Ketua PBNU bidang Keagamaan, KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur, buka suara terkait ramai video pernyataan dari Pengasuh Ponpes Mambaul Hikam II, Blitar, Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam yang menyebut kondisi Palestina saat ini aman.
Video tersebut diunggah di YouTube oleh akun JPProductions saat Gus Iqdam memberikan ceramah di Dusun Plosorejo, Kecamatan Wilangan, Nganjuk pada Rabu (6/3) pekan lalu.
“Ya, itu memang benar, karena daerah konflik jalur Gaza masih berjarak ratusan kilometer dari masjid. Adapun Masjid Al-Aqsa dalam wilayah kekuasaan tentara Israel sepenuhnya di Yerusalem,” kata Gus Fahrur kepada kumparan, Kamis (14/3).
Gus Fahrur menegaskan bahwa Masjid Al-Aqsa tidak berada di wilayah konflik. Ia mengaku telah berkunjung ke Masjid Al-Aqsa sebanyak dua kali.
“Bagi yang belum ke sana mungkin dikira satu area. Saya sudah dua kali pergi ke sana. Beda wilayah,” tegasnya.
Dia bercerita, datang ke Masjid Al-Aqsa bersama Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya serta Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gua Ipul. Mereka juga dites membaca salah satu ayat suci Al-quran sebelum masuk, sama seperti yang diceritakan oleh Gus Iqdam.
“Saya juga dulu bersama Gus Yahya dites baca Fatihah, Gus Ipul Al Baqarah,” ucapnya.
Pengasuh Pondok Pesantren Annur 1 Bululawang Malang itu menerangkan, memang terdapat tentara Israel yang berjaga di sekitar Masjid Al-Aqsa. Namun, kata dia, mereka hanya bertugas untuk mengontrol situasi di wilayah tersebut.
“Masjid dalam wilayah kontrol penuh tentara Israel jadi tidak ada perlawanan senjata. Hanya kadang kekerasan demo kaum muslimin saja. Itu memang kontrol mereka agar tidak ada masuk pihak yang tidak mereka inginkan atau terduga teroris versi mereka,” tambah dia.
Gus Fahrur berpesan agar masyarakat tak termakan berita bohong. “Saya berharap masyarakat jangan mudah diprovokasi berita hoaks, apa yang diceritakan gus Iqdam memang benar dan tidak berarti dia tidak membela Palestina, saya yakin dia juga anti Israel,” ungkapnya.
Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa memang seringkali tentara Israel melakukan kekerasan kepada pengunjung atau jemaah Masjid Al-Aqsa. Akan tetapi, wilayah konflik perang itu berada di Gaza yang jauh dari wilayah Masjid Al-Aqsa.
“Saya sendiri sudah mengalami hal yang sama, memang sering diberitakan tentara Israel melakukan kekerasan kepada umat Islam peziarah yang sedang di dalam masjid, tapi tidak setiap saat,” ujar dia.
“Lokasi perang jauh di jalur Gaza, bukan di wilayah Masjid Al-Aqsa,” pungkasnya.
Video Gus Iqdam Sebut Kondisi Palestina Aman
Dalam pernyataannya, Gus Iqdam mengatakan bahwa keadaan Palestina itu aman, tidak seperti di media-media. Ia juga mengaku sempat bertemu dengan imam Baitul Maqdis serta syekh yang ada di Palestina.
“Saiki kan isine ning nggone media niku Palestina iku piye, ora aman, piye, piye piye… aman. Wong kulo mulih yo utuh kok. Ten mriko aman, nyaman alhamdulillah ibadah nggih saget. Kulo sowan ten imame Baitul Maqdis nggih kepanggih, sowan ten syekh-syekh nggih kepanggih, alhamdulillah aman mboten enten nopo-nopo. (Sekarang kan isinya di media itu Palestina tidak aman, gimana, gimana, aman. Wong saya pulang ya utuh kok. Di sana aman, nyaman, alhamdulillah ibadah juga bisa. Saya berkunjung di imamnya Baitul Maqdis ya berjumpa, berkunjung ke syekh-syekh juga berjunpa, alhamdulillah aman tidak ada apa-apa),” ujar Gus Iqdam dalam video tersebut.
Gus Iqdam menyampaikan, tentara Israel yang ada di Masjid Al-Aqsa itu hanya melakukan penjagaan untuk memastikan pengunjung masjid tersebut murni orang Islam.
“Lha tapi gus, nalikane arep mlebu ten mriko kok enten tentara-tentara Israel niku pripun?’ Tentara Israel yang berada di depan Baitul Maqdis niki njogo niku mboten arep nembak awak dewe utowo intimidasi wong Islam, mboten. Memastikan orang yang masuk ke Baitul Maqdis ini agar benar-benar wong Islam. (‘Lha tapi gus, ketika hendak masik disana kok ada tentara-tentara Israel itu bagaimana?’ Tentara Israel yang berada di depan Baitul Maqdis itu menjaga, bukan untuk menembak kita atau intimidasi orang Islam, tidak. Memastikan orang yang masuk Baitul Maqdis ini agar benar-benar orang Islam),” terangnya.
Di Masjid Al-Aqsa itu, ia ditemani dengan sahabatnya. Ketika hendak masuk, ia dites oleh tentara Israel untuk membaca ayat suci Al-quran.
“Mulakno ndek wingi ono salah satu cerito, kulo nduwe dulur sahabat dekat saya itu Haji Beki. Rambutnya kan biro, to. Lha wayahe arep mlebu masjid kalih kulo niku enek tentara ngokang bedhil, ning dodo koyok wes rompal, ternyata niku ditangleti ‘awakmu muslim pora?’ ditakoni tibakno muslim. Mbareng jawab muslim, Al Fatihah, Al Ikhlas, An Nas, terus dikongkon moco surat-surat ndilalah Haji Beki setengah Qur’an iku yo apal kok senajan rambute biru. Akhire yo selesai, positif iku Islam tenan, KTP didelok Islam, di tes yo isok yo mlebu. (Maka dari itu kemarin ada salah satu cerita, saya punya saudara sahabat dekat itu Haji Beki. Rambutnya kan biru, to. Ketika mau masuk masjid sama saya itu ada tentara bawa tembak, ternyata itu bertanya ‘kamu muslim apa tidak?’ ditanyai ternyata muslim. Saat jawab muslim, Al Fatihah, Al Ikhlas, An Nas, terus disuruh baca surat-surat ternyata Haji Beki setengah Qur’an itu hafal kok meskipun rambutnya biru. Akhirnya ya selesai, positif itu Islam beneran, KTP dilihat Islam, di tes ya bisa, masuk),” jelasnya.
“Artine nopo? Ten mriko niku aman-aman mawon lilo kados awak dewe kabeh wong muslim PR e aawak dewe kabeh piye niku ngeramekne Baitul Maqdis. (Artinya apa? Di sana itu aman-aman saja seperti kita semua orang muslim PR nya kita itu meramaikan Baitul Maqdis),” ungkapnya.