Perayaan hari kemenangan Rusia atas nazi Jerman pada Perang dunia II turut disorot oleh pemimpin tertinggi Arab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud.
Pasalnya saat perayaan victory day Rusia tersebut, Raja Salman mengirimkan ucapan selamat serta mengirim doa bagi pemimpin Rusia, Vladimir Putin melalui Telegram pada 9 Mei lalu.
Menurut laporan yang dikutip dari laman resmi kantor berita Arab Saudi, Saudi Press Agency (SPA), Raja Salman tak hanya mendoakan Presiden Vladimir Putin, tetapi juga mendoakan seluruh rakyat federasi Rusia agar terus maju dan makmur.
“Penjaga Masjid Suci Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud telah mengirim telegram ucapan selamat kepada Presiden Vladimir Putin dari Federasi Rusia atas peringatan hari kemenangan negaranya,” tulis laporan tersebut seperti dikutip Hops.ID dari laman SPA pada Rabu, 11 Mei 2022.
“Penjaga masjid suci mendoakan agar presiden selalu diberikan kesehatan dan kebahagiaan dan pemerintah serta rakyat Federasi Rusia terus maju dan Makmur,” lanjut laporan tersebut.
Tak hanya Raja Salman, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman juga turut serta mengirim ucapan dan doa kepada Presiden Putin.
Sementara jika berbicara soal konflik Rusia-Ukraina, pemerintah Arab Saudi sempat menyatakan keinginannya untuk menemukan solusi politik demi menengahi konflik ini.
Baca Juga: Sepak terjang Vincent Rompies terlahir dari keluarga beda agama, memilih ikut agama sang ibu
Sebagai informasi, victory day atau perayaan hari kemenangan Rusia pada 9 Mei lalu merupakan perayaan atas berakhirnya Perang Dunia II di Eropa.
Menurut informasi yang dikutip dari laman Al Arabiya, Putin dianggap menjadikan perayaan hari kemenangan tahun ini sebagai momen memperingati sikap heroik Uni Soviet saat melawan Nazi Jerman sekaligus menegaskan bahwa pasukan Rusia saat ini tengah menuju kemenangan atas Ukraina.
Dalam pidato yang ia lakukan selama parade berlangsung di Lapangan Merah Moskwo Rusia, Putin mengklaim bahwa negara-negara Baratlah yang sedang menncoba menyerang Rusia dan semenanjung Krimea.
Ia juga mengutuk NATO yang dianggap telah menciptakan ancaman untuk memecah belah Rusia. Putin juga berulangkali menyinggung bahwa invasinya ini merupakan operasi militer yang dilakukan utnuk melawan nasionalis berbahaya yang berkilbat pada nazi Jerman di Ukraina.
Menurutnya perjuangan ini adalah perjuangan yang sama seperti yang dilakukan Uni Soviet saat melawan Adolf Hitler pada tahun 1941.***