BANDA ACEH –Puluhan siswi yang merupakan taruni di Sekolah Menengah Atas (SMA) Terpadu Wira Bhakti Gorontalo melarikan diri dari asrama sekolah. Mereka diduga mendapat perundungan dari senior.
Salah satu orang tua siswa, Sera, mengatakan, menurut keterangan putrinya, mereka lari dari asrama sekolah sekitar pukul 02.00 wita, Jumat (10/5), melalui tembok pagar. Mereka lalu berjalan kaki ratusan meter sebelum akhirnya memesan jasa angkutan untuk pergi ke rumah orang tua salah satu rekannya.
”Menurut keterangan anak saya dan rekan-rekannya, mereka lari dari sekolah karena tidak tahan dengan tekanan atau perlakuan dari senior mereka,” kata Sera seperti dilansir dari Antara.
Perlakuan yang mereka alami kata dia, para siswi kelas 10 itu sering dihukum dengan cara duduk dengan posisi kaki dilipat ke samping dalam waktu yang cukup lama. Perlakuan lain yang dialami para siswi yaitu, diwajibkan bergerak cepat saat dipanggil atau diperintah seniornya.
Bahkan karena takut melanggar batas hitungan mundur yang ditentukan senior, salah seorang siswa terjatuh dari tangga hingga menyebabkan cedera serius pada bagian rahang.
”Siswi tersebut akhirnya harus dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis,” tutur Sera.
Dia mengatakan selain itu para taruni itu juga mengeluhkan perlakuan senior, yang sering meminta uang jajan mereka untuk membeli makanan. Atas tekanan yang dialami tersebut, para siswi akhirnya memutuskan bersama-sama lari dari asrama sekolah karena takut akan mendapatkan perlakuan yang bisa membahayakan keselamatan.
”Kami berharap aturan di sekolah itu bisa diperbaiki dan para senior yang terlibat dapat dilakukan pembinaan hingga dievaluasi sehingga hal ini tidak perlu terjadi,” ucap Sera.
Dia menambahkan, beberapa orang tua siswi telah melakukan musyawarah dengan pihak sekolah di salah satu rumah yang menjadi tempat para taruni tersebut bermalam.
”Saat ini, mereka belum siap untuk kembali ke sekolah dan tadi sudah bersepakat dengan pihak sekolah, bahwa mereka akan kembali ke rumah keluarga masing-masing,” papar Sera.
Sementara itu ketika dikonfirmasi, Kepala SMA Terpadu Wira Bhakti Marwan Potale mengatakan, telah mengambil langkah pencegahan dengan mengizinkan para taruni untuk kembali ke orang tua atau keluarganya masing-masing. Sekolah belum bisa mengambil kesimpulan terkait persoalan itu, karena para taruni masih diminta oleh orang tua mereka untuk kembali ke rumah masing-masing.
”Insya Allah Minggu atau Senin, mereka diantar kembali ke sekolah oleh orang tuanya masing-masing. Mereka akan kita mintai keterangan untuk memastikan kejadian yang sebenarnya,” jelas Marwan.