Sabtu, 16/11/2024 - 02:17 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Polri Prihatin Preman Bubarkan Diskusi di Kemang Jaksel, PKB: Demokrasi Tercoreng

image_pdfimage_print

BANDA ACEH  – Publik dikejutkan oleh aksi anarkis yang dilakukan sekelompok preman saat acara diskusi “Silaturahmi Kebangsaan Diaspora Bersama Tokoh dan Aktivis Nasional” yang digelar oleh Forum Tanah Air (FTA) di Hotel Grand Kemang, Kemang Jakarta Selata, Sabtu (28/9/2024). 

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Preman berkulit hitam membabi buta merusak perlengkapan diskusi, mulai dari spanduk hingga mikrofon.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Aksi premanisme itu pun menuai hujatan, karena dilakukan tanpa alasan jelas.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Karena itu, setelah aksi premanisme ini ramai, polisi langsung mengamankan sejumlah preman.

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

“Telah kita amankan beberapa pelaku, nanti lebih lengkapnya akan disampaikan Polda Metro Jaya,” kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko, Minggu (29/9/2024). 

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Trunoyudo mengimbau seluruh masyarakat untuk menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). 

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Selain itu, Trunoyudo mengajak seluruh pihak menciptakan alam demokrasi yang lebih baik dengan menghargai kebebasan berpendapat yang dilindungi oleh konstitusi. 

“Kita imbau seluruh pihak untuk selalu menjaga keamanan dan ketertiban, dan menjaga alam demokrasi, kebebasan berpendapat dilindungi oleh konstitusi yang harus dihormati,” katanya. 

Berita Lainnya:
KPK Sita Dokumen Spesifikasi Bansos Presiden yang Dikorupsi

Adapun acara diskusi diaspora dihadiri oleh sejumlah tokoh dan aktivis nasional membahas tentang isu kebangsaan dan kenegaraan. 

 

Beberapa tokoh diundang sebagai narasumber, di antaranya pakar hukum tata negara Refly Harun, Said Dieu, Din Syamsuddin, Rizal Fadhilah dan Soenarko. 

Sayang acara diskusi tak berjalan mulus, setelah sekelompok preman melakukan pembubaran paksa dengan merusak panggung, menyobek backdrop, dan mengancam para peserta yang hadir.

Wakil Ketua Harian Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Najmi Mumtaza Rabbany menyesalkan pembubaran diskusi Forum Tanah Air (FTA) itu.

Ia menganggap diskusi yang dibubarkan preman itu mengganggu situasi demokrasi di Tanah Air. 

“Kejadian ini sangat mengganggu kita semua. Terutama, bagi kita yang percaya pada demokrasi dan hak asasi manusia,” ujar Najmi.

Ia menyebutkan, kebebasan berpendapat dan berkumpul telah diatur pada Pasal 28E dan 28F Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. 

Berita Lainnya:
Perang Geng Narkoba, Remaja 15 Tahun Tertembak di Kepala

Oleh karena itu, pembubaran forum diskusi itu menunjukkan bahwa hak-hak dasar warga Indonesia terancam. 

“Kita tidak bisa diam saja saat premanisme mengintimidasi diskusi yang seharusnya menjadi wadah untuk bertukar ide dan gagasan,” ucapnya. 

Ia menyampaikan, mestinya semua pihak menjamin bahwa hak warga untuk bisa berkumpul dan menyampaikan pandangannya. 

Sekalipun, pandangan itu adalah kritik yang cukup keras untuk pemerintah. 

“Kita tidak bisa membiarkan suasana intimidasi dan ketakutan membungkam suara-suara kritis kita,” katanya.  

“Kita perlu memastikan bahwa setiap orang, tanpa terkecuali dapat berbicara dan berdiskusi tanpa rasa takut,” ucapnya. 

Diskusi FTA tiba-tiba dibubarkan beberapa orang tak dikenal. 

Forum diskusi itu diikuti oleh sejumlah tokoh seperti pakar hukum tata negara Refly Harun, Said Didu, mantan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus (Kopassus) Mayjen (Purn) Soenarko, dan sejumlah aktivis yang mengagendakan evaluasi pemerintahan Presiden Joko Widodo serta harapan pemerintahan ke depan


Reaksi & Komentar

وَأَتِمُّوا الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ لِلَّهِ ۚ فَإِنْ أُحْصِرْتُمْ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ ۖ وَلَا تَحْلِقُوا رُءُوسَكُمْ حَتَّىٰ يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهُ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ بِهِ أَذًى مِّن رَّأْسِهِ فَفِدْيَةٌ مِّن صِيَامٍ أَوْ صَدَقَةٍ أَوْ نُسُكٍ ۚ فَإِذَا أَمِنتُمْ فَمَن تَمَتَّعَ بِالْعُمْرَةِ إِلَى الْحَجِّ فَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَ الْهَدْيِ ۚ فَمَن لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ فِي الْحَجِّ وَسَبْعَةٍ إِذَا رَجَعْتُمْ ۗ تِلْكَ عَشَرَةٌ كَامِلَةٌ ۗ ذَٰلِكَ لِمَن لَّمْ يَكُنْ أَهْلُهُ حَاضِرِي الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ البقرة [196] Listen
And complete the Hajj and 'umrah for Allah. But if you are prevented, then [offer] what can be obtained with ease of sacrificial animals. And do not shave your heads until the sacrificial animal has reached its place of slaughter. And whoever among you is ill or has an ailment of the head [making shaving necessary must offer] a ransom of fasting [three days] or charity or sacrifice. And when you are secure, then whoever performs 'umrah [during the Hajj months] followed by Hajj [offers] what can be obtained with ease of sacrificial animals. And whoever cannot find [or afford such an animal] - then a fast of three days during Hajj and of seven when you have returned [home]. Those are ten complete [days]. This is for those whose family is not in the area of al-Masjid al-Haram. And fear Allah and know that Allah is severe in penalty. Al-Baqarah ( The Cow ) [196] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi