Sabtu, 16/11/2024 - 23:53 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Ramalan Jayabaya, Indonesia Masuk Zaman Kolosubo Tepatnya Tahun 2025: Jaman Kemakmuran!

BANDA ACEH –  Ramalan Jayabaya sampai saat ini masih menjadi mitos dan dipercaya sebagaian orang karena dianggap bukan sekedar isapan jempol.Itu lantaran tidak sedikit ramalan-ramalan tersebut yang terbukti dan terjadi di masa kini.

Ramalan-ramalan tersebut dituangkan Prabu Jayabaya melalui sejumlah karya-karyanya, termasuk primbon Jawa.

Namun yang paling dikenal publik adalah kitab ramalan Jongko Joyoboyo.

Dalam ramalan Joyoboyo tersebut, termuat banyak sekali gambaran peristiwa yang berkenaan dengan masa depan.

Bukan saja berkaitan dengan bangsa Indonesia di masa depan, melainkan juga masa depan duniia.

Salah satunya adalah ramalan tentang adanya kendaraan yang bisa terbang di udara di masa depan.

Lalu ada juga ramalan Jayabaya tentang ‘Pasar Ilang Kumandhang’.

Banyak yang mengartikan hal ini sebagai momen ketika di pasar sudah tidak ada lagi tawar-menawar.

Dan faktanya, saat ini sudah menjamur keberadaan supermarket dimana pembeli tidak lagi bisa menawar harga.

Sebab pada barang-barang tersebut sudah tertera harga yang harus dibayar.

Ditambah dengan semakin kuatnya pasar e-commerce atau belanja online.

Dimana juga sudah tidak ada lagi proses tawar menawar, ditambah tanpa ada interaksi antara pembeli dan penjual secara langsung.

Ibu Kota Pindah ke IKN

Terbaru, pemerintah telah memutuskan memindahkan ibu kota negara dari DKI Jakarta ke Ibu Kota Nusantara atau IKN.

Peristiwa ini juga dibarengi dengan pro-kontra di tengah masyarakat.

Wacana pemindahan ibu kota negara sejatinya sudah diwacanakan saat kepemimpinan Presiden Soekarno.

Namun wacana tersebut baru terealisasi di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Proses pembangunan IKN pun sudah dilakukan sejak beberapa tahun terakhir.

Bahkan kesiapan IKN ditandai dengan penyelenggaraan upacara HUT Kemerdekaan RI ke-79 di Ibu Kota Nusantara.

Pemerintah juga sudah menyiapkan infrastruktur, sarana dan prasarana penunjang lainnya sebagai kota pemerintahan.

Selain itu, proses pemindahan secara bertahap juga sudah mulai dilakukan dalam waktu dekat ini.

Dimana bangunan dan gedung-gedung pemerintahan serta hunian sudah siap dihuni.

Zaman Kolobendo

Dikutip Pojoksatu.id dari kanal Youtube Esa Produkction, berdasarkan ramalan Jayabaya, ada sejumlah peristiwa penting yang terjadi di Indonesia setelah ibu kota pindah ke IKN.

Disebutkan bahwa sejumlah peristiwa tersebut akan menentukan nasib dan masa depan bangsa serta rakyat Indonesia.

Salah satunya disebutkan bahwa Indonesia masuk zaman Kolobendo.

Sebagaimana menurut Condro Sengkolo, zaman Kolobendo bertepatan dengan tahun 1997.

Demikian bunyi aslinya:

Intenono Nuswantoro bakal ketampan bendu

Yen wis teko pandito ambuka wiwaranging Neroko

Pralambange jago tarung ning njero kurungan

Dalang wayang ngungkurke kelir

Sing nonton podo nangis

Entenono waluyo lan tentreme

Mengko nek wis tumeko Pendowo Mulat Sirnaning Penganten.

Zaman Kolobendo sendiri diartikan sebagai zaman atau era yang carut marut dengan segala macam permasalahan yang kompleks.

Demikian kira-kira artinya:

Tunggulah, nusantara akan mendapatkan bencana

Jika sudah datang tahun 1997

Perlambangnya adalah ayam jantan bertarung di dalam kurungannya

Sang dalang menggelar sandiwara

Yang menonton menangis

Tunggulah jaman kemakmuran dan ketentraman

Nanti jika sudah datang Tahun 2025

Nah, zaman Kolobendo itu sendiri diakhir dengan datangnya zaman Kolosubo, yang menurut Condro Sengkolo adalah tahun 2025.

Zaman Kolosubo

Zaman Kolosubo sendiri dimaknasi sebagai zaman atau era yang bisa memberikan kesejahteraan dan kemakmuran kepada bangsa Indonesia.

Dimana pemimpin nusantara tidak lagi jadi boneka atau wayang yang dikendalikan oleh orang lain di balik layar atau oleh bangsa asing.

Banyak yang mengaitkan hal ini dengan kepindahan ibu kota negara ke IKN yang sudah akan dimulai.

Juga dengan adanya perpindahan tampuk kepemimpinan bangsa yang akan dilakukan pada 20 Oktober 2024 mendatang.

Namun demikian ini hanyalah sebuah ramalan yang multi interpretasi atau penafsiran.

Meski begitu, hal ini juga tidak lepas dari harapan bangsa Indonesia untuk mencapai titik kejayaan, kesejahteraan dan kemakmuran.

1 2

Reaksi & Komentar

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنتُم بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُب بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ ۚ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَن يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ ۚ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئًا ۚ فَإِن كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَن يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ ۚ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِن رِّجَالِكُمْ ۖ فَإِن لَّمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّن تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَن تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَىٰ ۚ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا ۚ وَلَا تَسْأَمُوا أَن تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَىٰ أَجَلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِندَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَىٰ أَلَّا تَرْتَابُوا ۖ إِلَّا أَن تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا ۗ وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ ۚ وَلَا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ ۚ وَإِن تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ البقرة [282] Listen
O you who have believed, when you contract a debt for a specified term, write it down. And let a scribe write [it] between you in justice. Let no scribe refuse to write as Allah has taught him. So let him write and let the one who has the obligation dictate. And let him fear Allah, his Lord, and not leave anything out of it. But if the one who has the obligation is of limited understanding or weak or unable to dictate himself, then let his guardian dictate in justice. And bring to witness two witnesses from among your men. And if there are not two men [available], then a man and two women from those whom you accept as witnesses - so that if one of the women errs, then the other can remind her. And let not the witnesses refuse when they are called upon. And do not be [too] weary to write it, whether it is small or large, for its [specified] term. That is more just in the sight of Allah and stronger as evidence and more likely to prevent doubt between you, except when it is an immediate transaction which you conduct among yourselves. For [then] there is no blame upon you if you do not write it. And take witnesses when you conclude a contract. Let no scribe be harmed or any witness. For if you do so, indeed, it is [grave] disobedience in you. And fear Allah. And Allah teaches you. And Allah is Knowing of all things. Al-Baqarah ( The Cow ) [282] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi