BANDA ACEH – Detik-detik menjelang pelantikan Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka, isu Fufufafa justru semakin mengggelinding deras di ruang publik.Terbaru, pengamat militer dan intelijen, Prof. Connie Rahakundini Bakrie, menyampaikan pandangannya mengenai akun media sosial bernama “Fufufafa” yang dikaitkan dengan Gibran Rakabuming, putra Presiden Joko Widodo.
Dalam podcast di kanal YouTube Abraham Samad Speak Up pada Sabtu, 19 Oktober 2024, Prof. Connie menyoroti pentingnya sikap transparan dan jujur dari seorang pemimpin dalam menghadapi polemik yang menyangkut integritas publik. Dalam diskusi tersebut, Prof. Connie secara tegas menyatakan bahwa publik tidak boleh berpura-pura tidak mengetahui fakta yang sudah jelas.
“Kalau saya dengar wawancara dengan Roy Suryo dan di beberapa podcast lain, betapa bodohnya kita kalau pura-pura nggak tahu,” ujarnya, menggarisbawahi pentingnya kesadaran publik terhadap isu yang berkembang.
Isu yang Mengguncang Politik Indonesia
Prof. Connie juga menyinggung bahwa isu yang melibatkan akun media sosial tersebut telah menimbulkan polemik besar, terutama mengingat posisi strategis Gibran dalam politik Indonesia saat ini. Dia menekankan bahwa keberadaan akun “Fufufafa” dan dugaan keterkaitannya dengan Gibran adalah hal yang serius dan tidak boleh dianggap sepele.
“Ini bukan hanya soal akun, tapi bagaimana seorang pemimpin atau calon pemimpin bersikap terhadap isu-isu yang menyangkut etika publik dan integritas,” jelasnya.
Menurut Connie, kepercayaan publik terhadap seorang tokoh politik harus dipelihara dengan baik, dan kontroversi seperti ini berpotensi merusak citra pribadi maupun institusi yang diwakili.
Pentingnya Transparansi di Era Digital
Dalam era digital yang penuh dengan akses informasi, Prof. Connie menegaskan bahwa transparansi adalah kunci untuk mempertahankan kepercayaan publik.
Dia menekankan bahwa masyarakat berhak mengetahui kebenaran, apalagi dalam situasi politik yang krusial. Setiap tindakan atau kontroversi harus dihadapi dengan keterbukaan dan kejujuran.
“Masyarakat berhak mengetahui kebenaran. Apalagi dalam situasi politik yang krusial seperti ini, setiap tindakan atau kontroversi harus dihadapi secara terbuka dan jujur,” tegasnya.
Implikasi Terhadap Keluarga Presiden dan Stabilitas Politik
Selain itu, Prof. Connie juga mengingatkan bahwa dampak dari isu ini tidak hanya terbatas pada individu yang terlibat, melainkan juga dapat merusak kredibilitas politik keluarga Presiden. Dia memperingatkan bahwa jika publik merasa ada sesuatu yang disembunyikan, kepercayaan terhadap kepemimpinan bisa goyah. Hal ini, menurutnya, dapat mempengaruhi stabilitas politik secara keseluruhan.
“Kalau publik merasa ada yang disembunyikan, kepercayaan terhadap kepemimpinan bisa goyah, dan itu akan mempengaruhi stabilitas politik secara keseluruhan,” tambah Prof. Connie.
Menutup diskusinya, Prof. Connie kembali mengingatkan pentingnya integritas dalam kepemimpinan. Dia menegaskan bahwa pemimpin, terutama dalam situasi yang penuh tantangan seperti saat ini, harus menunjukkan sikap yang tegas dan transparan dalam menghadapi masalah. Terlebih lagi, masalah yang menyangkut integritas pribadi maupun kepercayaan publik harus dihadapi dengan penuh tanggung jawab.
Kontroversi terkait akun “Fufufafa” yang dikaitkan dengan Gibran ini menjadi pengingat pentingnya keterbukaan dalam politik modern. Di tengah perkembangan situasi politik yang dinamis, masyarakat berharap agar setiap pemimpin mampu menjawab tantangan dengan jujur dan transparan, demi menjaga stabilitas serta kepercayaan publik yang menjadi fondasi kepemimpinan yang kuat.***