Minggu, 17/11/2024 - 00:59 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

ACEH

Produksi Sawit Terbatas, Ekspor CPO di Aceh Sedikit

BANDA ACEH – Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Bea Cukai Aceh, Safuadi, menuturkan penyebab sedikitnya ekspor Crude Palm Oil (CPO) di Pelabuhan Aceh karena Pabrik Kelapa Sawit (PKS) produksinya rata-rata terbatas, sehingga tidak muat satu kapal sekaligus.

“Satu PKS itu enggak muat satu kapal sekaligus. Jadi untuk satu kapal itu harus ada 20 PKS, itu untuk bisa memuat satu kapal,” ucap Safuadi di Banda Aceh, Kamis (11/8/2022).

Safuadi menjelaskan, faktor sedikitnya ekspor CPO juga disebabkan karena tidak banyaknya pihak-pihak yang dapat mengkonsolidasi itu di Aceh. Misalnya, terkait fasilitas pendukung CPO di pelabuhan.

“Selama ini yang banyak punya tangki penyimpan atau tangki timbun CPO itu adanya di Sumatera Utara,” katanya.

Menurut Safuadi, bahan CPO iyu sebelum diangkut kapal menuju daerah tujuan, terlebuh dulu CPO itu dikumpulkan didalam tangki timbun hingga mencapai 60 ton. Sementara di Aceh, kata dia, fasilitas ini perlu ditambahkan.

Dia menyebykan, beberapa wilayah di Aceh memang punya tangki-tangki timbun ini namun perlu penambahan agar muatannya lebih banyak. Seperti di Pelabuhan Calang sudah ada 15 ribu metrik ton (MT), di Pelabuhan Lhokseumawe 16 MT, Kuala Langsa, Meulaboh juga ada.

Pemerintah daerah, kata dia, perlu mendorong para pengusaha supaya kapal-kapal bisa merapat kesana. Menurutnya, beberapa pelabuhan-pelabuhan di Aceh perlu penambahan fasilitas pendukung.

Diantara pelabuhan yang harus mendapatkan perhatian pemerintah adalah Pelabuhan Calang. Pelabuhan ini harus bangun water break (pemecah ombak), kemudian Pelabuhan Kuala Langsa perlu diperdalam agar kapal-kapal bermuatan besar bisa masuk.

“Lhokseumawe sudah memadai enggak masalah, Pelabuhan Kuala Langsa pemerintah daerah perlu memperdalam sungai Kuala Langsa supaya kapal-kapal yang bermuatan enam ribu ton bisa merapat di Pelabuhan Kuala Langsa,” jelas Safuadi.

Safuadi menjelaskan, pembangunan tangki penyimpanan CPO tidak memakan waktu lama. Dalam hitungan dia, pengerjaan pembangunan tangki timbun itu hanya memakan waktu enam bulan. Bisa dibangun tiga tangki sekaligus dengan ukuran 15 ribu liter.

“Jadi kalau CPO memang enggak bisa satu PKS muat satu kapal, jadi harus 20 PKS untuk satu kapal,” demikian Safuadi.[]


Reaksi & Komentar

أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ ۚ وَأَن تَصُومُوا خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ البقرة [184] Listen
[Fasting for] a limited number of days. So whoever among you is ill or on a journey [during them] - then an equal number of days [are to be made up]. And upon those who are able [to fast, but with hardship] - a ransom [as substitute] of feeding a poor person [each day]. And whoever volunteers excess - it is better for him. But to fast is best for you, if you only knew. Al-Baqarah ( The Cow ) [184] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi