Jumat, 15/11/2024 - 10:48 WIB
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi

TERBARU

NASIONAL
NASIONAL

Ratusan Pengungsi Letusan Gunung Lewotobi Cuma Konsumsi Singkong, Belum Tersentuh Bantuan

BANDA ACEH  – Ratusan pengungsi bencana letusan Gunung Lewotobi Laki-laki belum tersentuh bantuan.

Mereka bertahan hidup dengan mengonsumsi pisang dan singkong.

Diketahui, letusan Gunung Lewotobi, di Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Minggu (3/11/2024) membuat ribuan warga mengungsi di tempat yang aman.

Mereka menetap di tiga posko yang didirikan pemerintah.

Namun, sebagian lainnya memilih mengungsi secara mandiri.

Pengungsi mandiri ini lah yang masih belum tersentuh bantuan apapun, termasuk 116 warga Desa Nawokote, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur.

Selain itu, ada lebih dari 400 pengungsi dari Desa Pululera yang mengungsi di Desa Nileknoheng yang bernasib sama.

 

Selama tiga hari mengungsi, mereka bertahan hidup tanpa bantuan makanan, padahal ada banyak balita, ibu hamil, dan lansia.

Mengutip TribunFlores.com, mereka hanya makan singkong dan pisang.

Maria Angelina Oa Noba (34), salah satu pengungsi berharap mendapat bantuan seperti pengungsi lain.

“Pagi dan siang itu kami hanya makan ubi (singkong) dan pisang rebus. Kadang kami campur dengan kelapa supaya tidak bosan,” ujar Maria Noba.

Ia juga menuturkan, para pengungsi hanya makan nasi pada saat malam hari.

Yoseph Tobi (46) pengungsi lainnya mengaku stok beras sangat menipis.

“Makan nasi hanya malam saja, tapi porsinya kami kurangi,”

“Beras ini kami bawa dari rumah, sekarang tinggal sedikit,” ungkapnya.

Yoseph menuturkan, pengungsi di tempatnya enggan pergi ke posko yang didirikan pemerintah atas pertimbangan kenyamanan.

Lokasi yang mereka tempati saat ini diklaim lebih aman dari pusat erupsi.

“Abu tidak masuk sampai di sini. Daerah sini bersih, cukup jauh dengan Gunung Lewotobi Laki-laki,” katanya.

Sementara itu, Kalak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Flores Timur, Fredy Moat Aeng menuturkan, mobilisasi bahan bantuan sangat terbatas, sehingga belum bisa menjangkau pengungsi mandiri.

Pihaknya pun tengah berkoordinasi dengan Pemerintah Desa Nawakote agar mengambil kebutuhan pengungsi secara langsung di posko-posko terdekat.

“Kalau bisa ada satu yang koordinir untuk bisa ambil di posko atau ke Kantor BPBD. Soalnya di Boru itu tidak ada posko,” ujarnya.

Warga Ceritakan Detik-detik Meletusnya Gunung Lewotobi

Warga desa Boru, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) bernama Antonius Kebang Liwu menceritakan detik-detik ngerinya erupsi Gunung Lewotobi.

Ia menuturkan, saat itu, Senin (4/11/2024) malam, sekira pukul 00.00 Wita, terjadi hujan disertai petir.

Setelah sempat berhenti sejenak, tiba-tiba ada suara gemuruh yang keras.

“Malam tepat jam 12 malam diawali dengan hujan, kilat, guntur, setelah itu berhenti sejenak. Kemudian terjadi bunyi gemuruh seperti kayak bom begitu,” cerita Antonius, dikutip dari TribunFlores.com.

Saat mendengar bunyi tersebut, Antonius bersama keluarganya sudah siap untuk mengungsi.

Sejumlah dokumen keluarga ikut diselamatkan bersama dengan keluarganya.

“Kita selamatkan kartu keluarga, dokumen keluarga itu, bersama anak dan istri, dengan keluarga lain kita berusaha untuk selamatkan diri,” ujar Antonius.

Bau belerang yang menyengat pun tercium dan membuat Antonius menggunakan masker.

Saat keluar dari rumah, ternyata hujan tersebut disertai hujan batu.

Karena panik, ia mengajak keluarganya untuk kembali masuk ke dalam rumah.

Setelah hujan batu selesai, ia dan keluarganya keluar rumah untuk mengecek kondisi sekitar.

Dirasa aman, ia mulai menyelamatkan anak-anaknya terlebih dahulu.

Ia memboncengkan anak-anaknya menggunakan motor ke lokasi yang aman.

Kemudian, ia menghubungi keluarganya yang berada di Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka untuk menjemputnya dan keluarga.

Antonius dan keluarganya yang berjumlah delapan orang kini mengungsi di Desa Hikong.

“Saat mengungsi yang dibawa saya dan keluarga hanyalah dokumen penting dan juga baju,” ungkapnya.

Karena hanya membawa baju dan dokumen, ia dan keluarganya membutuhkan bantuan.

“Kita di sini sangat membutuhkan makanan, tikar, masker, dan obat-obatan,” imbuhnya.  

Antonius menceritakan, rumahnya rusak karena hujan batu.

1 2

Reaksi & Komentar

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنتُم بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوهُ ۚ وَلْيَكْتُب بَّيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ ۚ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَن يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ ۚ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلِ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا يَبْخَسْ مِنْهُ شَيْئًا ۚ فَإِن كَانَ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ سَفِيهًا أَوْ ضَعِيفًا أَوْ لَا يَسْتَطِيعُ أَن يُمِلَّ هُوَ فَلْيُمْلِلْ وَلِيُّهُ بِالْعَدْلِ ۚ وَاسْتَشْهِدُوا شَهِيدَيْنِ مِن رِّجَالِكُمْ ۖ فَإِن لَّمْ يَكُونَا رَجُلَيْنِ فَرَجُلٌ وَامْرَأَتَانِ مِمَّن تَرْضَوْنَ مِنَ الشُّهَدَاءِ أَن تَضِلَّ إِحْدَاهُمَا فَتُذَكِّرَ إِحْدَاهُمَا الْأُخْرَىٰ ۚ وَلَا يَأْبَ الشُّهَدَاءُ إِذَا مَا دُعُوا ۚ وَلَا تَسْأَمُوا أَن تَكْتُبُوهُ صَغِيرًا أَوْ كَبِيرًا إِلَىٰ أَجَلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ أَقْسَطُ عِندَ اللَّهِ وَأَقْوَمُ لِلشَّهَادَةِ وَأَدْنَىٰ أَلَّا تَرْتَابُوا ۖ إِلَّا أَن تَكُونَ تِجَارَةً حَاضِرَةً تُدِيرُونَهَا بَيْنَكُمْ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَلَّا تَكْتُبُوهَا ۗ وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ ۚ وَلَا يُضَارَّ كَاتِبٌ وَلَا شَهِيدٌ ۚ وَإِن تَفْعَلُوا فَإِنَّهُ فُسُوقٌ بِكُمْ ۗ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ وَيُعَلِّمُكُمُ اللَّهُ ۗ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ البقرة [282] Listen
O you who have believed, when you contract a debt for a specified term, write it down. And let a scribe write [it] between you in justice. Let no scribe refuse to write as Allah has taught him. So let him write and let the one who has the obligation dictate. And let him fear Allah, his Lord, and not leave anything out of it. But if the one who has the obligation is of limited understanding or weak or unable to dictate himself, then let his guardian dictate in justice. And bring to witness two witnesses from among your men. And if there are not two men [available], then a man and two women from those whom you accept as witnesses - so that if one of the women errs, then the other can remind her. And let not the witnesses refuse when they are called upon. And do not be [too] weary to write it, whether it is small or large, for its [specified] term. That is more just in the sight of Allah and stronger as evidence and more likely to prevent doubt between you, except when it is an immediate transaction which you conduct among yourselves. For [then] there is no blame upon you if you do not write it. And take witnesses when you conclude a contract. Let no scribe be harmed or any witness. For if you do so, indeed, it is [grave] disobedience in you. And fear Allah. And Allah teaches you. And Allah is Knowing of all things. Al-Baqarah ( The Cow ) [282] Listen

Berita Lainnya

Tampilkan Lainnya Loading...Tidak ditemukan berita/artikel lainnya.
IndonesianArabicEnglishRussianGermanFrenchChinese (Simplified)JapaneseMalayHindi