Jumat, 15/11/2024 - 06:56 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Rahasia di Balik Orang Yahudi Sukses dan Kaya

image_pdfimage_print

BANDA ACEH – Bangsa Yahudi memiliki catatan sejarah panjang mencetak orang-orang sukses. Pada abad ke-20, orang Yahudi di Barat tercatat sukses menjadi tokoh intelektual dan menempati kelas tertinggi ekonomi.

ADVERTISEMENTS
Kartu ATM di Rumah, Action Mobile di Tangan

Lalu tak sedikit dari mereka yang meraih penghargaan tertinggi ilmu pengetahuan, yakni Nobel. Dalam kurun 1901-1962, 16% pemenang Nobel sains adalah orang Yahudi. Sebut saja fisikawan tersohor keturunan Yahudi Albert Einstein peraih Nobel fisika pada 1921.

ADVERTISEMENTS
Bank Aceh Syariah Mengucapkan Selamat Hari Pahlawan 10 November 2024

Mengacu riset Paul Burstein dalam “Jewish Educational and Economic Success in the United States” (2007) di Amerika Serikat, bangsa Yahudi tercatat lebih sukses secara ekonomi dan pendidikan dibanding kelompok bangsa dan ras lain.

ADVERTISEMENTS
Memperingati 96 Tahun Sumpah Pemuda dari Bank Aceh Syariah

Lantas, apa resep rahasia bangsa Yahudi hingga bisa “menggenggam dunia” hingga kini?

ADVERTISEMENTS
Selamat & Sukses atas Pelantikan Ketua DPRA, Wakil Ketua I DPRA dan Wakil Ketua II DPRA

Menurut Richard Lynn dan Satoshi Kanazawa dalam “How to explain high Jewish achievement” (2008) setidaknya ada dua hipotesis untuk menjelaskan pencapaian tinggi mereka.

ADVERTISEMENTS
Pertemuan Tahunan Perbankan Syariah 2024

Pertama, orang Yahudi terbukti punya kecerdasan di atas rata-rata. Seperti diungkap oleh Jacobs dalam tulisan Jewish Contribution to Civilization (1919) yang menyebut, “Yahudi Jerman berada di puncak kesuksesan Eropa”.

ADVERTISEMENTS
Selamat Memperingati Hari Santri Nasional

Dasar Jacobs menyampaikan hal ini disebabkan oleh pandangan empiris yang melihat kesuksesan orang Yahudi di Eropa ketika itu. Namun, akibat belum ada alat ukur berupa tes kecerdasan atau tes Intellectual Quotient (IQ), maka pernyataan tersebut belum tentu sahih.

Berita Lainnya:
Tangis Murid Sambut Supriyani yang Kembali ke Sekolah, Diberi Surat Bertuliskan 'Kita Semua Kangen'

Barulah saat tes IQ mulai berkembang di pertengahan abad ke-20, hipotesis yang menyebut orang Yahudi punya kecerdasan tinggi, salah satunya pernyataan Jacobs, bisa diperkuat dengan hasil tes tersebut. Hasil tes memang menunjukkan bahwa benar orang Yahudi punya kecerdasan di atas rata-rata.

Kedua, kesuksesan mereka didasari oleh nilai-nilai budaya yang kuat. Nilai budaya yang dimaksud, menurut Lynn dan Kanazawa adalah etos kerja untuk mengejar kesuksesan.

Melansir CNCB, Senin (13/11), bagi keluarga Yahudi, kesuksesan adalah hal mutlak yang harus diraih setiap anak di tiap generasi. Alhasil, tiap orang tua mengharuskan anak-anaknya untuk berprestasi. Mereka memberikan asupan gizi terbaik dan memberi motivasi supaya memiliki hobi membaca.

Sebab, mereka percaya kalau literasi adalah satu-satunya cara keluar dari kebodohan. Hal ini telah dibuktikan sendiri oleh mereka berdasarkan kasus di era Kekhalifahan Islam Abbasiyah (750 M-1258 M).

Ketika itu, mengacu pada riset berjudul The Chosen Few: How Education Shaped Jewish (2012), mereka mengalami peristiwa traumatis berupa penghancuran kuil. Dari sini, mereka kemudian terpantik untuk bisa membaca dan melepas diri dari jeratan buta huruf.

Singkat cerita, saat sudah memiliki literasi mumpuni, mereka meninggalkan pekerjaan lama di sektor pertanian dan fokus di sektor literasi dan pendidikan. Ketika menekuni sektor baru inilah mereka percaya kalau dua hal itu terbukti membuat sejahtera dari sisi pendapatan. Atas dasar inilah, kelak orang Yahudi sangat berorientasi pada pendidikan.

Berita Lainnya:
Petisi Cabut Donasi Agus Salim Diteken Lebih dari 125 Ribu Orang

Tak cuma dua alasan itu saja, pendapat lain juga disampaikan sejarawan Jerry Z. Muller di Project Syndicate. Menurutnya, kesuksesan orang Yahudi juga berkaitan erat dengan diskriminasi yang selama ini mereka alami yang lantas berdampak pada dua hal.

Pertama, mereka jadi memiliki relasi kuat antar-Yahudi. Kelak, relasi ini menjadi pembuka rezeki. Mereka menjadi saling mengenal, bisa memulai pekerjaan dan bisnis baru.

Kedua, mereka menjadi belajar untuk mencari peluang baru yang tidak diminati banyak orang, sehingga bisa mengangkat derajatnya. Belakangan, mereka bakal menekuni pekerjaan sebagai pedagang atau menciptakan penemuan baru yang belum dipikirkan sebelumnya.

Soal kreasi penciptaan penemuan baru yang berkaitan dengan kreativitas, riset Paul Burstein dalam “Jewish Educational and Economic Success in the United States” (2007) menyebutkan, hal ini bisa terjadi karena mereka skeptis terhadap ide-ide konvensional lokal yang ditumbuhkan di tempat mereka tinggal.

Jadi, saat tidak mau menggunakan ide-ide tersebut, otak imigran Yahudi langsung berpikir kreatif menciptakan cara baru yang kelak merangsang kreativitas dan kecerdasan intelektual. Nantinya, semua itu berujung pada kesuksesan di bidang ekonomi.Setidaknya itulah beberapa resep rahasia kesuksesan ala orang Yahudi. Cara-cara itu sebenarnya bisa ditiru oleh semua orang. Sebab, untuk meraih kesuksesan dan kekayaan kita perlu banyak belajar dari orang lain, apapun suku bangsa, agama atau etnisnya. (*)

1 2

Reaksi & Komentar

أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَمَا لَكُم مِّن دُونِ اللَّهِ مِن وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ البقرة [107] Listen
Do you not know that to Allah belongs the dominion of the heavens and the earth and [that] you have not besides Allah any protector or any helper? Al-Baqarah ( The Cow ) [107] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi