عَلَى الْمُوسِعِ قَدَرُهُ وَعَلَى الْمُقْتِرِ قَدَرُهُ مَتَاعًا بِالْمَعْرُوفِ ۖ حَقًّا عَلَى الْمُحْسِنِينَ البقرة [236] Listen
There is no blame upon you if you divorce women you have not touched nor specified for them an obligation. But give them [a gift of] compensation - the wealthy according to his capability and the poor according to his capability - a provision according to what is acceptable, a duty upon the doers of good. Al-Baqarah ( The Cow ) [236] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi