Sabtu, 16/11/2024 - 01:37 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Predictable Procedure Pilkada di Aceh, Mahdi Kartiwi Prediksi Tiga Nama Bakal Calon Gubernur yang Sangat Potensial

BANDA ACEH – Siang (7/6/2024) jurnalis HARIANACEH.co.id setelah melakukan sholat Jumat berjamaah di masjid Al-Badar langsung mengarahkan kendaraannya menuju kedai kopi New Normal di jalan T. Nyak Makam untuk menyeruput secangkir kopi Vodka —terdengar seperti minuman beralkohol, namun dapat dipastikan minuman ini halalan thayyiban—, minuman kopi yang sangat diminati sebagian warga Banda Aceh ini menjadi salah satu varian minuman alternatif saat ini.

Dari arah belakang jurnalis media ini disapa seorang warga Aceh bernama Mahdi Kartiwi. Ia mengenali Mahdi Kartiwi sebagai seorang pengamat politik yang menetap di Medan, Sumatera Utara. Ia juga tahu lelaki itu adalah adik sepupu Gubernur Aceh periode 2006-2012, Irwandi Yusuf. Membalas sapaannya, lelaki paruh baya itu kemudian duduk semeja dengan jurnalis HARIANACEH.co.id.

Sambil menyeruput kopi vodka percakapan keduanya mengalir ke isu politik, kemudian mengerucut membahas sejumlah sosok bakal calon yang akan bertarung di Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 Provinsi Aceh.

“Waduh, saya senang sekali ini bisa berbincang-bincang dengan HARIANACEH.co.id, enggak nyangka bisa berkenalan dengan salah seorang jurnalis di Kedai kopi ini. Hehehe…kopinya enak sekali, nama kopinya juga menarik perhatian orang, Kopi Vodka, halalan tayyiban,” celetuk Mahdi Kartiwi membangunan keakraban.

Bang Mahdi, demikian orang-orang memanggilnya mengarahkan perbincangan tentang siapa-siapa saja yang menurutnya menjadi sosok premier yang akan menjadi bakal calon Gubernur di Pilkada Aceh 2024.

Prediksinya, ada beberapa sosok pemimpin yang sangat dimungkinkan ikut di bursa Pilkada Aceh 2024. Menurut Mahdi, di antaranya adalah Nasir Djamil, Bustami Hamzah dan Muzakkir Manaf. Ia kunci nama-nama sosok bakal calon Gubernur Aceh di nama-nama itu.

Atas prediksinya itu, ia mengurai argumen dan alasan pribadinya.

“Kalau saya amati keadaan politik hari-hari ini di Provinsi Aceh dalam rangka melihat bursa bakal calon Gubernur di Pilkada Aceh 2024, ada dua hal yang coba saya klasifikasikan, pertama predictable procedure dan yang kedua unpredictable result,” ujarnya memulai penjelasan.

Mahdi menjelaskan predictable procedure yakni semua orang di Provinsi Aceh harus tahu dengan jelas siapa nama-nama bakal calon Gubernur, secara prosedural kapan ia harus mendaftar, kapan ia ditetapkan sebagai bakal calon, kapan ia memulai kampanye, kapan prosedural pemungutan dan penghitungan suaranya, kapan suara direkap, dan kapan ditetapkan hasil pilkadanya.

“Nah, hal-hal inilah yang menjadi prediksi prosedural yang menjadi ukuran saya mengunci ketiga nama sosok bakal calon Gubernur pada Pilkada Aceh 2024,” ujar Bang Mahdi.

Karena menurutnya kalau sosok bakal calon tersebut tidak jelas asal-usulnya, entah apakah ia sudah mendaftarkan diri dan sudah ditetapkan atau belum sebagai bakal calon oleh Komisi Pemilihan Independen (KIP), maka dapat dipastikan, pemilik suara yaitu suara rakyat Aceh tidak dapat dicapai dengan maksimal dan benar, hingga kemudian menjadi unpredictable result.

“Kita harus realistis melihat proses pilkada di Aceh 2024. Bisa jadi tidak terprediksi pula hasilnya jika tahapan pilkada tidak terpenuhi secara utuh. Misalnya, seperti bakal calon Nasir Djamil, kita harus pastikan apakah dirinya benar-benar sudah mendaftarkan diri sebagai bakal calon Gubernur Aceh? Kemudian, apakah sosok Bustami Hamzah juga sudah mendaftarkan dirinya sebagai bakal calan Gubernur dan kemudian Muzakkir Manaf misalnya. Apakah dirinya sudah mendaftarkan dirinya sebagai bakal calon Gubernur. Semua ini tentu harus jelas kedudukan tahapan pelaksanaannya di Pilkada Aceh,” urainya.

Ketika ditanya mengapa mengunci nama-nama bakal calon Gubernur Aceh di tiga nama-nama di atas. Mahdi Kartiwi menguraikan dengan singkat.

“Seperti Nasir Djamil, siapa yang tidak kenal dengan beliau? Nasir Djamil puluhan tahun berkiprah di panggung politik dari yang pernah menjadi anggota DPR Aceh disambung lagi dengan lalu lalang di panggung politik nasional sebagai Anggota DPR RI dan tentu Nasir Djamil menjadi salah satu bakal calon Gubernur yang sangat berpotensi memimpin Aceh,” papar Bang Mahdi.

Kemudian, sambungnya lagi.

“Yang kedua ada Penjabat (Pj) Gubernur Aceh hari ini, Bustami Hamzah. Pasti teman-teman jurnalis sangat dekat dengan beliau. Di masa transisi Pemilu dan Pilkada serentak saat ini, Bustami Hamzah bisa dilihat sangat cepat pergerakannya menjalankan roda pemerintahan, meskipun dalam waktu yang tinggal hanya beberapa bulan lagi. Kinerjanya bisa dinilai berbuah manis dan langsung bisa dirasakan hasilnya sampai ke level paling bawah,” timpalnya menyambung penjelasan.

Langkah politik Bustami Hamzah sebut Mahdi Kartiwi juga bisa dirasakan dari masa pemerintahan Nova Iriansyah, ia bermanuver dengan taktik mundur selangkah dan maju sepuluh langkah selanjutnya dengan meraih jabatan sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Aceh mendampingi Ahmad Marzuki yang menjabat sebagai Pj Gubernur Aceh.

“Tak lama setelah Pilpres 2024, Bustami Hamzah langsung melenggang mulus tanpa hambatan sebagai Pj Gubernur Aceh dengan berbagai macam dinamika politik yang sedang bergulir,” tambah Bang Mahdi.

Kata dia, Bustami Hamzah juga sangat berpotensi menjadi bakal calon Gubernur Aceh yang mumpuni. Dengan pengalaman birokrasi yang begitu panjang, dapat diyakini Bustami Hamzah adalah sosok tokoh pemimpin Aceh yang layak memimpin Aceh sebagai Gubernur Aceh.

Kemudian, sambung Mahdi Kartiwi lagi, selain kedua nama yang sudah disebutkan sebelumnya seperti Nasir Djamil dan Bustami Hamzah. Sosok bakal calon yang juga berpotensi menjadi Gubernur Aceh yakni Muzakkir Manaf.

“Yang terakhir adalah Muzakkir Manaf. Ia adalah sosok piawai dalam memimpin Aceh. Muzakkir Manaf tentu dikenal sebagai toko sentral di Partai Aceh yaitu partai lokal yang sampai saat masih tetap eksis dan masih mendominasi komposisi kursi di legislatif,” jełas Bang Mahdi.

Selain menjadi tokoh sentral di sebuah partai lokal di Aceh. Mahdi Kartiwi juga menyebutkan, Muzakkir Manaf juga pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Aceh mendampingi Zaini Abdullah pada masa periode 2012-2017.

“Tentu pengalaman Muzakkir Manaf saat menjabat sebagai Wakil Gubernur Aceh pada periode 2012-2017, menjadi nilai penting yang menjelaskan bahwa Muzakkir Manaf berpotensi menjadi bakal Calon Gubernur pada Pilkada Aceh 2024 mendatang. Jadi menurut predictable procedure yang saya bangun ini, maka ketiga nama-nama inilah yang sangat berpotensi menjadi bakal calon Gubernur di Pilkada 2024 mendatang. Jadi kalau ada sosok lain yang muncul di kemudian waktu di luar ketiga nama yang disebutkan, menurut saya itu hanya sebagai Cheerleader (pemanduk sorak) saja,” ujarnya menutup pembicaraan.[]


Reaksi & Komentar

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِن نَّسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنتَ مَوْلَانَا فَانصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ البقرة [286] Listen
Allah does not charge a soul except [with that within] its capacity. It will have [the consequence of] what [good] it has gained, and it will bear [the consequence of] what [evil] it has earned. "Our Lord, do not impose blame upon us if we have forgotten or erred. Our Lord, and lay not upon us a burden like that which You laid upon those before us. Our Lord, and burden us not with that which we have no ability to bear. And pardon us; and forgive us; and have mercy upon us. You are our protector, so give us victory over the disbelieving people." Al-Baqarah ( The Cow ) [286] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi