Senin, 18/11/2024 - 03:28 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Prank dari Si Penjahat Perang Netanyahu di Balik Veto Amerika Pada Resolusi Dewan Keamanan PBB Mengenai Gencatan Senjata di Gaza

OLEH: MEGA SIMARMATA

   

SAAT ini seluruh dunia sedang marah dan minimal kecewa terhadap pemerintah Amerika Serikat yang memveto Resolusi Dewan Keamanan PBB soal Gencata Senjata (Permanen) dalam Perang Gaza pada hari Jumat, 8 Desember 2023.

Resolusi tersebut, yang dirancang oleh Uni Emirat Arab (UEA) dan didukung oleh lebih dari 100 negara, mendapat dukungan 13 dari 15 anggota Dewan Keamanan, dengan Inggris menyatakan abstain.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menggunakan Pasal 99 Piagam PBB untuk mendesak badan paling berkuasa di organisasi itu agar menyerukan gencatan senjata.

Pasal 99 menyatakan, “Sekretaris Jenderal dapat menyampaikan kepada Dewan Keamanan setiap permasalahan yang menurut pendapatnya dapat mengancam upaya pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional.”

Teks resolusi tersebut menyerukan penghentian segera pertempuran antara Hamas dan Israel, dan perlindungan warga sipil Israel dan Palestina berdasarkan hukum kemanusiaan internasional. Resolusi itu juga menuntut pembebasan semua sandera segera dan tanpa syarat.

Dan Resolusi ini diveto Amerika.

Maka untuk sementara waktu, upaya dunia menghentikan Perang Gaza gagal.

Saat ini sejumlah negara pun lantas mengutuk Joe Biden dan pemerintahannya.

Tapi saya pribadi, tidak berminat ikut mengutuk.

Sebab, patut dapat diduga, Benjamin Netanyahu adalah otak, dalang, dan pemberi perintah kepada Biden dan Amerika Serikat untuk memveto Resolusi Dewan Keamanan PBB tentang genacatan senjata dalam Perang Gaza.

Yang patut dipertanyakan adalah apakah Joe Biden, Kamala Harris, Antony Blinken dan bahkan para diplomat Amerika di PBB sebenarnya adalah Agen Rahasia Mossad?

Kalau patut dapat diduga mereka adalah Agen Mossad, maka memang wajib bagi mereka untuk melaksanakan perintah Netanyahu yang memanfaatkan posisinya sebagai Perdana Menteri Israel sebagai atasan langsung Mossad.

Ini bukan lagi soal Amerika adalah sekutu utama Israel.

Sebab hubungan antara Netanyahu dengan Joe Biden dan Pemerintahannya sangat amat buruk.

Bahkan bulan lalu, Pemerintahan Joe Biden jugalah yang berharap dan ikut mendorong agar Penjahat Perang Netanyahu ini mengundurkan diri dari jabatan sebagai Perdana Menteri Israel.

Dan bulan lalu Amerika tidak sudi memveto dalam sidang Dewan Keamanan PBB yang membahas soal gencatan senjata Perang Gaza.

Netanyahu yang saat ini merupakan terdakwa dari 3 kasus korupsi di Pengadilan Distrik Yerusalem, sejak tiga minggu lalu juga sudah kesetanan mengganggu proses pembebasan sandera yang berjumlah 240 orang.

Kita bahas sejenak sidang Dewan Keamanan PBB kemarin.

Inggris jadi satu-satunya negara dari 15 anggota Dewan Keamanan PBB yang memilih abstain saat pengambilan suara atas konflik di Gaza. Voting dilakukan pada Jumat (8/12) saat agresi militer Israel sudah menewaskan 17.487 warga Palestina.

Barbara Woodward sebagai perwakilan Inggris di PBB mengungkapkan alasan di balik pilihannya tersebut. Menurutnya, draf resolusi gencatan senjata yang diajukan Uni Emirat Arab itu mengabaikan serangan Hamas pada 7 Oktober.

“Seruan gencatan senjata mengabaikan fakta bahwa Hamas telah melakukan aksi teror dan masih menyandera warga sipil,” kata Woodward seperti diberitakan Al Jazeera.

Meski Inggris abstain dari resolusi gencatan senjata, Barbara Woodward menyatakan tetap meminta Israel untuk mematuhi hukum kemanusiaan dalam melakukan hal yang mereka sebut “mengatasi ancaman dari Hamas.”

“Israel harus mampu mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh Hamas dan harus melakukannya dengan cara yang mematuhi hukum kemanusiaan internasional sehingga serangan seperti itu tidak akan terjadi lagi,” kata Woodward.

Mengenai keberatan Inggris bahwa masih ada ratusan orang yang masih disandera Hamas, itupun sudah berkali-kali saya kritik lewat tulisan-tulisan saya sebelum ini.

Selama satu bulan lamanya, Dinas Rahasia Amerika CIA William Burns dan Dinas Rahasia Israel Mossad David Barnea berunding di Doha, Qatar, dengan pihak Hamas dengan difasilitasi langsung oleh Perdana Menteri Qatar Yang Mulia Syeikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dan didampingi juga oleh Perwakilan Pemerintah Mesir yang diwakili oleh Pimpinan Dinas Rahasia Mesir.

1 2 3

Reaksi & Komentar

وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَوْا مِنكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُوا قِرَدَةً خَاسِئِينَ البقرة [65] Listen
And you had already known about those who transgressed among you concerning the sabbath, and We said to them, "Be apes, despised." Al-Baqarah ( The Cow ) [65] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi